[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

Kreatif! Mahasiswa KKN Universitas Boyolali kelompok 03 Sosialisasi Pengolahan Janggel untuk Pakan Ternak di Desa Repaking Wonosamudro

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Boyolali(JARINGAN ARWIRA MEDIA GROUP)- Mahasiswa Universitas Boyolali yang tengah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2025 berhasil menggelar kegiatan sosialisasi bertema “Pengolahan Limbah Janggel Menjadi Pakan Ternak” di Desa Repaking, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada hari rabu(06/08/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam memberikan edukasi dan inovasi bagi masyarakat pedesaan, khususnya di bidang pertanian dan peternakan.

Program KKN Universitas Boyolali tahun ini tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Wonosegoro dan Kecamatan Wonosamudro, dengan total 19 kelompok—10 kelompok di Kecamatan Wonosegoro dan 9 kelompok di Kecamatan Wonosamudro. Kegiatan resmi dimulai sejak 21 Juli 2025 dan masih terus berlangsung dengan berbagai agenda pemberdayaan masyarakat.

Kelompok KKN 03 Desa Repaking, yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Topan Setiawan, S.Sos., M.I.Kom. dan Nur Asih Triatmaja, SE., M.Ak., menggandeng Kelompok Tani Dusun Rekesan,Desa Repaking untuk menyukseskan kegiatan ini. Acara yang berlangsung di balai dusun tersebut dihadiri sekitar 30 peserta yang terdiri atas ketua RT/RW 06 & 07, anggota kelompok tani, serta warga masyarakat, dan didukung penuh oleh 15 mahasiswa KKN.

Kegiatan berlangsung dengan suasana hangat dan penuh antusiasme. Para peserta yang sebagian besar adalah petani dan peternak tampak serius menyimak materi yang dipaparkan. Tidak hanya sekadar teori, mahasiswa juga berusaha memberikan contoh nyata bagaimana limbah janggel dapat diolah menjadi bahan pakan alternatif yang bergizi dan ramah lingkungan.

“Limbah janggel sering kali dianggap tidak bermanfaat dan hanya menjadi sampah. Padahal, dengan pengolahan yang tepat, janggel bisa dijadikan sumber pakan ternak yang ekonomis dan membantu mengurangi biaya produksi peternakan,” ujar Ridwan Nur M, mahasiswa KKN sekaligus seksi acara yang memandu jalannya sosialisasi.

Dalam pemaparannya, mahasiswa menjelaskan proses pengolahan limbah janggel dengan cara digiling menggunakan mesin penggiling hingga berbentuk halus menyerupai serbuk gergaji. Setelah itu, hasil gilingan dapat dicampurkan dengan rumput atau bahan pakan lain, sehingga mampu menjadi tambahan nutrisi bagi ternak.

Proses ini tidak hanya bermanfaat dari sisi ekonomi, tetapi juga mendukung prinsip zero waste di bidang pertanian. Limbah janggel yang biasanya terbuang percuma dapat diubah menjadi produk bernilai guna. Selain itu, pemanfaatan janggel juga berpotensi mengurangi ketergantungan peternak terhadap pakan pabrikan yang harganya terus meningkat.

Ketua Kelompok Tani Dusun Rekesan yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasinya. “Kami senang sekali dengan adanya kegiatan ini. Mahasiswa membawa ilmu baru yang bisa langsung kami terapkan di lapangan. Harapannya setelah ini tidak hanya sosialisasi, tetapi ada praktik langsung sehingga petani bisa semakin mahir,” ungkapnya.

Kegiatan ini menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Repaking untuk lebih mandiri dalam mengelola sumber daya lokal. Menurut mahasiswa KKN 03, keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh partisipasi aktif masyarakat serta ketersediaan peralatan, terutama mesin penggiling janggel.

“Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat bisa berkolaborasi dan menerapkan hasil sosialisasi ini secara berkelanjutan. Kalau hanya berhenti di teori, tentu manfaatnya tidak akan maksimal. Oleh karena itu, ke depan kami mendorong adanya pelatihan lanjutan berupa praktik penggilingan limbah janggel secara langsung,” tambah Ridwan.

Program sosialisasi ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi inovasi-inovasi lain yang relevan dengan kebutuhan masyarakat pedesaan. Mahasiswa Universitas Boyolali berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif melalui kegiatan KKN, tidak hanya di bidang pertanian dan peternakan, tetapi juga di bidang ekonomi kreatif, kesehatan, dan pendidikan.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, Desa Repaking diharapkan dapat menjadi contoh desa yang berhasil memanfaatkan limbah pertanian secara kreatif dan produktif. Jika masyarakat mampu menerapkan secara konsisten, bukan tidak mungkin Repaking bisa dikenal sebagai desa yang mandiri pakan ternak dan berdaya saing di bidang peternakan.(**)

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: 

Leave a Reply