[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

Sekolah Da’i Bekali Muballigh Muda Muhammadiyah dengan Metode Dakwah Efektif di Era Digital

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Yogyakarta(JARINGAN ARWIRA MEDIA GROUP)- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) menggelar kegiatan Sekolah Da’i: Pelatihan Metode Dakwah Efektif bagi Muballigh Muda Muhammadiyah. Kegiatan ini ditujukan untuk membekali kader muballigh muda dengan keterampilan dakwah yang kontekstual, komunikatif, dan mampu memanfaatkan media digital sebagai sarana penyebaran dakwah.

Kegiatan yang dipimpin oleh Mufti Alam Adha, Yazida Ichsan, dan Fadhlurrahman dari UAD ini diikuti oleh 30 kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kampus 6 Wates. Program berlangsung dalam dua semester dengan pola pelatihan intensif, meliputi teori, praktik lapangan, serta pemanfaatan media sosial sebagai medium dakwah. Pada semester gasal 2024/2025, kegiatan berlangsung pada 27 Desember 2024 dengan materi pengenalan program, prinsip-prinsip dakwah berbasis Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, tantangan dakwah di era digital, serta pendekatan dakwah multikultural. Sementara pada semester genap 2024/2025, kegiatan dijadwalkan pada 4 Juli 2025 dengan fokus pada keterampilan komunikasi dakwah, teknik public speaking, komunikasi efektif dengan audiens, serta praktik pembuatan konten dakwah di media sosial.

Menurut tim pelaksana, salah satu permasalahan utama para muballigh muda saat ini adalah minimnya pemahaman metodologi dakwah yang sesuai dengan dinamika masyarakat modern. Sebagian besar masih menggunakan metode konvensional tanpa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan generasi muda.

Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan setelah pelatihan. Jika sebelum kegiatan hanya 20 persen peserta yang memahami dakwah kontekstual dan 13 persen yang pernah menggunakan media sosial secara strategis, maka setelah pelatihan angka tersebut meningkat menjadi 85 persen peserta memahami strategi dakwah kontekstual, 78 persen memiliki keterampilan komunikasi publik, 76 persen mampu merancang konten dakwah digital, dan 81 persen dapat menyusun program dakwah adaptif.

“Melalui program ini, kami ingin mencetak muballigh yang tidak hanya kuat secara teologis, tetapi juga adaptif, komunikatif, dan mampu berdakwah melalui platform digital. Hal ini sejalan dengan semangat Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah,” ungkap Mufti Alam Adha.

Materi pelatihan mencakup prinsip-prinsip dakwah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, pendekatan dakwah multikultural, keterampilan komunikasi publik, teknik public speaking, hingga praktik membuat konten dakwah di media sosial.

Para peserta kini mulai mengimplementasikan dakwah inklusif di berbagai forum, baik tatap muka maupun daring. Beberapa bahkan merintis platform dakwah digital berbasis lokal yang berpotensi berkembang menjadi ekonomi kreatif berbasis syariah.

“Pelatihan ini bukan hanya meningkatkan pemahaman dan keterampilan, tapi juga menumbuhkan kepercayaan diri para kader IMM sebagai agen dakwah yang mampu menjawab kebutuhan umat di era digital,” jelas Yazida Ichsan.

Pelaksanaan Sekolah Da’i ini mendapat dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD melalui skema PkM Tahun 2025. Dengan hasil yang dicapai, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model pelatihan dakwah yang efektif dan relevan dengan tuntutan zaman, sekaligus memperkuat peran Muhammadiyah dalam melahirkan kader-kader da’i muda yang cerdas, komunikatif, dan mampu menjawab tantangan dakwah di era digital.(**)

 

 

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: 

Leave a Reply