[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

Pendiri EWRC Indonesia Eko Wiratno Ucapkan Selamat Hari Pramuka 14 Agustus 2025, Berikut Sejarahnya

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Klaten(Jaringan Arwira Media Group)– Pendiri EWRC Indonesia, Eko Wiratno, turut menyampaikan ucapan selamat Hari Pramuka yang diperingati pada hari ini Kamis, 14 Agustus 2025. Melalui keterangannya, Eko mengajak seluruh anggota Pramuka di Indonesia untuk terus menghidupkan semangat kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, tangguh, dan peduli terhadap lingkungan.

“Selamat Hari Pramuka tahun 2025. Mari kita jadikan momentum ini untuk menguatkan kembali nilai-nilai disiplin, gotong royong, dan cinta tanah air di kalangan generasi muda. Pramuka bukan hanya soal kegiatan di lapangan, tetapi juga membangun mental dan moral untuk masa depan bangsa,” ujar Eko Wiratno.

Menurutnya, Gerakan Pramuka memiliki peran penting dalam membina mental generasi muda agar siap menghadapi tantangan zaman, termasuk perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat. Ia menambahkan bahwa semangat yang terkandung dalam Dwi Satya, Dwi Darma, Tri Satya, dan Dasa Dharma Pramuka adalah nilai-nilai yang akan selalu relevan.

Sejarah Hari Pramuka di Indonesia

Hari Pramuka di Indonesia diperingati setiap tahun untuk mengenang lahirnya Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan nonformal yang bertujuan membentuk watak dan kepribadian generasi muda.

Cikal bakal gerakan ini di Indonesia dimulai jauh sebelum kemerdekaan. Pada awal abad ke-20, di berbagai daerah muncul organisasi kepanduan seperti Javaansche Padvinder Organisatie (JPO), Nationale Padvinderij, dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini terinspirasi dari gerakan kepanduan dunia yang didirikan oleh Lord Baden Powell di Inggris pada tahun 1907.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, organisasi kepanduan terus berkembang dengan nama dan bentuk yang beragam. Namun, pada masa itu, belum ada satu organisasi tunggal yang menyatukan gerakan kepanduan secara nasional.

Pemerintah Indonesia kemudian memandang perlunya penyatuan organisasi kepanduan agar pembinaan generasi muda dapat lebih terarah. Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno menyatakan pembubaran seluruh organisasi kepanduan di Indonesia dan menggantinya dengan satu organisasi tunggal bernama Gerakan Pramuka.

Tiga bulan kemudian, tepatnya pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka resmi diperkenalkan kepada masyarakat luas di Jakarta. Sejak saat itu, 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka Nasional. Namun, dalam beberapa wilayah, peringatan Hari Pramuka juga sering dilaksanakan di bulan September untuk disesuaikan dengan kalender kegiatan daerah atau momen tertentu.

Gerakan Pramuka memiliki lambang Tunas Kelapa yang diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro. Lambang ini memiliki makna mendalam: tunas kelapa melambangkan jiwa muda yang kuat, tangguh, dan bermanfaat seperti pohon kelapa yang seluruh bagiannya berguna bagi kehidupan.

Selain itu, Pramuka memiliki kode kehormatan yang terdiri dari Dwi Satya dan Dwi Darma untuk Siaga, serta Tri Satya dan Dasa Dharma untuk golongan Penggalang dan Penegak. Kode kehormatan ini menjadi pedoman moral dan sikap hidup bagi seluruh anggota Pramuka di Indonesia.

Makna Hari Pramuka Bagi Generasi Muda

Bagi Eko Wiratno, Hari Pramuka bukan hanya sekadar seremonial tahunan, tetapi momentum untuk mengingatkan kembali pentingnya pembentukan karakter sejak usia dini. “Pramuka mengajarkan kita untuk mandiri, berani, bertanggung jawab, dan selalu siap menolong. Nilai-nilai ini sangat penting di tengah era modern yang serba instan,” ungkapnya.

Ia juga berharap Gerakan Pramuka dapat terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar pendiriannya. Menurut Eko, kegiatan kepramukaan harus mampu menggabungkan keterampilan tradisional dengan wawasan teknologi agar tetap relevan bagi generasi masa kini.

“Pramuka harus hadir di tengah masyarakat dengan aksi nyata, mulai dari gerakan cinta lingkungan, kesiapsiagaan bencana, hingga literasi digital. Dengan begitu, Pramuka akan selalu menjadi kebanggaan bangsa,” tambahnya.

Peringatan Hari Pramuka 14 Agustus 2025 ini diharapkan menjadi pengingat bahwa membentuk generasi yang unggul tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi melalui proses pembinaan yang berkesinambungan. Gerakan Pramuka telah terbukti menjadi salah satu wadah terbaik untuk tujuan tersebut.

Dengan semangat Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan, Eko Wiratno mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus mendukung keberlangsungan Gerakan Pramuka demi Indonesia yang lebih baik.(**)

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: 

Leave a Reply