ARIYA KONSULTAN : KESALAHAN YANG BIASA TERJADI DALAM MENYUSUN SKRIPSI
Bagi mahasiswa mendengar kata revisi sudah tidak asing lagi, hal itu dikarenakan sering kali dijumpai saat membuat karya ilmiah. Pada tahap awal keterlibatan mahasiswa dalam penyusunan skripsi, menjadi hal yang wajar untuk menghadapi beberapa tantangan dan kemungkinan melakukan kesalahan. Maka dari itu dengan artikel ini akan, memberikan bantuan dengan menjelaskan beberapa hal mengenai kesalahan-kesalahan umum yang sebaiknya dihindari.
Meskipun ada bimbingan rutin dengan dosen dan revisi-revisi, bukan berarti skripsi itu bebas seratus persen dari kesalahan ejaan. Sebab biasanya dosen terlalu sibuk untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan ejaan dan hanya mencoret-coret bagian-bagian tertentu yang bersifat substansial saja.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa saat membuat skripsi agar terhindar dari revisi oleh dosen, seperti penempatan penggunaan kalimat imbuhan, tanda baca kalimat hubung, dan masih banyak yang lainnya. Akan tetapi kesalahan-kesalahan ini bukan yang akan kita dibahas lewat artikel ini. Berikut 8 kesalahan umum yang sering dijumpai saat membuat skripsi
1. Menentukan perumusan masalah
Rumusan masalah menjadi komponen terpenting dalam membuat skripsi, karena rumusan masalah adalah jantungnya penelitian. Selain itu, rumusan masalah harus dimatengkan terlebih dahulu.
Kekeliruan umum yang paling banyak dijumpai yaitu rumusan masalah yang tidak sesuai dengan analisisnya.
Banyak analisis yang dilakukan oleh mahasiswa tetapi tidak sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Untuk menghindari kesalahan ini, wajib bagi mahasiswa untuk memperhatikan secara detail, tenang, fokus, dan mengulang apabila rumusan masalah sudah ditentukan.
2. Penyusunan kerangka konsep
Teori hanya ‘dipajang’ saja, tanpa digunakan untuk menganalisa temuan data.
Pernyataan tersebut banyak dilakukan oleh kebanyakan mahasiswa. Pahadal kerangka konsep terdiri dari keterkaitan antara teori–teori atau konsep yang mendukung dalam penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam menyusun sistematis penelitian.
Kerangka konsep juga menjadi pedoman peneliti untuk menjelaskan secara sistematis teori yang digunakan dalam penelitian. Kerangka konsep menjadi kelemahan bagi mahasiswa pada saat membuat skripsi.kerangka Konsep dibuat ketika mahasiswa sedang menentukan teori.
3. Pemilihan Metodologi
Metodologi berisi dengan uraian-iraian yang terkait dengan beberapa komponen lain, seperti pendekatan penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Metodologi memiliki manfaat yang dapat mempertajam dan mempermudah penelitian yang sedang diriset oleh mahasiswa.
Salah satu kesalahan yang umumnya dilakukan mahasiswa ketika sedang menyusun skripsi adalah mempergunakan metode penelitian, desain penelitian, dan yang kurang memadai untuk menjawab permasalahan penelitian ataupun untuk menguji hipotesis. Atau peneliti tidak mengetahui secara khusus metode analisis yang akan dipergunakan.
Kesalahan lainnya berupa ketidakjelasan mendefinisikan satuan analisis yang akan digunakan. Serta tidak menjelaskan prosedur penarikan sampel yang dipergunakan atau tidak menjelaskan kriteria penentuan informan untuk analisis pada level individu.
4. Pengutipan
Kesalahan yang selanjutnya ialah dalam penulisan kutipan, Setiap kutipan harus disertai dengan perujukan. Penulisan sumber rujukan, harus sesuai dan berurutan. Cara mengutip kutipan yang dikutip orang lain berbeda. Caranya adalah dengan menyertakan nama pengarang aslinya dan kemudian diikuti dengan kata ‘dalam’.
Pengutipan menjadi hal penting yang mesti diperhatikan oleh penulis. Kesalahan dalam mengutip bisa berakibat fatal. Ia menambahkan, tuduhan plagiat bisa saja terjadi hanya karena kesalahan mengutip.
Penting bagi mahasiswa untuk memerhatikan kesalahan-kesalahan yang diatas, dan juga masalah-masalah atau pembahasan yang sedang diteliti. Pemahaman terhadap tujuan dan maksud dari penelitian juga harus diperhatikan, karena setiap mahasiswa harus mengenali isi skripsi yang akan dibuat.(**)