Analis EWRC Indonesia Eko Wiratno: Emas 1 Kg Kini Hasilkan Rp 641 Juta per Tahun, Rekor Baru Antam 2025
KLATEN(JARINGAN ARWIRA MEDIA GROUP)- Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencatatkan rekor baru pada Kamis (9/10/2025). Emas bersertifikat Logam Mulia itu kini dibanderol Rp 2.303.000 per gram, naik Rp 7.000 dibanding harga sebelumnya Rp 2.296.000 per gram.
Kenaikan ini mengukuhkan kinerja emas Antam yang spektakuler sepanjang tahun 2025. Dalam periode setahun terakhir, emas Antam telah naik 45,04 persen, melampaui rekor pertumbuhan tahunan sepanjang sejarah perdagangan emas di Indonesia.
Di sisi lain, harga buyback (harga pembelian kembali oleh Logam Mulia) juga ikut melonjak sebesar Rp 7.000 per gram, dari Rp 2.144.000 menjadi Rp 2.151.000 per gram.
Dengan demikian, selisih antara harga jual dan harga beli kembali hari ini adalah Rp 152.000 per gram.
Sebagaimana diketahui, Antam menetapkan dua jenis harga untuk emas batangan produksinya: harga jual (emas) dan harga beli kembali (buyback).
Harga jual berlaku ketika masyarakat membeli emas di gerai resmi Logam Mulia, sedangkan harga buyback berlaku saat masyarakat menjual kembali emas mereka ke pihak Antam.
Perbedaan antara keduanya menjadi acuan utama bagi investor yang serius mengelola portofolio emas jangka panjang.
Menurut analis ekonomi dari EWRC Indonesia, Eko Wiratno, investor perlu memahami mekanisme ini agar dapat memaksimalkan potensi keuntungan.
“Kunci investasi emas bukan hanya kapan membeli, tapi juga kapan melepas. Selisih harga jual dan buyback penting diperhitungkan, terutama jika emas disimpan lebih dari enam bulan,” ujar Eko Wiratno di Klaten, Kamis (9/10/2025).
Eko memaparkan, dengan kenaikan harga saat ini, pemilik emas 1 kilogram (1.000 gram) mencatat potensi keuntungan tahunan Rp 641.189.440, atau setara Rp 53,43 juta per bulan.
Jika dirata-rata harian, nilainya mencapai Rp 1,75 juta per hari — angka yang fantastis untuk instrumen investasi berisiko rendah.
“Bagi investor konservatif, emas saat ini menjadi aset paling stabil di tengah fluktuasi saham dan pelemahan rupiah,” tambah Eko.
Kalkulasi Potensi Untung dan Rugi
Berikut perbandingan potensi keuntungan bagi investor yang membeli emas Antam pada berbagai periode:
| Tanggal Pembelian | Harga/Gram (Rp) | Potensi (%) | Status |
|---|---|---|---|
| 02 Okt 2025 | 2.235.000 | -3,76% | Rugi |
| 09 Sep 2025 | 2.086.000 | +3,12% | Untung |
| 09 Jul 2025 | 1.894.000 | +13,57% | Untung |
| 09 Apr 2025 | 1.812.000 | +18,71% | Untung |
| 09 Jan 2025 | 1.546.000 | +39,13% | Untung |
| 09 Okt 2024 | 1.483.000 | +45,04% | Untung |
| 09 Jul 2024 | 1.389.000 | +54,86% | Untung |
| 09 Apr 2024 | 1.306.000 | +64,70% | Untung |
| 09 Jan 2024 | 1.121.000 | +91,88% | Untung |
Dengan performa tersebut, emas Antam telah membuktikan diri sebagai instrumen lindung nilai (safe haven) yang tak hanya melindungi aset dari inflasi, tapi juga memberi imbal hasil lebih tinggi dari rata-rata deposito maupun reksa dana pendapatan tetap.
Emas Dunia Tembus Rekor USD 4.050 per Ons
Kenaikan harga emas Antam tidak terlepas dari lonjakan harga emas global.
Pada perdagangan Rabu (8/10/2025) waktu New York, harga emas dunia menembus rekor USD 4.050 per ons troi, tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat, kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang semakin dovish, dan pelemahan dolar AS.
Kemandekan politik di Kongres AS memperpanjang penutupan pemerintahan (government shutdown) hingga minggu kedua, menimbulkan kekhawatiran pemutusan kerja besar-besaran bagi pegawai publik.
Selain itu, penundaan publikasi data ekonomi resmi AS membuat pasar semakin mengandalkan data dari lembaga swasta — yang sebagian besar menunjukkan sinyal negatif.
Data ADP Employment Report misalnya, menunjukkan kontraksi tenaga kerja, sementara ISM PMI juga melaporkan penurunan signifikan di sektor jasa.
Notulen rapat terakhir Federal Open Market Committee (FOMC) mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan melanjutkan penurunan suku bunga karena pasar tenaga kerja yang rapuh.
Kebijakan ini memicu pelarian investor dari aset dolar menuju logam mulia seperti emas.
“Investor global mulai menurunkan eksposur terhadap dolar AS. Emas kembali jadi pelabuhan aman di tengah badai geopolitik dan ketidakpastian ekonomi,” kata Eko Wiratno menegaskan.
Kenaikan harga emas dunia juga ditopang oleh langkah China yang mulai menawarkan layanan kustodian emas bagi investor asing.
Langkah ini diyakini sebagai upaya Beijing memanfaatkan meningkatnya permintaan global terhadap logam mulia, sekaligus memperkuat posisi yuan dalam perdagangan internasional.
Langkah tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap emas fisik tidak hanya tinggi di pasar ritel, tetapi juga di level institusi dan bank sentral.
Arah Investasi Emas ke Depan
Dengan kondisi ekonomi global yang belum stabil, emas diprediksi masih akan melanjutkan tren bullish hingga akhir 2025.
Meski potensi koreksi tetap ada, analis menilai harga emas Antam berpeluang menembus Rp 2,400.000 per gram dalam dua bulan ke depan jika harga dunia bertahan di atas USD 4.000 per ons.
Eko Wiratno menilai, bagi investor ritel, momen ini perlu disikapi bijak.
“Kalau punya rencana investasi jangka panjang, emas masih menarik. Tapi kalau hanya ingin cuan cepat, perlu hati-hati — volatilitas bisa meningkat,” pungkasnya.
Dengan kenaikan tahunan mencapai 45,04 persen, emas Antam bukan hanya menjadi aset lindung nilai, tapi juga salah satu instrumen investasi paling menguntungkan tahun ini.
Didukung oleh rekor harga emas dunia dan kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, emas kembali menegaskan statusnya sebagai raja aset safe haven — baik di pasar global maupun di Indonesia.(**)








