[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

UMS Catat Sejarah: Kini Miliki 55 Guru Besar Aktif, Pendiri EWRC Indonesia Ucapkan Selamat!

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

FOTO : Prof. Muhammad Sholahuddin, S.E., M.Si., Ph.D(Tengah)

Sukoharjo (Jaringan Arwira Media Group)- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan capaian bersejarah dengan melantik lima guru besar baru dalam Sidang Terbuka Senat yang berlangsung di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan, Kamis (28/8). Dengan penambahan ini, jumlah profesor aktif di UMS kini mencapai 55 orang.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., menegaskan bahwa jabatan guru besar tidak hanya merepresentasikan prestasi akademik, melainkan juga mengandung tanggung jawab moral dan sosial.

“Ilmu pada puncak tertinggi harus menghadirkan manfaat terbesar. Guru besar sejatinya hadir untuk membawa ilmu yang mencerahkan, membebaskan, sekaligus memberdayakan umat manusia,” ungkap Haedar.

Ia menekankan bahwa gelar akademik harus menjadi pendorong lahirnya generasi yang beriman, berilmu, serta berakhlak mulia. “Profesor bukan hanya simbol kehormatan, tetapi amanah untuk melahirkan generasi bangsa yang mampu membawa perubahan menuju peradaban yang lebih baik,” tambahnya.

Wakil Rektor I UMS, Prof. Ihwan Susila, S.E., M.Si., Ph.D., turut mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. Menurutnya, keberhasilan tersebut merupakan kebanggaan bukan hanya bagi UMS, melainkan juga bagi Jawa Tengah dan Indonesia.

“Pagi ini kita dikaruniai lima profesor baru dari bidang ekonomi, teknik, kesehatan, hingga pendidikan. Kehadiran mereka menjadi energi baru bagi UMS dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” ucap Ihwan. Ia juga memberikan apresiasi kepada keluarga para profesor yang selalu mendukung perjalanan panjang mereka.

Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd., menekankan bahwa pengukuhan guru besar bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan langkah awal untuk semakin menancapkan bendera keilmuan sesuai bidang kepakaran masing-masing.

“Momentum ini harus mendorong penelitian yang lebih fokus sesuai keahlian para profesor. Saat ini UMS memiliki 55 guru besar aktif, dan ke depan diharapkan semakin banyak doktor yang siap menuju jenjang profesor,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya percepatan pengajuan jabatan akademik sebelum aturan baru yang lebih ketat diberlakukan pada 2026. Dengan capaian ini, UMS semakin meneguhkan perannya sebagai pusat keunggulan akademik dan pengembangan ilmu pengetahuan demi kemajuan bangsa.

Adapun lima Guru Besar yang dikukuhkan adalah:
1. Prof. Muhammad Mujiburohman, S.T., M.T., Ph.D – Guru Besar bidang Teknologi Separasi.
2. ⁠Prof. Muhammad Sholahuddin, S.E., M.Si., Ph.D – Guru Besar bidang Akuntansi dan Analisis Bisnis.
3. ⁠Prof. Dr. Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes – Guru Besar bidang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
4. ⁠Prof. Dr. Minsih, S.Ag, M.Pd – Guru Besar bidang Pendidikan Inklusi.
5. ⁠Prof. Ir. Herry Purnama, M.T., Ph.D – Guru Besar bidang Teknologi Bersih dan Pengolahan Limbah.

Ucapan Selamat dari Yogyakarta

Dari Yogyakarta, pendiri EWRC Indonesia, Eko Wiratno, turut menyampaikan rasa bangga dan apresiasi mendalam atas pengukuhan lima guru besar baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

“Pengukuhan ini bukan hanya kebanggaan bagi UMS, tetapi juga bagi dunia akademik Indonesia. Semoga UMS semakin maju, kokoh dalam kiprah ilmiah, dan terus melahirkan karya-karya besar bagi bangsa,” ungkapnya.

Secara khusus, Eko Wiratno memberikan ucapan selamat kepada, Prof. Muhammad Sholahuddin, S.E., M.Si., Ph.D., yang resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Akuntansi dan Analisis Bisnis.

“Selamat dan sukses untuk Prof. Sholahuddin. Semoga amanah keilmuan ini membawa manfaat luas, menjadi suluh pencerahan, serta memberi kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat,” imbuhnya.(**)

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: 

Leave a Reply