[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

Meriah dan Penuh Hikmah, Mushola Al Ikhlas Griya Bumi Boyolali Gelar Pengajian Maulid Nabi SAW 1447 H

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Boyolali(Jaringan Arwira Media Group)- Suasana religius dan penuh keberkahan menyelimuti kawasan Griya Bumi Boyolali, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, pada Ahad malam, 5 Oktober 2025. Ratusan jamaah tampak memadati Mushola Al Ikhlas untuk menghadiri pengajian akbar dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah.

Acara yang digelar dengan sederhana namun penuh makna ini berlangsung khidmat sejak pukul 19.25 WIB. Lantunan shalawat menggema dari grup hadroh yang tampil membuka acara, diiringi tabuhan rebana dan irama syahdu yang menggugah hati jamaah. Kegiatan ini menjadi momentum spiritual sekaligus perekat silaturahmi antarwarga perumahan.

Puncak acara diisi tausiyah oleh Ustadz H. Muhammad Muslih, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Nogosari, Boyolali. Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan pesan mendalam tentang makna meneladani akhlak Rasulullah SAW di tengah tantangan zaman modern.

“Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar mengenang kelahiran beliau, tapi momentum untuk meneladani akhlak, kesabaran, dan ketulusan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ustadz Muslih dalam ceramahnya di hadapan jamaah.

Ia menambahkan, di tengah derasnya arus teknologi dan perubahan sosial, umat Islam harus mampu menjaga keseimbangan antara kemajuan dunia dan kekuatan iman. “Kita tidak dilarang maju dalam teknologi, tapi nilai moral dan spiritual harus menjadi pondasi. Rasulullah telah mencontohkan bahwa kecerdasan harus berjalan seiring dengan akhlakul karimah,” lanjutnya.

Dengan gaya ceramah yang tenang namun menyentuh, Ustadz Muslih mengajak jamaah untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menjadikan masjid serta mushola sebagai pusat pembinaan umat. Menurutnya, pengajian semacam ini bukan hanya seremonial, tetapi juga wujud nyata cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebelum tausiyah utama, Takmir Mushola Al Ikhlas, Ustadz Luthfi, memberikan sambutan hangat sekaligus ucapan terima kasih kepada seluruh jamaah dan panitia yang telah berpartisipasi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kebersamaan dan keikhlasan dalam memakmurkan mushola.

“Kita hadir malam ini bukan sekadar untuk mendengar ceramah, tetapi untuk memperkuat rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW. Semoga kegiatan ini menjadi amal jariyah bagi semua pihak yang terlibat,” tutur Ustadz Luthfi.

Hadroh dari Banyudono Meriahkan Acara

Kemeriahan malam Maulid Nabi semakin terasa dengan hadirnya grup hadroh Ar-Rohman dari Kecamatan Banyudono, Boyolali. Penampilan mereka berhasil memukau jamaah dengan lantunan shalawat yang menggugah hati.

Grup ini menampilkan beberapa lagu religi populer, yang membuat para jamaah larut dalam suasana cinta kepada Rasulullah. Beberapa hadirin bahkan ikut bershalawat bersama, menciptakan suasana haru dan kebersamaan.

Penampilan hadroh dimulai sejak pukul 19.25 WIB, sebelum tausiyah utama dimulai. Suara rebana berpadu dengan lantunan vokal yang harmonis menjadikan malam pengajian semakin semarak namun tetap dalam suasana religius.

“Kami merasa senang bisa ikut berpartisipasi dalam acara ini. Semoga shalawat yang kami lantunkan menjadi wasilah turunnya rahmat bagi seluruh jamaah,” ujar salah satu personel hadroh Ar-Rohman seusai tampil.

Ratusan jamaah dari berbagai RT di lingkungan Griya Bumi Boyolali tampak hadir sejak awal acara, Para jamaah duduk rapi di area mushola.

Kegiatan ini juga diisi dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Dalam doa penutup, para jamaah memohon agar Allah SWT memberikan keberkahan dan kekuatan iman dalam menjalani kehidupan di tengah berbagai ujian zaman.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mushola Al Ikhlas menjadi pengingat penting bagi umat Islam, bahwa kemajuan zaman tidak boleh membuat manusia kehilangan arah moral dan spiritual.

Dalam konteks kehidupan sosial yang semakin kompleks, nilai-nilai yang dicontohkan Rasulullah — seperti kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab — menjadi sangat relevan untuk dijadikan pedoman.

“Kita hidup di era digital, tapi jangan sampai kehilangan cahaya spiritual. Rasulullah adalah contoh terbaik bagi setiap aspek kehidupan — baik sebagai pemimpin, suami, sahabat, maupun pendidik,” ujar Ustadz Muslih menutup tausiyahnya.

Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa bersama, Jamaah pulang dengan wajah penuh kebahagiaan, membawa hikmah dari malam penuh berkah itu.(**)

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: 

Leave a Reply