Muhammadiyah dan NU Seperti Dua Sayap Garuda, Eko Wiratno Apresiasi Peletakan Batu Pertama Graha Muhammadiyah-NU di Bekasi
Bekasi (Jaringan Arwira Media Group) – Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), diibaratkan seperti dua sayap Garuda yang akan mampu terbang tinggi jika bergerak seiring seirama. Pesan persaudaraan itu kembali terlihat dalam momen bersejarah peletakan batu pertama pembangunan Graha Muhammadiyah–Nahdlatul Ulama di kawasan Grand Wisata, Bekasi, pada Minggu (24/08/2025).
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum PBNU, Dr. K.H. Zulfa Mustofa, bersama tokoh-tokoh dari Muhammadiyah dan NU setempat. Kehadiran dua organisasi Islam besar tersebut menjadi simbol kuatnya ukhuwah Islamiyah, sekaligus kebersamaan dalam membangun peradaban.
Pendiri EWRC Indonesia, Eko Wiratno, menyampaikan apresiasinya atas terwujudnya langkah besar ini.
“Muhammadiyah dan NU seperti dua sayap Garuda. Garuda akan bisa terbang tinggi bila kedua sayapnya mengepak seiring seirama. Peletakan batu pertama Graha Muhammadiyah–NU ini bukan hanya simbol fisik, melainkan simbol kebersamaan, persatuan, dan harapan umat,” ungkap Eko Wiratno kepada Jaringan Arwira Media Group.
Menurutnya, pembangunan Graha Muhammadiyah–NU di Bekasi dapat menjadi wadah sinergi, dialog, serta penguatan peran keummatan dalam bidang sosial, pendidikan, ekonomi, hingga kebudayaan.
Teori Sosial: Persatuan dan Sinergi Organisasi
Fenomena kebersamaan Muhammadiyah dan NU ini dapat dianalisis melalui teori sistem sosial dan teori sinergi organisasi. Menurut teori sistem sosial, setiap elemen dalam masyarakat saling berkaitan dan berinteraksi untuk menciptakan keseimbangan. Dalam konteks ini, Muhammadiyah dan NU sebagai dua institusi besar berperan sebagai sistem subsistem yang saling melengkapi, sehingga apabila keduanya bersinergi, dampaknya akan memperkuat masyarakat secara keseluruhan.
Sementara itu, teori sinergi organisasi menyatakan bahwa kolaborasi antar institusi menghasilkan manfaat lebih besar dibandingkan bila masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Peletakan batu pertama Graha Muhammadiyah–NU menjadi simbol nyata bahwa kolaborasi dua organisasi besar dapat menciptakan nilai tambah sosial, pendidikan, dan ekonomi bagi masyarakat luas.
Dengan hadirnya Graha ini, diharapkan Muhammadiyah dan NU semakin solid berjalan beriringan dalam menghadapi tantangan zaman, sekaligus menjadi teladan nyata bahwa persatuan adalah kekuatan utama bangsa Indonesia.(**)









![“Kenapa Harga Emas Antam Tak Pernah Turun? Sebuah Analisis Ekonomi” Oleh: Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia] “Kenapa Harga Emas Antam Tak Pernah Turun? Sebuah Analisis Ekonomi” Oleh: Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia]](https://yogyakampus.com/wp-content/uploads/ktz/af8d107d-aaa5-4258-927e-521789e52f61-3ner73svzgvwqvgwbr9yx6.jpeg)