[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

UPDAR

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH  DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS RABBANI KARANGANOM

 

 

 Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Seminar Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Diajukan oleh:

ADI WIYANA

NIM : 2208046070

 

 

 

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2024

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

A.      Latar Belakang Masalah

Dalam konteks organisasi pendidikan, peran kepemimpinan sangat krusial. Seorang pemimpin yang visioner dan efektif diperlukan untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin, menjadi motor penggerak utama dalam pengembangan organisasi menuju pencapaian tujuan yang ditetapkan. Tanpa kepala sekolah yang memiliki semangat perubahan dan mendukung pengembangan lembaga pendidikan, tujuan sekolah tidak akan dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin dan struktur organisasi di bawahnya harus berkolaborasi dan bergerak secara sinergis untuk mewujudkan tujuan sekolah.

Kepemimpinan  kepala sekolah juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan semangat kerja dan dedikasi, hal ini menjadi representasi sejauh mana kinerja guru serta karyawan dalam menjalankan amanah yaitu tugas pokok dan fungsinya (Zuhair & Karwanto, 2021). Kepala sekolah harus bertindak  sebagai pemimpin, tidak sebagai bos. Oleh karena itu, mereka harus menghindari membangun pola hubungan dengan guru dan staf yang hanya berdasarkan kekuatan semata dan lebih mengutamakan kerjasama fungsional. Kepala sekolah harus menekankan kerja sama antar jabatan, mencegah suasana kerja yang menakutkan dan membosankan, dan selalu meningkatkan kepercayaan staf.

Gaya kepemimpinan yang mencerminkan karakteristik ini adalah kepemimpinan transformasional. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan transformasional agar organisasi sekolah yang dipimpinnya dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dengan cepat, di mana gaya kepemimpinan ini selalu menekankan pada kerjasama atau keterlibatan guru dan staf dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi sekolah (Bustari, 2021).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada Bab IV pasal 19, adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Peraturan ini menyatakan bahwa proses pembelajaran di satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Peraturan ini juga memungkinkan peserta didik untuk bereksperimen, kreatif, dan mandiri sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis mereka. Pendidik juga harus memberikan contoh dalam proses pembelajaran ini. Setiap unit pendidikan harus bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan mengawasi proses pembelajaran secara efektif dan efisien (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005).

Kepemimpinan transformasional merupakan penggabungan  dari konsep kepemimpinan dan transformasional. Kepemimpinan mencakup kegiatan  seseorang dalam mengarahkan, membimbing, mempengaruhi, atau mengendalikan pikiran, perasaan, atau perilaku orang lain. Dalam konteks kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, seorang pemimpin harus mampu mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda, seperti mentransformasikan visi menjadi kenyataan, atau mengubah potensi menjadi realitas. Menurut Robbins(2021) kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi kelompok menuju pencapaian visi yang telah ditetapkan. Sementara itu, transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda dari sebelumnya. Robbins (2021) juga mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional dapat membantu para pengikut menyadari dan mengatasi masalah mereka dengan melihat masalah-masalah lama dengan cara baru, serta mendorong untuk mencapai tujuan kelompok (Robbins dan Judge, 2023).

Pemimpin transformasional berhasil membangun komitmen dari pengikut mereka sedemikian rupa sehingga mencapai tingkat yang lebih tinggi menjadi suatu tuntutan moral. Kemampuan yang kuat  kepemimpinan transformasional sangat penting untuk transisi yang berhasil ke sistem sekolah yang mandiri. Model transformasional adalah model yang komprehensif  karena memberikan pendekatan yang berorientasi pada nilai-nilai terhadap kepemimpinan sekolah, yang berfokus pada proses di mana pemimpin berusaha mempengaruhi hasil sekolah, bukan pada karakteristik atau arah dari hasil tersebut(Bush, 2007).

Dalam praktiknya, menjadi kepala sekolah adalah contoh pemimpin transformasional yang membutuhkan kepercayaan dan rasa hormat dari stafnya. Mereka juga harus dimotivasi untuk memahami betapa pentingnya hasil kerja mereka. Namun, realitanya masih belum banyak sekolah yang menerapkan kepemimpinan transformasional, sehingga perlu adanya gerakan masif untuk menumbuhkan dan menginspirasi sekolah memahami konsep dan model kepemimpinan transformasional yang baik.

Selain faktor pemimpin, kinerja guru juga dapat memengaruhi pendidikan, khususnya dalam hal pembelajaran. Kinerja guru yang profesional mampu menjadi penentu keberhasilan suatu proses pendidikan, karena dalam proses pembelajaran guru berinteraksi langsung dengan peserta didik. Kualitas kepribadian siswa terbentuk melalui peran guru sejak permulaan perkembangan peserta didik hingga mencapai titik maksimal potensi yang dimiliki.

Oleh karena itu, guru yang kompeten, berdedikasi, terampil, dan bertanggung jawab diperlukan. Sistem pendidikan saat ini tidak akan berhasil tanpa guru yang berkualitas. Profesionalisme guru dapat menjadi faktor penentu keberhasilan pendidikan karena guru memiliki interaksi langsung dengan siswa selama proses belajar mengajar. Pembentukan kualitas kepribadian peserta didik dipengaruhi oleh peran guru sejak awal perkembangan hingga mencapai puncak potensinya. Oleh karena itu perlu hadirnya guru yang berdedikasi tinggi, kompeten, terampil dan bertanggung jawab. Tanpa adanya guru yang memiliki kualifikasi dan kinerja yang baik, sistem pendidikan dan kurikulum yang dirancang kurang ekeftif dan efisien. (Sari F.E, 2021)

Hasil kinerja sekolah yang baik tentunya merupakan hasil dari dukungan semua pihak, tetapi yang terpenting adalah bagi kepala sekolah dan guru.(Kurniawan & Hasanah, 2021. Menurut Moh.Uzer Usman (2011), kemampuan guru untuk mengajar, mengajar, dan melatih siswa selama proses pembelajaran adalah cara terbaik untuk mengukur kinerja guru.. Tingkat kinerja ini memiliki dampak pada kualitas peserta didik yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna lulusan..(Sari F, 2021)

Selain faktor kepemimpinan, faktor kinerja guru memiliki potensi besar dalam mempengaruhi sektor pendidikan. Guru diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan di lingkungan sekolah, terutama dalam konteks pembelajaran, mengingat kinerja guru yang profesional memiliki peran krusial dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam proses pembelajaran di kelas, guru berinteraksi langsung dengan peserta didik.

SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom yang ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah adalah sekolah swasta yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karanganom, Kabupaten Klaten. Sebagai pemilik adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berdiri pada tahun 2008 dengan kepala sekolah pertama bernama Heri Susanto,S.Pd. Dari hasil wawancara pra penelitian pada tanggal 17 Desember 2023,  diperoleh data bahwa sebelum menjadi kepala sekolah, Ibu Rintik Sunariati, S.Pd  mulai bertugas tahun 2011 pada bulan Juli sebagai guru tidak tetap. Dengan berjalannya waktu pada tahun 2013 bulan Juli diangkat menjadi guru tetap yayasan. Sebelum menjadi kepala sekolah ,diberi tugas sebagai guru kelas dan mata pelajaran bahasa indonesia. Pada saat menjadi guru kelas dan mata pelajaran bahasa indonesia dibawah kepemimpinan kepala Sekolah bernama Drs. Sudibyo Hardiyono periode 2013 -2017 diamanahi guru kelas dan wakil kepala bidang Kurikulum. Tidak lazim di SD negeri ada wakil kepala, namun di SD Muhammadiyah Program khusus Rabbani sudah menerapkan sejak tahun berdiri 2008 meskipun baru 1 kelas. Struktur organisasi ini diteruskan oleh kepala sekolah selanjutnya, bahkan saat ini menjadi lebih banyak. Adanya periodesasi kepala sekolah, Ibu Rintik Sunariati,S.Pd di calonkan kepala sekolah dengan 2 calon yang lainnya. Pada akhirnya ia terpilih menjadi kepala sekolah pada periode tahun 2017 – 2021. Pada periode ini menurut penyataan kepala sekolah banyak tantangan dan hambatan, karena belum pernah menjadi kepala sekolah. Dengan keuletan, kegigihan dan kemauan keras bersama para guru dan karyawan sekolah berkembang cukup pesat berkembang ditandai dengan jumlah murid yang semakin bertambah, sarana dan prasarana, dan diiringi bertambahnya guru dan karyawan. Hasil penilaian kinerja kepala sekoah yang dilaksanakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karanganom dengan hasil baik, sebagai contoh yang dapat diukur bertambahnya jumlah siswa mulai dari tahun 2017 berjumlah 206 siswa dan pada saat ini tahun pelajara 2023/2024 berjumlah 371. Jika dirata-rata pertahun naik 12 % tahun. Pada saat periodesasi habis Kepala Sekolah diajukan lagi untuk menjabat periode yang ke dua tahun 2022 – 2025. Terkait dengan data guru dan karyawan di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom Klaten tahun 2023 berjumlah 34 guru (tenaga pendidik)  dan 7 karyawan. Guru yang berkualifikasi pendidikan S2 ada 2 orang ,D3 ada 2 orang,  S1 ada 26 orang, SMA ada 4 orang, dengan jumlah murid 371 anak. Guru memiliki kesempatan dan dukungan untuk melanjutkan pendidikan S2 bagi yang masih S1 dan S1 yang masih berpendidikan SMA/ sederajat  dari Kepala Sekolah. Para guru di SD Muhammadiyah PK  Rabbani terlihat semangat dalam pembelajaran dan melaksanakan tugasnya. Kepala Sekolah   membuat program strategis  sebagai cara untuk mengingkatkan kinerja guru.  Kepala sekolah yang baik, inovatif, dan visioner harus melakukan peningkatan ini dengan membina, mengarahkan, dan memberi teladan kepada guru. Pemimpin yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan. Perubahan tersebut dapat diupayakan oleh kepala sekolah dengan kepemimpinan transformasional. Dalam rangka menjadi  maju di masa depan, sekolah membutuhkan kepemimpinan yang kuat, berpengetahuan luas, dan memiliki keterampilan yang baik. Kepemimpinan transformasional mampu mengubah sumber daya manusia dan potensi organisasi menjadi dorongan untuk meningkatkan kinerja. Hal yang menarik dari kepemimpinan kepala sekolah  SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom yaitu  adanya indikator bahwa kepala sekolah dapat menggerakkan, mengispirasi, memberikan bimbingan, mentor, ketauladanan dan memotivasi para guru dalam melaksanakan tugasnya.  Diantara  program kepala sekolah yang menarik adalah membentuk “super tim work” dan  program reward bintang prestasi.  Guru terlihat lebih semangat dengan adanya program tersebut. Bintang prestasi ini di dapat dari beberapa tugas pokok guru dan karyawan yang menjadi kewajibannya, diantaranya adalah tim bagaimana “super tim work” ini berjalan, kedisiplinan kedatangan, pembuatan perangkat pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran,pemanfaatan digitalisasi pembelajaran, target hafalan Al Quran juz 29 dan 30, pembimbingan lomba siswa dan mendapat juara tingkat kecamatan, kabupaten sampai tingkat nasional. Sebagai contoh dalam kedisiplinan kedatangan, ada kenaikan  cukup bagus yaitu pada pada tahun 2022 kedatangan guru dan karyawan 90 % yang datang tidak terlambat, dimana tahun sebelumnya 2021 guru dan karyawan yang terlambat mencapai 30 %.  Pengelolaan sekolah secara otonomi terutama pembiayaan sekolah yang diperoleh dari orang tua peserta didik.

Hal yang menarik lagi, kepala sekolah memberikan ketauladanan atau contoh dan pembimbingan serta monitoring secara rutin setiap pekan dengan adanya rapat pekanan dengan guru dan karyawan yang harinya berbeda. Selanjutnya kepala sekolah juga melaksanakan pertemuan rutin secara general di hari jum’at bersama guru dan karyawan. Kepala sekolah memberikan dorongan dan kesempatan kepada guru mengikuti  kegiatan atau even lomba di tingkat kecamatan dan kabupaten, beberapa guru dapat meraih beberapa prestasi. Pada even pemilihan kepala sekolah berprestasi tingkat Kabupaten Klaten,  kepala sekolah mendapat penghargaan juara 2 tahun 2022, dan pada tahun 2023 meraih juara 1. Pemilik sekolah ini adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karanganom, penyelenggara pendidikan adalah Mejelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karanganom.  Hal ini menjadi perhatian dan ketertarikan  bagi peneliti untuk mendiskripsikan dan menganalisis Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom, Klaten.

B.      Identifikasi Masalah

Semua kepala sekolah pasti menginginkan kinerja gurunya baik dan profesional, namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang belum baik kinerjanya yaitu adanya permasalahan : 

  1. Sikap rasa memiliki dan semangat kerja guru masih kurang sehingga perlu kepemimpinan yang tepat, untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap lembaga yang berdampak pada produktivitas kinerja guru.
  2. Karisma, figur dan ketauladanan kepala sekolah yang terdahulu belum bisa memberikan efek maksimal terhadap kinerja guru.
  3. Pendekatan personal dan penghargaan kepada guru oleh kepala sekolah terdahulu belum maksimal dalam meningkatkan kinerja guru.
  4. Upaya peningkatan kinerja guru kepala sekolah terdahulu dalam mementor dan pembimbingan kepada guru masih belum maksimal, sehingga belum dapat meningkatkan kinerja guru.
  5. Kepala sekolah terdahulu dalam mengembangkan, menghargai, dan memberi penghargaan kepada guru belum maksimal, sehingga produktifitas kinerja guru masih rendah.
  6. Kepala sekolah terdahulu dalam memotivasi dan menginspirasi guru kurang maksimal, sehingga kinerja guru kurang baik.

C.      Fokus Penelitian

Setelah mengetahui dan mengidentifikasi masalah di atas, maka penelitian ini berfokus pada kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom. Hal yang menjadi perhatian dan  penelitian ada 4 komponen kepemimpinan transformasional yaitu: Idealis Influence (II) menjadi tauladan(contoh), Inspirational Motivation(IM) kemampuan memotivasi dan menginspirasi, Intelectual Stimulation(IS)  kemampuan berinovasi dan kreatif, Individualized Consideration(IC), perhatian khusus sebagai pelatih dan mentor. Dalam penelitian ini  berfokus pada peran kepala sekolah dalam 4 komponen/ aspek kepemimpinan transformasional kepala sekolah.

D.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan fokus penelitian diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom, Klaten dalam meningkatkan kinerja guru?

E.       Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis cara kepala sekolah menggunakan kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom.

F.       Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian memiliki beberapa manfaat :

  1. Secara akademik data tentang model kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan peran mereka dalam meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom.
  2. Untuk kepala sekolah, keuntungan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kinerja guru.
  3. Untuk guru untuk memberikan kontribusi dan kontribusi dalam upaya untuk meningkatkan kinerja dengan mempertimbangkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
  4. Bagi Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karanganom: Penelitian ini memberikan informasi tentang model kepemimpinan kepala sekolah SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani serta meningkatkan kinerja guru.
  5. Terkait dengan model kepemimpinan transformasional, peneliti dapat memperluas wawasan mereka, menemukan masalah, dan mengembangkan cara mereka berpikir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

 

A.     Kajian Teori

1.   Definisi kepemimpinan transformasional kepala sekolah

a.  Pengertian kepemimpinan

Menurut Bafadal (2003), kepemimpinan merupakan proses komprehensif yang melibatkan pengaruh, motivasi, persuasi, dan pendorongan terhadap individu lain dalam konteks kerja untuk berpikir, berperilaku, dan bertindak sesuai dengan norma yang ada guna mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kepemimpinan adalah kumpulan tindakan yang dilakukan untuk mengubah cara orang lain bertindak dalam situasi tertentu sehingga mereka mau dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam menjalankan tugas, seorang pemimpin menunjukkan perilaku dan gaya kepemimpinan yang unik. Manajemen yang efektif dan kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk mencapai efektivitas yang optimal (Robbins dan Judge, 2017:249). Manajemen yang efektif adalah kemampuan untuk memengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai tujuan atau visi yang telah ditetapkan (Robbins dan Judge, 2017).

Manajemen berkaitan dengan implementasi atau masalah teknis, sedangkan kepemimpinan dikaitkan dengan prinsip atau tujuan. Di institusi pendidikan tinggi, manajemen dan kepemimpinan harus menjadi prioritas utama untuk mencapai tujuan dan beroperasi secara efektif. Meskipun menetapkan visi yang jelas mungkin penting untuk menetapkan sifat dan arah perubahan, sama pentingnya untuk memastikan bahwa inovasi diterapkan secara efisien dan agar sisa fungsi sekolah dilaksanakan secara efektif sementara bagian tertentu diubah (Bush, 2008).

Kepala sekolah memiliki kapasitas dan keahlian kepemimpinan yang signifikan yang memengaruhi tingkat keberhasilan pendidikan suatu institusi. Hal ini terkait dengan manajemen elemen yang ada dalam organisasi. Namun, seorang pemimpin dapat dianggap sebagai pemimpin yang efektif jika ia mampu mengadaptasi setiap perubahan, serta beradaptasi dengan situasi dan keadaan (Mulyasa. E, 2015).

Menurut Kartono (2010:120), kepemimpinan dapat digunakan untuk mengajak, mempengaruhi, dan mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam situasi tertentu, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Tony Bush, dalam jurnal  (South African Journal of Education Copyright © 200 EASA Vol 27(3)391–406) menyatakan bahwa:

There is also increasing recognition that schools require effective leaders and managers if they are to provide the best possible education for their learners. Schools need trained and committed teachers but they, in turn, need the leadership of highly effective principals and su pport from other senior an d m iddle managers. While the need for eff ective leaders is widely ack nowledged, there is much less certainty about which leadership behaviours are most likely to produce favourable outcomes(Bush, 2007).

Tony Bush, dalam jurnalnya (South African Journal of Education Copyright © 200 EASA Vol 27(3)391–406), menekankan bahwa semakin banyak orang yang menyadari bahwa sekolah memerlukan pemimpin dan manajer yang efektif untuk dapat memberikan pendidikan terbaik bagi siswa. Sekolah memerlukan guru yang terlatih dan berdedikasi, tetapi mereka juga memerlukan kepemimpinan dari kepala sekolah yang sangat efektif dan dukungan dari manajer senior dan menengah lainnya. Meskipun pentingnya pemimpin yang efektif telah diakui secara luas, masih ada ketidakpastian tentang perilaku kepemimpinan mana yang paling mungkin menghasilkan hasil yang positif. (Bush, 2007).

b.   Definisi Kepemimpinan Transformasional 

Proses yang mempengaruhi sehingga pengikut mengalami perubahan besar dalam sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai mereka sehingga tujuan organisasi dan visi pemimpin diinternalisasikan, dan pengikut mencapai knerja di luar harapan yang sewajarnya dikenal sebagai kepemimpinan transformasional (Yulk, 1999).  Roni Harsoyo, tahun 2022 Leithwood (1994) merumuskan delapan dimensi kepemimpinan transformasional, termasuk pembangunan visi sekolah, penentuan tujuan sekolah, dan penciptaan budaya sekolah yang produktif. Caldwell dan Spinks (1992) menekankan pentingnya kepemimpinan transformasional untuk sekolah otonom, dengan pemimpin transformasional mampu membangun komitmen pengikut untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi. Leithwood (1994) menemukan dukungan empiris untuk model kepemimpinan transformasional ini, yang pada dasarnya bersifat normatif (Bush, 2008).

Kepemimpinan transformasional, menurut Robbins dan Judge (2017), adalah kapasitas seorang pemimpin untuk merangsang pengikutnya untuk melampaui harapan mereka dan menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi mereka. Transformasi dalam konteks kepemimpinan terjadi ketika pemimpin membantu pengikutnya untuk memahami pentingnya nilai-nilai kerja, memperluas dan meningkatkan kebutuhan mereka di luar kepentingan pribadi, dan mendorong perubahan menuju kepentingan bersama, termasuk kepentingan organisasi(Robbins dan Judge, 2017).

Bush mengaitkan model manajemen “kolegial” dengan tiga model kepemimpinan. Model kepemimpinan transformasional adalah yang pertama. Bentuk kepemimpinan ini menganggap bahwa fokus utama dari kepemimpinan adalah komitmen dan kapasitas anggota organisasi. Diperkirakan bahwa tingkat komitmen pribadi yang lebih tinggi terhadap tujuan organisasi dan kapasitas yang lebih besar untuk mencapai tujuan tersebut akan menghasilkan lebih banyak upaya dan produktivitas (Leithwood et al., 1999:9) (Bush, 2007).

Leithwood (1994) mendefinisikan kepemimpinan transformasional dalam delapan dimensi. Delapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut: visi sekolah, tujuan sekolah, dan stimulasi intelektual. Mereka menunjukkan ekspektasi kinerja yang tinggi, memberikan dukungan individu, praktik terbaik, dan nilai-nilai organisasi yang penting, dan menciptakan budaya sekolah yang produktif. Mereka juga membangun struktur yang mendorong orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di sekolah (Bush, 2007).

Konsep dasar kepemimpinan transformasional, yang pertama kali diperkenalkan oleh Burns seperti yang dikutip dalam Syaifuddin Lubis, menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional pada dasarnya melibatkan “pemimpin dan pengikut yang saling meningkatkan moralitas dan motivasi ke tingkat yang lebih tinggi,” seperti nilai-nilai seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, dan bukan berdasarkan emosi seperti keserakahan, kecemburuan sosial, atau kebencian(Lubis, 2018).

Robbins menekankan bahwa pemimpin transformasional mendorong pengikutnya untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Pemimpin transformasional memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi pengikutnya dan mengubah pemahaman mereka dengan melihat masalah lama dari sudut pandang yang berbeda. Mereka juga dapat mendorong dan menginspirasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (Robbins dan Judge, 2017).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi rekan-rekannya untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Pemimpin transformasional juga diharapkan dapat membuat rekan-rekannya lebih menyadari pentingnya prinsip-prinsip kerja dan mendorong mereka untuk memprioritaskan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi mereka sendiri.

Avolio, menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional bersandar pada ciri-ciri kepemimpinan yang harismatik, visioner, dan inspirasional. Pemimpin transformasional terkenal dengan keberbagian tanggung jawab dengan pengikutnya, motivasi mereka untuk memberi nasihat, mengajar, dan menyediakan solusi yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan organisasi. Keberanian mereka dalam menghadapi tantangan organisasi menjadi tolak ukur penting dalam memajukan karier pengikut. Ini mengingat kebutuhan dan keinginan pengikut untuk lebih banyak tanggung jawab..

Menurut Avolio, kepemimpinan transformasional diukur melalui ukuran kepercayaan, kekaguman, dan loyalitas, serta efek pemimpin terhadap bawahan. Bass juga menggambarkan kepemimpinan transformasional sebagai karakteristik seseorang yang mampu menginspirasi pengikutnya untuk mengutamakan kepentingan organisasi dan melebihi harapan.

Avolio menekankan bahwa kepemimpinan transformasional pertama-tama muncul melalui tiga perilaku utama: sikap karismatik, perhatian individu, dan stimulasi intelektual. Sifat karismatik kemudian dibagi menjadi dua komponen: karisma atau pengaruh idealisasi dan motivasi inspirasional. Secara keseluruhan, kepemimpinan transformasional dapat diidentifikasi dengan empat karakteristik utama: idealisasi pengaruh, motivasi yang menginspirasi, stimulasi intelektual, dan perhatian individu (Avolio B. J, 2017 ).

Komponen Kepemimpinan Transformasional  Bass  dan Riggio, (Transformational Leadership), mendeskripsikan komponen kepemimpinan transformasional sebagai berikut:

  • Idealized Influence (II).

Pemimpin transformasional dengan cara yang memungkinkan mereka menjadi panutan bagi orang lain, dikagumi, dihormati, dan dipercaya. Pengikut yang kuat, teguh, dan gigih mendukung pemimpin. Pengaruh dibagi menjadi dua komponen: tindakan pemimpin dan aspek yang terkait dengan pemimpin oleh pengikut dan rekan lainnya. “Pemimpin meyakinkan yang lain bahwa hambatan akan diatasi” adalah faktor ideal. Para pemimpin juga bersedia menerima resiko dan selalu dapat diandalkan untuk berperilaku etis dan moral.  

Suparno dan Danim (2022) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai gaya atau model kepemimpinan yang digunakan oleh kepala sekolah untuk mempengaruhi anggota bawahannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, termasuk guru, staf administrasi, murid, dan orang tua. Model kepemimpinan transformasional bertujuan untuk mengubah perspektif anggota organisasi, meningkatkan semangat mereka, dan mendorong mereka untuk mencurahkan lebih banyak upaya untuk mencapai tujuan.

Menurut gagasan ini, pemimpin transformasional dapat mengajarkan anggotanya tentang hal-hal seperti persamaan, kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Pemimpin ini mendorong karyawan untuk mengutamakan kepentingan tim daripada kepentingan pribadi dan mengubah atau memperluas harapan anggotanya dengan meningkatkan persepsi mereka tentang nilai kinerja. Pemimpin transformasional harus mampu mengubah dan menginspirasi pengikutnya bukan hanya dengan daya tariknya, tetapi juga dengan mengajar, mengajar, atau mengajar semua anggota organisasi, menumbuhkan dedikasi yang lebih kuat, dan menempatkan tujuan organisasi di atas tujuan pribadi.

Sebagai hasilnya, kepemimpinan transformasional tidak hanya berkutat pada komunikasi informasi, tetapi juga secara konsisten berusaha untuk meningkatkan perhatian, memberikan rangsangan intelektual, dan membujuk anggota untuk memprioritaskan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Jenis kepemimpinan ini melibatkan lebih dari sekadar dialog konstruktif dan korektif. Seorang pemimpin karismatik, dengan tanggung jawab dan taktik untuk mencapai tujuan utama organisasi, adalah contoh nyata dari kepemimpinan transformasional.

Seorang pemimpin transformasional juga harus mampu menyatukan visi dan aspirasi bawahannya dengan visi dan aspirasi mereka sendiri, serta mampu meningkatkan harapan bawahannya melebihi harapan mereka sendiri. Kemampuan seorang pemimpin transformasional untuk mempengaruhi dan meyakinkan anggota timnya untuk berusaha mencapai tujuan organisasi dapat sangat memengaruhi kualitas hubungan antara mereka dan anggota timnya. Pemimpin transformasional dapat membimbing dan mengembangkan anggota timnya menjadi individu yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki motivasi yang kuat, dan berdedikasi untuk mencapai kinerja yang luar biasa.(Suparno dan Danim, 2009).

  • Inspirational Motivation (IM).

Pemimpin transformasional berperilaku dengan cara memotivasi dan menginspirasi orang orang di sekitar mereka agar memiliki semangat tim, antusiasme dan optimisme. Pemimpin mengartikulasikan visi dan harapan menarik dari masa depan menginginkan pengikut terlibat serta berkomitmen terhadap visi dan tujuan bersama.

  • Intellectual Stimulation (IS).

Pemimpin transformasional berusaha merangsang pengikut mereka untuk menjadi lebih inovatif dan kreatif, memandang ulang masalah dan menyelesaikannya dengan metode baru. Kesalahan individu tidak dikritik secara publik. Pengikut diminta untuk menghasilkan ide-ide baru dan solusi kreatif untuk masalah. Pengikut dianjurkan untuk mencoba metode baru, dan ide-ide mereka tidak dikritik secara publik hanya karena berbeda dari pemimpin. Singkatnya, pemimpin membantu orang lain untuk melihat masalah dari berbagai perspektif.

  • Individualized Consideration (IC).

Pemimpin transformasional melihat diri mereka sebagai mentor atau pelatih untuk membantu pengikutnya mencapai potensi mereka. Pemimpin memberikan peluang baru untuk belajar dalam lingkungan yang mendukung. Memandang pengikut sebagai individu utuh, bukan hanya sebagai karyawan, dan meningkatkan interaksi mereka dengan mereka menunjukkan perspektif pemimpin yang menerima perbedaan. Pemimpin mengembangkan pengikut dengan memberikan tugas. Tugas yang diberikan dipantau untuk mengetahui apakah pengikut memerlukan petunjuk atau dukungan tambahan, dan untuk menilai kemajuan mereka. oleh karena itu, pengikut tidak memiliki perasaan bahwa mereka diawasi atau diperiksa(B. M. , and R. E. R. Bass, 2006).(Roni Harsoyo, 2022)

c.  Konsep Kepemimpinan Transformasional

Bass setuju bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah melakukan apa yang diinginkan pemimpin. Di dalam bukunya Handbook of Leadership Bass dan Stogdill’s mendefinisikan kepemimpinan sebagai “an interaction between two or more members of a group that often involves a structuring or restructuring of the situation and the perceptions and expectations of the members”(B. M. B. & S. Bass, 1990). Pemimpin adalah agen perubahan karena mereka mempengaruhi orang lain lebih banyak daripada yang mereka lakukan pada diri mereka sendiri. Ketika satu anggota kelompok mengubah dorongan atau kemampuan orang lain dalam kelompoknya, itu disebut kepemimpinan. Pada bukunya yang lain, “Leadership and Performance Beyond Expectation”, Selain itu, Bass tampaknya menganalogikan kepemimpinan dengan seorang pemimpin yang menerima “kinerja melebihi yang diharapkan” dari pengikutnya. Pernyataannya menghasilkan definisi ini.: “to sump up, we see transformational leader as one who motivates us to do more than we originally expected to do”(B. M. B. & S. Bass, 1985).

Pemimpin adalah mesin perubahan; mereka dapat mempengaruhi orang lain lebih banyak daripada orang lain dapat mempengaruhi mereka sendiri. Saat seorang anggota kelompok memiliki kemampuan untuk mengubah keinginan atau kemampuan orang lain dalam kelompok, mereka dianggap sebagai pemimpin.. Dalam bukunya, “Leadership and Performance Beyond Expectation”, Bass tampaknya mengidentifikasi kepemimpinan dengan seorang pemimpin yang mampu mendapatkan “kinerja yang melebihi ekspektasi” dari pengikutnya.

Bass berpendapat bahwa kepemimpinan harus transformasional jika kita ingin pengikut kita melakukan hal-hal yang melebihi standar. Sejauh mana seorang pemimpin transformasional terutama diukur berdasarkan bagaimana dia berpengaruh terhadap pengikutnya. Bass menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional terjadi ketika “pemimpin memperluas dan meningkatkan minat karyawan, membangkitkan kesadaran dan penerimaan terhadap tujuan dan misi kelompok, dan mengarahkan karyawan untuk melihat lebih jauh dari kepentingan pribadi mereka demi kebaikan kelompok.” Pemimpin memotivasi dan mengubah pengikut dengan: (1) menunjukkan kepada mereka betapa pentingnya hasil tugas, (2) mendorong mereka untuk mengorbankan kepentingan pribadi mereka untuk tim atau organisasi, dan (3) memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik.

 

 

d.   Ciri Kepemimpinan Transformasional

Karakteristik utama dari seorang pemimpin transformasional, menurut Suparno dan Sudarman Danim (2021), adalah dedikasi dan komitmen yang kuat terhadap keberhasilan pengikutnya. Tanpa komitmen dari pengikut, upaya yang dilakukan oleh pemimpin transformasional akan sia-sia. Untuk mencapai tujuan tertinggi, berbagai alternatif akan ditinjau dan diimplementasikan untuk menciptakan visi yang utuh. Pemimpin transformasional memahami pentingnya membangun kepercayaan dan integritas saat merekrut pengikut, baik pada tingkat individu maupun komunitas. Identitas pemimpin dan/atau organisasi sering menjadi bagian dari visi mereka(Suparno dan Danim, 2009).

Seperti yang dikutip Riva’i, Bass, B.M., dan Avolio, B.J. mengatakan bahwa pemimpin biasanya mengubah pengikutnya dari tingkat kebutuhan yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, sesuai dengan teori motivasi Abraham Maslow. Pemimpin harus mengubah harapan kinerja pengikut mereka selain nilai dan budaya perusahaan untuk mencapai tujuan mereka. Sebagian besar, ide perbaikan terkait dengan kepemimpinan transformasional. Seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri ini akan menunjukkan kepemimpinan transformasional antara lain:

  • Mampu merangsang semangat rekan kerja dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari berbagai sudut dan perspektif baru
  • Mampu menyampaikan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
  • Mampu mengembangkan dan memotivasi semua rekan kerja dan pengikutnya untuk melihat kepentingan mereka sendiri, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi organisasi.

Seorang pemimpin dianggap transformasional terutama berdasarkan bagaimana ia mempengaruhi pengikutnya. Menurut Benjamin Bass dan Ronald E. Riggio (2006: 6) pemimpin transformasional mendorong pengikutnya untuk melampaui harapan awal. Salah satu dari empat elemen kepemimpinan transformasional adalah pengaruh ideal. Komponen pertama adalah perilaku seorang pemimpin yang menginspirasi penghormatan, rasa hormat, dan kepercayaan pada pengikutnya. Komponen kedua adalah motivasi inspirasional. Komponen ini menggambarkan seorang pemimpin transformasional sebagai orang yang dapat menetapkan tujuan yang jelas untuk bawahannya, menunjukkan dedikasi untuk semua tujuan organisasi, dan mendorong bawahannya untuk mencapai tujuan tersebut  (B.M dan R.E.R Bass, 2006).

Studi oleh Raffety dan Griffin, seperti yang dikutip oleh Winardi dalam bukunya “Kepemimpinan dalam Manajemen” (2010), menemukan lima subdimensi kepemimpinan transformasional, yaitu:

  • Visi: Studi oleh Rafetty, Griffin, dan Bass membuat kesimpulan bahwa visi adalah atribut kepemimpinan yang sangat penting yang berasal dari gagasan yang lebih besar. Visi adalah gambaran ideal masa depan yang didasarkan pada keyakinan utama organisasi (Winardi, 2010).
  • Komunikasi Inspiratif: Studi oleh Rafetty dan Griffin menunjukkan bahwa menggunakan metode dan ucapan yang menyenangkan dapat membangkitkan emosi dan memotivasi orang lain.
  • Kepemimpinan Dukungan: Pertimbangan kepemimpinan, atau pertimbangan individu, membedakan teori kepemimpinan transformasional dari teori kepemimpinan lainnya. Rafetty dan Griffin mendefinisikan kepemimpinan dukungan sebagai pendekatan yang menunjukkan kepedulian terhadap bawahan dan bertanggung jawab atas kebutuhan individu.
  • Stimulasi Intelektual: Ini adalah sesuatu yang ditunjukkan untuk meningkatkan kemampuan bawahan untuk memperluas perspektif mereka terhadap masalah. Penghargaan Pribadi: Ini digunakan untuk menunjukkan sifat penghargaan atau insentif yang terkait dengan kepemimpinan transformatif. (Robbins dan Judge, 2017).

e.  Prinsip- Prinsip Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Lastiko Runtuwene (2011) menyatakan bahwa beberapa prinsip penting yang harus diterapkan oleh pemimpin dalam kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut: 1) Menjadi orang yang dapat dijadikan contoh, dipercaya, dan dihargai oleh guru dan karyawan; 2) Memiliki tekad kuat untuk mencapai tujuan pendidikan dengan mendorong semua guru dan karyawan; dan 3) Berfungsi sebagai pelatih dan penasehat sekaligus menciptakan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran.

Menurut Erik Rees (2001), seorang pemimpin transformasional harus berdiri berdasarkan beberapa prinsip: a. Simplifikasi, dimulai dari visi keberhasilan kepemimpinan yang akan mencerminkan dan mencapai tujuan bersama; b. Motivasi, di mana pemimpin mengoptimalkan, memotivasi, dan memberi energi kepada pengikutnya; c. Fasilitasi, di mana pemimpin memfasilitasi pembelajaran dalam organisasi; d. Mobilisasi, di mana pemimpin dengan penuh tanggung jawab mendorong pengikutnya; dan e. sikap siaga kemampuan untuk belajar tentang diri sendiri dan menerima perubahan yang positif f. Tekad, memiliki tekad untuk belajar sampai selesai (Ress, 2001).

f.   Faktor-faktor Yang mempengaruhi Kepemimpinan Transformasional

Menurut Syaifudin Lubis dkk. (2018), ada beberapa komponen yang memengaruhi perilaku kepemimpinan transformasional, yaitu: a. Stimulasi individu, yaitu kemampuan pemimpin untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan mengubah cara situasi lama menjadi yang baru; b. Pertimbangan individu, yaitu pemimpin bertindak sebagai pelatih atau mentor yang memperhatikan kebutuhan individu dalam pencapaian dan pertumbuhan organisasi; c. Motivasi inspirasional, yaitu pemimpin berperilaku dengan cara yang sama seperti orang lain; dan d. Pengaruh Idealis Pemimpin y ang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan rasa hormat dan kepercayaan dari para bawahannya(Lubis, 2018).

2.   Defenisi Kepala Sekolah

Kepala sekolah didefinisikan sebagai pemimpin atau ketua dalam suatu organisasi pendidikan. Sekolah sendiri adalah institusi tempat proses belajar mengajar berlangsung secara langsung. Menurut Soewadji Lazaruth, kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat memengaruhi semangat kerja, kerjasama yang baik, suasana kerja yang menyenangkan, minat terhadap kemajuan pendidikan, dan perkembangan profesionalisme guru.

Menurut Wahjosumidja dalam buku Ahmad Susanto (2016), kepala sekolah adalah seorang guru yang ditugaskan untuk memimpin sekolah, yang dilakukan melalui proses belajar mengajar atau interaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan motivasi kepada guru-guru untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka (Ahmad Susanto, 2016).

a.       Standar Kepala Sekolah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, ada beberapa kualifikasi umum dan khusus yang harus dimiliki oleh kepala sekolah.

  • Kriteria utama yang harus dipenuhi oleh seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut: mereka harus memiliki kualifikasi akademik SI atau D-IV dari perguruan tinggi yang terakredasi; dan mereka harus berusia minimal 56 tahun saat diangkat sebagai kepala sekolah.
  1. Memiliki pengalaman mengajar minimal lima tahun.
  2. PNS minimal memiliki pangkat III/C.
  • Kualifikasi khusus kepala sekolah
  1. Status guru SMP , SMA/SMK.
  2. Sebagai guru SMP, SMA/SMK memiliki serifikat pendidik
  3. Memiliki sertifikat kepala SMA/SMK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah(“Permen-13_2007-Standar-Kepala-Sekolah,” ).

b.       Peran kepala Sekolah

Tiga peran utama kepala sekolah adalah kepemimpinan, manajemen, dan pengembangan kurikulum (Lunenberg & Ornstein, 2000). Menurut Mulyasa (2013), dalam hal peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah bertanggung jawab untuk menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian bagi para guru dan dirinya sendiri. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan berperan penting dalam mnegatur lembaga yang  dipimpim. Efektivitas dan kemajuan lembaga pendidikan sangat bergantung pada peran kepala sekolah dalam mengelola pendidik dan staf pendidikan atau bawahannya. Kinerja yang baik dan maksimal dari kepala sekolah akan berdampak langsung pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan tersebut.(SRIYANTO A, 2022)

Sebagai kepala sekolah, ada beberapa tugas manajerial yang harus dijalankan, termasuk bertindak sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas semua kebijakan sekolah dan berperan sebagai motivator bagi guru. Untuk mencapai produktivitas sekolah yang optimal, diperlukan guru yang berkinerja baik dan memadai. Peningkatan kinerja staf pendidikan dapat dicapai dengan melakukan serangkaian tindakan yang tepat dan bermanfaat. Ada beberapa prinsip utama dalam pemberdayaan kinerja guru oleh kepala sekolah:

  1. Menetapkan Prioritas, peningkatan kinerja staf pendidikan sangat penting, dan sekolah tentu tidak ingin tertinggal dari sekolah lain dalam hal materi dan metode pengajaran. Namun, mengingat beragamnya mata pelajaran di sekolah, staf pendidikan perlu diberi kesempatan untuk berdiskusi dan menentukan mata pelajaran mana yang perlu segera ditingkatkan.
  2. Aktif Terlibat, salah satu kekurangan adalah ketika kepala sekolah tidak hadir dalam suatu kegiatan. Meskipun ia mungkin tidak membaca laporan hasil kegiatan, kehadirannya penting untuk menunjukkan perhatian yang kuat terhadap masalah yang dibahas.
  3. Merencanakan bersama tim, dalam hal ini, semua masalah yang dibahas untuk pengambilan keputusan harus dibicarakan bersama-sama dengan staf pendidikan di sekolah tersebut(Gani, 2000).

Kepala  didefinisikan Ketua atau pemimpin dalam sebuah organisasi. Namun, sekolah berfungsi sebagai tempat di mana siswa menerima instruksi secara langsung. Kepala sekolah adalah “Pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pedidikan di sekolah,” kata Soewadji Lazaruth. Kepemimpinan kepala sekolah sangat memengaruhi semangat kerja, kerjasama yang baik, minat terhadap kemajuan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan profesional guru.”(Mulyasa. E, 2013).

Kepala sekolah, menurut Wahjosumidja dalam Ahmad Susanto (2016), adalah seorang tenaga fungsional guru yang bertanggung jawab untuk mengelola suatu sekolah, yang dilaksanakan melalui proses belajar mengajar atau interaksi antar guru dan siswa (Ahmad Susanto., 2016). Demikian juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanif Kurniawan dan Hasanah,E (2021) yang menyatakan bahwa peran kepala sekolah dalam meningkatkan kreatifitas, inovasi guru dalam pembelajaran  yaitu : supervisi dan bimbingan dilakukan oleh kepala sekolah, pemberian reward dan punishment,  melibatkan guru dalam pelatihan, menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, memberikan kebebasan berinovasi dan berkreasi, dan melibatkan guru dalam perlombaan                                                 (Kurniawan & Hasanah, 2021).

     Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peran  kepala sekolah sangat penting sebagai  pemimpin pendidikan dalam lembaga pendidikan yang  perannya meningkatkan mutu pendidikan, dengan  memotivasi guru-guru, memberikan inspirasi, melakukan supervisi, keteladanan, menciptakan hubungan baik, rasa nyaman, dan memberikan penghargaan supaya bekerja secara optimal.

 

 

 

 

3.   Kinerja Guru

a.   Definisi Kinerja Guru

Kinerja seseorang dapat diukur berdasarkan seberapa baik mereka melakukan tugas dan komitmen mereka. Kinerja adalah hasil dari perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keinginan untuk mencapai prestasi. Kinerja guru adalah manifestasi dari kualitas dan jumlah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tugas yang diberikan kepada mereka. Kinerja secara umum dapat didefinisikan sebagai jumlah dan kualitas output yang dihasilkan oleh seorang karyawan dalam suatu organisasi; ini dapat mencakup aspek fisik dari individu atau kelompok kerja. Perspektif ini berlaku untuk semua tingkat organisasi, bukan hanya untuk karyawan dengan tugas struktural dan fungsional.

Untuk menilai seberapa baik setiap karyawan mencapai tujuan kinerja, ada pemantauan kinerja berkala. Menurut Mulkhan (2003) dalam Hidayatullah(2022), kinerja adalah penerapan strategi. Pelaksanaan kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia, yang dapat memiliki kompetensi, motivasi, dan minat. Kinerja organisasi dipengaruhi oleh upaya terus menerus untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, selama berlangsungnya operasi, pemantauan, penilaian, dan tinjauan kinerja sumber daya manusia harus terus dilakukan. Melalui pemantauan, pengukuran, dan evaluasi kinerja yang rutin, dapat dievaluasi kemajuan kinerja dan menentukan apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan rencana yang dapat mengganggu pencapaian tujuan..

Namun, Hasibuan (2001) menyatakan bahwa kinerja guru adalah hasil seorang guru dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya, yang didasarkan pada bakat, pengalaman, dedikasi, dan waktu. Pencapaian seseorang dalam skala pekerjaan saat ini, yang mencakup produktivitas, disebut kinerja mereka. Diharapkan bahwa individu yang memiliki kemampuan dan keahlian di bidang pekerjaannya akan melakukan penilaian tertentu untuk meningkatkan kinerja dan memahami pentingnya kinerja.

Berdasarkan definisi di atas, kinerja guru mengacu pada kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu. Kinerja guru dapat dipengaruhi oleh variabel individu, seperti kemampuan atau keterampilan kerja; variabel psikologis, seperti peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan guru dari pekerjaan mereka; dan variabel organisasi, seperti struktur organisasi, desain pekerjaan, dan sistem penghargaan. Tujuannya adalah untuk menjadi lebih baik.

b.   Persepsi Kinerja Guru

Ibrahim Bafadhal (2003) menjelaskan bahwa persepsi kinerja guru adalah pengembangan, dan manajemen kinerja adalah proses manajemen yang dimulai dengan perumusan tujuan dan berakhir dengan penilaian. Kinerja seorang guru adalah hasil dari pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan guru di kelas, yang dinilai dengan beberapa standar. Pengaturan kerja yang terstruktur mencakup tindakan, metode, dan kualitas yang digunakan saat melakukan kegiatan atau tugas. Pengaturan ini dapat menunjukkan bagaimana seorang guru bertindak (Bafadal, 2003).

Seorang kepala sekolah yang efektif harus berupaya meningkatkan kinerja guru, karena kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam organisasi pendidikan dan harus memimpin organisasinya agar dapat berfungsi dengan baik. Kepala sekolah memiliki berbagai peran, termasuk sebagai educator, manajer, administrator, pengawas, pemimpin, inovator, dan motivator(EMASLIM)(Setiyadi & Rosalina, 2021).

Untuk menilai seberapa baik setiap karyawan mencapai tujuan kinerja, ada pemantauan kinerja berkala. Mulkhan (2003) menggambarkan kinerja sebagai penerapan strategi. Pelaksanaan kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia, yang dapat memiliki kompetensi, motivasi, dan minat. Kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh upaya terus menerus untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, selama berlangsungnya operasi, pemantauan, penilaian, dan tinjauan kinerja sumber daya manusia harus terus dilakukan. Melalui pengukuran, pemantauan, dan evaluasi kinerja yang rutin, dapat dievaluasi kemajuan kinerja dan menentukan apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan rencana yang dapat menghambat pencapaian tujuan (Hidayatullah M, 2022a).

Menurut Robbins P. Steppen (2000), kemampuan jarang dipengaruhi secara langsung dalam waktu dekat. Persepsi seseorang terhadap tugas guru menunjukkan apakah mereka percaya bahwa mereka dapat melakukan yang terbaik di tempat kerja mereka. Dalam perspektif lain, kinerja guru dianggap sebagai hasil dari upaya mereka sesuai dengan standar tertentu.

Sebaliknya, Hasibuan (2001) mengatakan bahwa kinerja guru adalah pencapaian seseorang dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya, yang didasarkan pada bakat, pengalaman, dedikasi, dan waktu. Kinerja guru juga didefinisikan sebagai pencapaian seseorang dalam skala pekerjaan saat ini, yang mencakup produktivitas. Diharapkan bahwa individu yang memiliki kemampuan dan keahlian di bidang pekerjaannya akan melakukan penilaian tertentu untuk meningkatkan kinerja dan memahami pentingnya kinerja.

c.    Penilaian Kinerja Guru

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, organisasi membutuhkan prestasi yang melebihi standar umum, dan evaluasi kinerja adalah alat yang digunakan organisasi untuk menilai efektivitas karyawannya. Evaluasi kinerja melibatkan penilaian prestasi dan tanggung jawab karyawan. Organisasi menggunakan evaluasi kinerja sebagai acuan untuk merencanakan tindakan di masa depan.

Menurut Syafri Mangkuprawira (2006), evaluasi kinerja memiliki berbagai manfaat, terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia, antara lain:

  • Peningkatan kinerja, umpan balik dari evaluasi kinerja sangat berguna bagi karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam merencanakan aktivitas yang tepat untuk meningkatkan kinerja.
  • Penentuan kompensasi, evaluasi kinerja guru membantu dalam pengambilan keputusan tentang siapa yang layak menerima peningkatan gaji dan bonus berdasarkan sistem merit.
  • Keputusan tentang penempatan, promosi, transfer, dan degradasi biasanya didasarkan pada kinerja sebelumnya dan perkiraan kinerja di masa depan.
  • Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, kinerja yang kurang baik menunjukkan kebutuhan untuk pelatihan ulang. Setiap karyawan seharusnya selalu berusaha untuk mengembangkan diri.
  • Perencanaan dan pengembangan karir, umpan balik kinerja membantu dalam proses pengambilan keputusan tentang jalur karir tertentu.
  • Kekurangan dalam proses penempatan staf, kinerja yang baik atau buruk dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan staf.
  • Ketidakakuratan informasi, kinerja yang buruk dapat menunjukkan adanya kesalahan dalam analisis pekerjaan, perencanaan SDM, atau aspek lain dari sistem manajemen personal.
  • Kesalahan dalam desain pekerjaan, kinerja yang buruk mungkin merupakan indikasi dari desain pekerjaan yang salah. Melalui evaluasi, kesalahan-kesalahan ini dapat didiagnosis. Selanjutnya, penilaian kinerja yang akurat dapat memastikan bahwa keputusan penempatan internal tidak diskriminatif.
  • Tantangan eksternal, terkadang kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan kerja, seperti keluarga, keuangan, kesehatan, atau masalah lainnya. Jika masalah-masalah ini tidak ditangani melalui proses evaluasi, lembaga pendidikan Sumber Daya Manusia mungkin dapat memberikan bantuan. Selanjutnya, umpan balik pada sumber daya manusia, baik kinerja yang baik maupun buruk di seluruh organisasi menunjukkan sejauh mana fungsi lembaga sumber daya guru telah diterapkan.(Hidayatullah M, 2022b)

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Kuncoro dan Ahmad Dardiri menunjukkan bahwa seorang guru perlu memiliki empat kompetensi utama: pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional. Studi tersebut juga menekankan pentingnya penilaian kinerja, yang memiliki berbagai manfaat seperti implementasi sistem reward and punishment, memberikan feedback kepada guru untuk pengembangan kompetensi mereka, identifikasi kebutuhan pelatihan, dan diagnosis masalah. Kinerja didefinisikan sebagai hasil atau tingkat keberhasilan total seseorang selama periode waktu tertentu dalam menjalankan tugasnya, dibandingkan dengan berbagai standar, target, atau kriteria yang telah ditentukan dan disepakati. Kinerja individu didasarkan pada tugas dan tanggung jawab sehari-hari yang diberikan kepadanya. Perbedaan ras dalam kepribadian sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan yang berbeda, di mana individu dari ras yang berbeda telah mengalami perkembangan dari generasi ke generasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja menurut model partner-lawyer yang diajukan termasuk ekspektasi tentang imbalan, motivasi, kemampuan, kebutuhan dan karakteristik individu, persepsi terhadap tugas, imbalan internal dan eksternal, persepsi tingkat imbalan dan kepuasan kerja (Kuncoro & Dardiri, 2017).  

Definisi Kinerja Guru Yaslis Ilyas (2009) menjelaskan bahwa penilaian kinerja adalah proses evaluasi hasil kerja personel dalam organisasi menggunakan alat penilaian kinerja. Intinya, penilaian kinerja adalah evaluasi kinerja personel dengan membandingkannya dengan standar kinerja yang telah ditentukan. Aktivitas penilaian kinerja ini membantu dalam pengambilan keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada personel mengenai kualitas pelaksanaan tugas mereka. Penilaian kinerja dipandang sebagai proses berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan upaya untuk meningkatkan kinerja mereka dalam organisasi. Penilaian kinerja guru melibatkan penelusuran aktivitas personel dalam periode tertentu dan menilai hasil kerjanya terhadap pencapaian tujuan sistem manajemen. Evaluasi pelaksanaan tugas guru bertujuan untuk memastikan objektivitas dalam pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Hasil penilaian kinerja guru disajikan dalam daftar kinerja guru, yang disusun oleh atasan langsung personel tersebut untuk lebih akurat.

d.   Indikator Kinerja Guru

Indikator Kinerja Guru: Menurut Syafri Mangkuprawira dan Aida Fitayala (2007), kinerja adalah konstruksi multidimensi yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor instrinsik guru (personal atau SDM) dan faktor ekstrinsik, seperti tim, kepemimpinan sistem, dan situasional, termasuk di antara faktor ekstrinsik. Sangat diharapkan bahwa guru mencapai hasil yang baik dan berkualitas dari lembaga pendidikan, karena kinerja dasarnya baik membuktikan bahwa kinerjanya profesional, untuk mencapai kinerja yang baik perlu dimiliki motivasi atau kemampuan yang ada pada diri setiap orang                            (Yansyah, 2022). 

Robert Bacal (2005:3) berpendapat bahwa kinerja melibatkan proses komunikasi yang berlangsung terus menerus melalui kemitraan antara guru dan siswa. Komunikasi yang efektif antara kepala sekolah, guru, dan siswa dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Ini menciptakan sistem kinerja yang meningkatkan hasil belajar siswa. Karena guru menjalankan tugas profesional mereka, menjadi sangat penting untuk memperhatikan dan mengevaluasi kinerja mereka. Artinya, tugas-tugas ini hanya dapat dilakukan dengan keterampilan khusus yang dipelajari melalui program. Secara garis besar, tugas guru terbagi menjadi kategori sebagai pengajar, pembimbing, dan administrator kelas. Dengan mempertimbangkan perspektif di atas, kepribadian dan tanggung jawab guru tercermin dalam kinerja mereka sebagai profesional, yang dapat dilihat melalui indikator seperti kemampuan untuk merancang dan mempersiapkan pembelajaran yang optimal. penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa dan pengetahuan tentang teknik dan pendekatan mengajar. memberikan tugas kepada siswa. Kemampuan untuk memimpin kelas. Kemampuan untuk mengevaluasi dan mengevaluasi.

Selanjutnya, menurut Akhmad Sudrajat (2018), evaluasi kinerja guru dapat dilakukan dengan menggunakan tiga kriteria: hasil tugas, perilaku, dan ciri individu. Pelaksanaan hasil tugas dinilai dengan menggunakan indikator (kriteria). Untuk mencapai dua tujuan, penilaian kinerja guru dimaksudkan untuk mengukur kemampuan guru dan mendukung pengembangan profesional. Diharapkan bahwa hasil penilaian kinerja akan memberikan manfaat sebagai umpan balik untuk memenuhi berbagai kebutuhan kelas, memberikan kesempatan untuk mengembangkan metode pengajaran baru, dan memberikan rekomendasi dari guru atau kepala madrasah tentang cara melakukan perubahan di dalam kelas.

Direktorat tenaga kependidikan pusat menyatakan bahwa dua indikator kinerja guru digunakan untuk mengukur kinerja mereka. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

  • Perencanaan program kegiatan pembelajaran: Tahap ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran. Kemampuan guru dapat diukur dari proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang memungkinkan mereka untuk membuat silabus dan rencana pembelajaran..
  • Kegiatan belajar mengajar, yang merupakan bagian penting dari sistem pendidikan, ditandai dengan manajemen kelas, penggunaan sumber daya dan media belajar, dan penerapan metode dan strategi pembelajaran. Semua tugas ini adalah tanggung jawab guru, dan mereka membutuhkan kemampuan terbaik untuk menyelesaikannya. Beberapa indikator kinerja guru menunjukkan bahwa mereka dapat digunakan dengan cara yang berbeda sesuai dengan tugas yang dilakukan oleh setiap organisasi. Pada dasarnya, setiap unit kerja memiliki kemampuan untuk menentukan ukuran yang relevan dan penting bagi organisasinya. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator umumnya dapat disesuaikan dengan berbagai jenis operasi organisasi, dengan elemen penilaian kinerja seperti produktivitas, kualitas, ketepatan waktu, pemanfaatan sumber daya, biaya, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, dan kolaborasi (Hidayatullah M, 2022b)

e.    Budaya Kerja Guru

Budaya kerja sangat berpengaruh terhadap kualitas dan jumlah output, terutama jika standar dan prinsip digunakan untuk menyelesaikan masalah. Mangkunegara (2013) mendefinisikan budaya kerja organisasi sebagai “Sebuah set asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang menjadi panduan perilaku bagi anggota-anggotanya dalam mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.” “Setiap individu dalam perusahaan atau organisasi mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan atau organisasi” adalah tujuan penerapan budaya ini (Mangkunegara, 2016). Oleh karena itu, tujuan organisasi dapat dicapai dengan cara yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan atau organisasi tersebut. Reputasi manajer, karyawan, dan kepemimpinan organisasi sangat bergantung pada keberlanjutannya (Riva’i, 2020).

Agustin (2015) menyatakan bahwa motivasi kerja guru adalah proses yang dilakukan untuk mengarahkan guru agar memiliki perilaku yang dapat diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mendorong siswa mereka untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas, guru harus sangat termotivasi, berdedikasi, dan memiliki tanggung jawab. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya guru untuk membangun kemampuan siswa. Meskipun guru yang bersangkutan harus menciptakan motivasi kerja, kepala sekolah harus berusaha untuk meningkatkan motivasi kerja guru. Wiranti (2021) menyatakan bahwa motivasi kerja seorang pendidik dapat dianggap sebagai motivasi positif bagi pendidik untuk melakukan tugas mengajar, yaitu mentransfer pengetahuan kepada peserta didik (Fitrianingrum et al., 2022).

Integritas, yang merupakan keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perilaku yang baik dan benar, adalah salah satu dari lima indikator budaya kerja guru dan tenaga kependidikan. Karyawan yang memiliki integritas pribadi yang tinggi pasti konsisten dalam pernyataan dan perbuatannya. Menjalankan karir seseorang dengan disiplin, kemampuan, dan tepat waktu, sekaligus menunjukkan ketergantungan, kemampuan, dan tingkat akuntabilitas yang tinggi dikenal sebagai profesionalisme..

B.    Kajian Penelitan Yang Relevan

Beberapa judul terkait dengan penelitian penulis , diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Rochmah Hidayati pada tahun 2020 berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri 67 Sungai Raya” menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Sungai Raya tidak mengalami hambatan yang signifikan dan dapat dikelola dengan baik melalui berbagai kegiatan (Rochmah  Hidayati, 2020). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu fokusnya pada kepemimpinan kepala sekolah. Perbedaannya dalam penelitian ini kepemimpinan kepala sekolah befokue pada supervisi akademik, penelitian yang akan dilakukan berfokus pada kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan 2 fokus yaitu Inspirational Motivation(IM) Kemampuan memotivasi dan menginspirasi dan Intelectual Stimulation(IS)  kemampuan berinovasi dan kreatif.
  2. Penelitian yang dilakukan Siska Cahya Pribadi dan Erny Roesminingsih,(2021)  berjudul “Implementasi Kepemimpinan Transformasional di SD Muhammadiyah 4 Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus, yang didukung oleh studi literatur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepala sekolah menerapkan kepemimpinan transformasional dengan dukungan Sistem Kolektif Kolegial dan distribusi kepemimpinan. Namun, kepala sekolah menghadapi tantangan dalam mengubah pola pikir bawahan dari pola lama ke pola baru. Strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah melalui komunikasi dan rumusan niat ditambah dengan kerja keras, yang dianggap sebagai kunci sukses(Siska, 2021). Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian lain dalam hal menggunakan metode deskriptif kualitatif. Namun, perbedaannya terletak pada fokus penelitian. Penelitian ini berfokus pada implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti Inspirational Motivation(IM)  Kemampuan memotivasi dan menginspirasi dan Intelectual Stimulation(IS)  kemampuan berinovasi dan kreatif
  3. Farida Susanti, (2019) melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman”. Sebagai hasil dari penelitian, kepala SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman berhasil menerapkan kepemimpinan transformasional. Kinerja guru dan tenaga kependidikan sekolah meningkat sebagai hasil dari kepemimpinan transformasional kepala sekolah ini. Ini dapat dilihat dari peningkatan semangat kerja, komitmen, dan kemandirian mereka(Farida Susanti, n.d.). Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan dalam hal fokus pada kepemimpinan kepala sekolah. Namun, perbedaannya terletak pada hasil penelitian tentang semangat kerja, komitmen, dan kemandirian. Penelitian yang akan dilakukan akan mendapatkan informasi kepemimpinan transformasional dalam yang efektif dengan 4 komponen transformasional.
  4. Fatinam, Aswandi, dan Hj. Masluyah,(2020) dengan judul “Kepemimpinan Transformasional dalam Peningkatan Profesional Guru di SD Negeri 71 Kecamatan Pontianak Barat”. Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulkan secara umum bahwa kepemimpinan transfrmasional kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru pada SD Negeri 71 Pontianak Barat berhasil dengan baik yang ditunujukkan oleh kinerja guru yang semakin membaik(Fatinam, 2020). Pada penelitian ini persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tentang kepemimpinan trasformasionl kepala sekolah, perbedaannya adalah pada penelitian yang akan dilaksanakan memfokuskan pada bagaimana model kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang baik dengan 4 komponen kepemimpinan transformasional.
  5. Edi Hartanto,(2018 melakukan penelitian tesis yang berjudul “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Muhammadiyah Blawong II Kecamatan Jetis”. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kualitatif yang melibatkan sembilan guru di SD Muhammadiyah Blawong II sebagai responden. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah memberikan arahan singkat selama lima menit setiap pagi sebelum guru mengajar, menyelenggarakan program pendampingan belajar bagi siswa, dan berdiskusi dengan guru untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam pembelajaran, Selain itu, kepala sekolah juga membimbing guru dengan cara melakukan pertemuan individu secara profesional, memberikan briefing setiap hari, membina disiplin guru dengan memberikan teladan, dan memberikan teguran tegas bagi guru yang kurang disiplin. Kepala sekolah juga berperan dalam mengembangkan sistem penjaminan mutu guru, meningkatkan kompetensi guru, memperbaiki manajemen guru, mengembangkan pola pendidikan guru, dan merumuskan kode etik guru secara profesional. Dalam hal memotivasi guru, kepala sekolah menciptakan disiplin kerja, memberikan penghargaan bagi guru berprestasi, memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik, dan memberikan pelatihan kompetensi akademik guru. Dengan demikian, peran kepemimpinan kepala sekolah sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Blawong II(Edi Hartono, 2019). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan terletak pada focus penelitian pada suber data primer dari guru berjumlah sembilan guru. Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan pada sumber data primer kepala sekolah dan 2 guru penggerak dan 3 guru berdasarkan masa kera 2- 13 tahun. Lima penelitian sebelumnya berfokus pada peran kepala sekolah sebagai konsultan dalam upaya meningkatkan kualitas guru.

Namun, studi yang akan dilakukan kali ini akan lebih menyoroti model  kepemimpinan transformasional  kepala sekolah dengan 4 komponen Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah yaitu: Idealis Influence kemampuan menjadi tauladan(contoh), Intelectual Stimulation(IS)  kemampuan berinovasi, Inspirational Motivation(IM)  kemampuan memotivasi dan menginspirasi, serta Individualized Consideration(IC) perhatian khusus sebagai pelatih dan mentor)  dalam rangka meningkatkan kinerja guru. Meski demikian, penelitian ini merupakan pengembangan dan penajaman dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, peneliti berencana untuk mendeskripsikan, dan menganalisis kepemimpinan transformasional  kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani.

  1. Palembangan dan Sihotang (2023) dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru” mendapatkan kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan dalam meningkatkan mutu sekolah, dengan nilai korelasi yang cukup besar yaitu sebesar 0,7 (berkorelasi kuat). Disamping kepemimpina kepala sekolah, kinerja guru juga mampu meningkatkan mutu sekolah secara signifikan dengan nilai korelasi yang sama yaitu 0,7 (korelasi kuat).
  2. Akbar dan Inamayati (2019) melakukan penelitian dengan judul “Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kinerja Guru di SMK Bina Warga Bandung yang dinilai belum optimal begitu juga dengan kinerja kepala sekolah Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan analisis regresi sederhana dalam mengolah data hasil penelitian. Indikator penilaian kepemimpinan transformasional kepala sekolah meliputi 4 hal antara lain (1) Pengaruh Idealisme (2) Motivasi Inspirasional (3) Simulasi Intelektual (4) Pertimbangan Pribadi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah berada dalam kategori efektif, sementara kinerja guru berada dalam kategori sedang. Dengan demikian, kepemimpinan transformasional kepala sekolah dinilai berpengaruh signifikan terhadao kinerja guru.
  3. Al Faruq dan Supriyanto (2020) dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Guru” menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat dilakukan melalui peran kepala sekolah sebagai komunikator serta kepala sekolah sebagai konselor. Peran kepala sekolah sebagai komunikator dapat dilakukan dengan cara memberikan stimulus yang positif terhadap guru, tenaga kependidikan, karyawan serta kepada para siswa, sehingga peningkatan mutu sekolah tidak hanya dilihat dari prestasi siswa saja, tetapi juga dari kinerja tenaga pendidik serta tenaga kependidikan. Peran kepala sekolah sebagai konselor dapat dilakukan melalui perbaikan sistem yang ada di sekolah secara terus menerus, serta penyampaian visi misi yang jelas sehingga seluruh perangkat Pendidikan dapat meningkat profesionalitasnya.
  4. Supandi pada tahun (2023) melakukan publikasi hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru”. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Banyugluhur dengan 2 faktor penelitian yaitu gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (Y) dan kinerja guru dan star (X). Indikator kepemimpinan transformasional meliputi (1) kharismatik (2) motivasi dan inspirasi (3) stimulasi intelektual (4) perhatian terhadap individu. Sementara itu indikator kinerja guru dan staf meliputi (1) tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan (2) prestasi yang dicapai (3) pengembangan diri (4) kemandirian dalam bertindak. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru dan staf menunjukkan arah yang positif serta linier.
  5. Permatasari et al (2023) dalam hasil penelitiannya yang berjudul “ Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Kinerja Guru: Studi Meta Analisis” menyampaikan bahwa kepala sekolah berperan sebagai pemimpin yang tidak hanya mengelola administrasi sekolah, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kinerja unggul para guru. Kepala Sekolah bertindak sebagai pembimbing, supervisor, motivator, inovator bagi staf pengajar. Sebagai pembimbing Kepala Sekolah memberikan arahan, bimbibingan, dan dukungan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
  6. Hasil penelitian Sitanggang et al (2023) yang berjudul “ Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru-guru SMAK Ebenezer Hutabalang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2023” menyatakan bahwa adanya pengaruh yang positif antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap peningkatan kerja guru-guru di SMAK Ebenezer Hutabalang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2023.
  7. Efendi et al (2023) dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah melalui Komitmen Kerja Terhadap Kinerja Guru Merdeka Belajar” hasil penelitian menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional yang dipraktekkan oleh Kepala Sekolah mampu meningkatkan komitmen kerja guru dalam implementasi Merdeka Belajar, penerapan gaya kepemimpinan transformasional oleh Kepala Sekolah dapat meningkatkan kinerja guru terlebih dalam implementasi Merdeka Belajar.

C.    Alur Pikir

Sugiyono (2014 ) menyatakan bahwa model konseptual memiliki kemampuan untuk menunjukkan bagaimana hubungan teori dengan berbagai komponen yang telah diidentifikasi dengan masalah yang signifikan. Alur pikir berasal dari tinjauan literatur, yang menggunakan ide-ide ilmu dan teori sebagai landasan penelitian. Tinjauan ini terdiri dari rangkuman tujuan pustaka yang relevan dengan variabel yang akan diteliti. Tinjauan pustaka diperlukan untuk menyusun kerangka berfikir dan operasional penelitian. Alur pikir diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah kepada asumsi tentang variabel-variabel yang akan diteliti serta membantu penelti merumuskan masalah penelitian (Sugiyono, 2014).

Dari kajian teori di atas dapat diuraikan alur penelitian ini, yaitu :

  1. Komponen kepemimpinan transformasional kepala sekolah terdiri dari:
  2. Kemampuan memberikan teladan (contoh) yang dapat menumbuhkan rasa hormat dan percaya.
  3. kemampuan untuk menjadi kreatif dan inovatif dengan mengadaptasi situasi yang sudah ada dengan cara baru.
  4. Kemampuan untuk memberikan inspirasi.
  5. Kemampuan untuk menunjukkan contoh yang dapat menumbuhkan rasa hormat dan kepercayaan.
  6. Tingkat keberhasilan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama proses pembelajaran dikenal sebagai kinerja guru..

Alur pemikiran penelitian diatas, dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Dalam identifikasi masalah dijelaskan bahwa Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dapat meningkatkan kinerja guru.
  2. Kinerja guru yang kurang baik dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran maka perlu ditingkatkan kinerja guru yaitu dengan model kepemimpinan Transfoormasional.
  3. Beberapa hal yang dapat meningkatkan kenerja guru adalah kepemimpinan kepala sekolah yang mempunyai beberapa komponen kompetensi yaitu :
  4. Idealis Influence (II) : Menjadi tauladan(contoh)
  5. Inspirational Motivation(IM) : Kemampuan memotivasi dan menginspirasi
  6. Intelectual Stimulation(IS) : Kemampuan berinovasi dan kreatif
  7. Individualized Consideration(IC): Perhatian khusus sebagai pelatih dan mentor)
  8. Dari 4 komponen tersebut yaitu, Idealis Influence (II) menjadi contoh, Inspirational Motivation(IM)  kemampuan memotivasi dan menginspirasi, Intelectual Stimulation(IS)  kemampuan berinovasi dan kreatif, dan Individualized Consideration(IC) kemampuan memberikan perhatian khusus sebagai pelatih dan mentor. Dengan 4 komponen kepemimpinan trasformasional kepala sekolah yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru.

Dari gambaran alur pikir diatas dapat diilustrasikan dengan gambar skema  di bawah ini :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1 Alur pikir penelitian

 

 

 

 

 

 

D.    Pertanyaan Penelitian

Dari alur pikir tersebut maka dapat disampaikan daftar pertanyaan sebagai berikut :

  1. Bagaimana kepala sekolah SD Muhammadiyah program khusus rabbani dalam memberikan contoh,teladan (Idealis Influence) kepada guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru.
  2. Bagaimana strategi kepala sekolah SD Muhammadiyah program khusus rabbani dalam memotivasi dan menginspirasi (Inspirational Motivation)  dalam  meningkatkan kinerja guru?
  3. Kegiatan dan program kreatif dan inovatif (Intelectual Stimulation) apakah yang dilaksanakan kepala sekolah untuk menstimulasi  guru dalam meningkatkan kinerja  di SD Muhammadiyah program khusus rabbani Karanganom?
  4. Bagaimana cara kepala sekolah SD Muhammadiyah program khusus rabbani Karanganom dalam memberikan perhatian khusus sebagai pelatih dan mentor (Individualized Consideration) dalam upaya meningkatkan kinerja guru?

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

 

A.    Jenis Penelitian

Data deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, dan rekaman video, adalah sumber penelitian kualitatif (Poerwandari, 2007). Metode ini bertujuan untuk memahami fenomenologi dan dasar interpretatif. Beberapa perspektif utama tentang penelitian ini adalah:

  1. Realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan ditafsirkan sebagai sesuatu yang diluar Individu dan dianggap sebagai sesuatu yang subjektif.
  2. Manusia bukan hanya mengikuti hukum di luar diri mereka; mereka menciptakan banyak makna dalam hidup mereka..
  3. Ilmu tidak bebas nilai, induktif, dan idiografis, dan didasarkan pada pengalaman sehari-hari.
  4. Penelitian berusaha mendapatkan pemahaman tentang kehidupan sosial.

Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi, yang merupakan metode penelitian di mana peneliti mencari tahu bagaimana fenomena tertentu berkaitan dengan pengalaman manusia (Cresswell, 2009). Untuk memahami pengalaman partisipan, peneliti mengesampingkan pengalaman pribadi. (Hidayatullah M, 2022a).

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti harus mendekati subjek dengan pikiran yang murni, bebas dari praduga, prasangka, atau konsep apa pun. Ide dasar dari metode fenomenologi adalah bahwa dunia secara alami bercorak sosial. Suatu objek hanya dapat dipahami jika dia terkait dengan topik. Karena hanya subjek yang memiliki kemampuan untuk mengalami dan memahami Oleh karena itu, realitas sebenarnya adalah subjektif.(Mevia et al., 2021)

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

 

  1. Menentukan judul topik yang akan dibahas, yaitu “Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom.”
  2. Melakukan survei dan pendekatan langsung ke lokasi penelitian.
  3. Melakukan observasi seputar lokasi penelitian, kepala sekolah dan
  4. Melakukan proses
  5. Melakukan pekerjaan lapangan, melakukan penelitian, dan mendokumentasikan hasilnya.
  6. Proses transformasi data menjadi bentuk informasi.
  7. Menganalisis data untuk memberikan pemahaman yang lebih baik.
  8. Pelaporan sebagai hasil dari aktivitas penelitian.

B.    Tempat dan Waktu Penelitian

Memilih dan malaksanakan  penelitian tidak pernah terlepas dari tempat atau lokasi penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data, maka peneliti memilih lokasi yaitu di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom, Klaten yang beralamatkan di Jalan Karanganom-Klaten Km 2, Jetis, Tarubasan , Karanganom, Klaten. Alasan memilih tempat ini karena kepala sekolah dapat menggerakkan dan memotivasi guru dalam melaksanakan tugas, dapat menginspirasi muncul ide kreatif dalam mengelola sekolah. Alasan lain  SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom karena menjadi sekolah penggerak, kepala sekolah  meraih juara 1 dalam even seleksi Kepala Sekolah berprestasi tingkat Kabupaten Klaten tahun 2023.  Adapun pelaksanaan penelitian ini di mulai bulan Desember 2023 – Mei 2024  berikut rincian pelaksanaanya:

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

 

Kegiatan Waktu Penelitian
Nop23 – Jan 24 Peb 2024 Maret 2024 April 2024 Mei 2024 Juni 2024 Juli 2024 Agst 2024 Sept 2024
Pengajuan Judul, proposal, Seminar Proposal
Bimbingan penyusunan  proposal penelitian dengan Dosen

Pembimbing

Ujian Seminar Proposal Tesis dan

Revisi Proposal

Pengumpulan Data dan pengolahan Data
Menulis Tesis
Seminar Hasil Penelitian Tesis
Ujian Tesis

 

 

C.    Sumber Data

Subyek penelitian adalah sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti mengelompokkan sumber data ini menjadi dua kelompok, yaitu :

  1. Untuk mendapatkan informasi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru..
  2. Data sekunder berasal dari data sebelumnya dari Kepala Tata Usaha (TU). Data ini mencakup informasi tentang sejarah berdirinya dan perkembangan organisasi, visi dan misi, lokasi geografis, struktur organisasi, dan program kerja kepala sekolah di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani.

D.     Teknik dan Pedoman Pengumpulan Data.

Suharsimi Arikunto (2014) mendefinisikan metode pengumpulan data sebagai proses pengumpulan data dalam penelitian. Angket atau kuisioner, wawancara (wawancara), observasi (pengamatan), dan dokumentasi adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk menerapkan teknik ini (Arikunto, 2014).

  1. Teknik wawancara

Wawancara ini ditujukan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Guru dari SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom. Metode wawancara semi terstruktur digunakan, yang memungkinkan wawancara lebih mendalam dan dapat disesuaikan sepanjang prosesnya. Pedoman wawancara ini diperlukan agar pertanyaan yang diajukan tetap fokus pada masalah yang ingin diungkap. 1) Memutuskan siapa yang akan diwawancarai sehingga orang-orang yang memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan. 2) Membuat persiapan yang baik untuk wawancara dengan menetapkan waktu dan tempat yang tepat. 3) Membuat masalah untuk dibicarakan. 4) Melakukan wawancara dengan tetap netral dan menghindari konflik atau kepentingan saat ini 5) Melangsungkan wawancara sesuai alur dan dengan masalah yang akan diteliti. 6) Mengkonfirmasi hasil wawancara dengan menekankan informasi-informasi penting kemudian mengakhirinya. 7) Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan dalam rangka pengecekan keabsahan data.

  1. Data Pendukung Observasi

Dalam penelitian ini, kepala sekolah dari SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom diwawancarai, dan temuan penelitian ini didukung oleh observasi keadaan sebenarnya. 

  1. Data Pendukung Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang telah tersedia dalam bentuk foto, video, gambar dan atau arsip sebagai pendukung penelitian dan kemudian akan dibandingkan dengan hasil wawancara yang berkaitan dengan pendidik dan kepala sekolah. Dokumen yang dapat dijadikan bahan dapat berupa penilaian kinerja guru, data guru, data kelembagaan, sejarah sekolah, fasailitas yang ada dan potensi siswa

Untuk mendukung penelitian, dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang tersedia dalam bentuk arsip, foto, video, atau gambar, dan kemudian dibandingkan dengan hasil wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah. Dokumen yang dapat digunakan sebagai bahan dapat mencakup data kelembagaan, sejarah sekolah, fasailitas saat ini, dan prospek siswa.

  1. Pedoman Wawancara mendalam

Pedoman wawancara penelitian dirancang untuk membantu melakukan wawancara dengan subjek penelitian secara sistematis dan berfokus pada masalah yang akan ditangani selama proses pengumpulan data. Untuk memudahkan proses pengumpulan data dalam penelitian ini, alat yang dipilih adalah observasi dokumentasi dan wawancara dengan sumber data utama. Sebelum melakukan wawancara, subjek harus diwawancarai untuk melengkapi data penelitian. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan dua guru penggerak akan diwawancarai.

Tabel 3.2

Kisi – kisi wawancara Kepala Sekolah

Fenomena yang diteliti Pertanyaan Sumber data Penelitian
 

 

 

Pengaruh Idealis (Idealice Influence)

 

 

 

Apakah dalam penyusunan program kegiatan sekolah Anda selalu melibatkan warga sekolah? Kepala sekolah
Apakah Anda dalam bertindak selalu mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi?  

Kepala sekolah

Apakah Anda sebagai kepala sekolah dalam menjalankan tugas sudah menunjukkan prilaku yang menghasilkan rasa hormat pada para bawahan?  

Kepala sekolah

Bagaimana cara Anda menumbuhkan rasa percaya dari para bawahan ? Kepala sekolah

 

 

Fenomena yang diteliti Pertanyaan Sumber data Penelitian
 

Kemampuan berinovasi dan kreatif (Intelectual Stimulation)

 

Apakah Anda  selaku kepala sekolah selalu memberikan  ide-ide baru yang inovatif da kreatif kepada para guru? Kepala sekolah
Bagaimana cara Anda untuk menggali ide-ide kreatif dan inovatif tersebut?  

Kepala sekolah

Apakah semua masalah yang dihadapi guru melibatkan Anda sebagai kepala sekolah? Kepala sekolah

 

 

Fenomena yang diteliti Pertanyaan Sumber data Penelitian
 

 

 

Kemampuan memotivasi dan menginspirasi (Inspirational Motivation)

 

 

 

Dalam memotivasi para guru apakah Anda sudah mengutamakan kedisiplinan? Kepala sekolah
Selain menerapkan kedisiplinan apakah ada perilaku (program kegiatan) yang dapat memotivasi para guru?  

Kepala sekolah

Apakah Anda memperhatikan jenjang karir para guru? Kepala sekolah
Bagaimana peran Anda dalam memotivasi guru untuk meningkatkan kinerja mereka melalui kepemimpinan transformasional? Kepala sekolah

 

Tabel 3.3

Kisi – kisi Pedoman wawancara

Fenomena yang diteliti Pertanyaan Sumber data Penelitian
 

 

 

 

Pengaruh Idealis (Idealice Influence)

 

 

 

Apakah dalam penyusunan program kegiatan sekolah kepala sekolah selalu melibatkan warga sekolah?  

Guru, wakil kepala kurikulum

Apakah kepala sekolah dalam bertindak selalu mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi?  

Guru

Apakah kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sudah menunjukkan prilaku yang menghasilkan rasa hormat,penghargaan pada para bawahannya?  

Guru, wakil kepala ismuba

Apakah kepala sekolah sudah menumbuhkan rasa percaya kepada para guru? Guru, wakil kepala humas
 

 

Kemampuan memotivasi dan menginspirasi (Inspirational Motivation)

 

Apakah dalam memotivasi para guru kepala sekolah sudah mengutamakan kedisiplinan? Guru, wakil kepala kesiswaan
Selain menerapkan kedisiplinan apakah ada prilaku kepala sekolah yang dapat memotivasi para guru? Guru
Apakah kepala sekolah memperhatikan jenjang karir bawahannya? Dalam bentuk apa? Guru
Apakah kepala sekolah memberitahukan permasalahan yang berhubungan dengan sekolah kepada para guru? Guru
 

 

Kemampuan berinovasi dan kreatif (Intelectual Stimulation)

 

 

Apakah kepala sekolah selalu memberikan ide-ide baru yang inovatif dam kreatif kepada para guru? Guru, wakil kepala kurikulum
Apakah kepala sekolah dalam menerima ide-ide baru mendiskusikannya dalam rapat untuk di tindak lanjut?  

Guru

Apakah semua masalah yang dihadapi para guru melibatkan kepala sekolah dalam pemecahannya?  

Guru

 

 

 

 

Konsiderasi Individual(Individual Concideration)

 

Apakah kepala sekolah terbuka dalam mengadapi masalah bawahan? Guru
Apakah kepala sekolah menerima keluhan-keluahan masalah terbuka dan memberikan arahan, saran,dan solusi kepada Anda?  

Guru

Apakah kepala sekolah sudah mengkoordinasikan kepada anda  selaku wakil kepala bidang kurikulum,kesiswaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi progran kegiatan?  

Wakil kepala kurikulum dan  kesiswaan

 

Tabel 3.4

Pedoman observasi Kepala Sekolah

 

NO OBSERVASI KETERANGAN
1 Cara berkomunikasi kepala sekolah
2 Cara memberikan inspirasi
3 Cara memberikan apresiasi
4 Cara Cara menyampaikan nilai – nilai positif
5 Cara membangkitkan loyalitas dan ketekunan
6 Cara menanamkan kebanggaan dan kesetiaan serta rasa hormat
7 Cara kedekatan personal terhadap guru
8 Cara memberikan motivasi unruk maju

 

 

  1. Pedoman dokumentasi

Pedoman dokumentasi digunakan untuk menyelesaikan penelitian dengan mencari dokumen penting yang terkait dengan data penelitian saat ini. Pedoman dokumentasi memuat garis besar atau kategori data yang akan dicari. Menurut Sugiyono (2015), penegertian luas mengacu pada pengumpulan data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka, dan gambar, serta laporan dan keterangan yang mendukung penelitian (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan gambar, video, dan foto.

Dokumen tidak hanya berbentuk tulisan, tetapi juga dapat berupa arsip, foto, video, dan gambar. Semua ini dapat digunakan untuk melengkapi data yang berkaitan dengan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan untuk memperkuat hasil penelitian. Diharapkan dokumen ini dapat mengabadikan informasi yang diperlukan dalam penulisan. Selain itu, peneliti menggunakan dokumentasi yang mencakup hal-hal berikut untuk melengkapi data yang diperlukan untuk penelitian ini:                                   

                               Tabel 3.5

 Instrumen Dokumentasi

 

NO DOKEMENTASI KETERANGAN
1 Data guru
2 Data kelembagaan, sejarah sekolah, fasilitas yanga ada, dan potensi siswa
3 Sejarah sekolah
4 Fasilitas sekolah
5 Prestasi guru
6 Prestasi siswa
7 Penilaian kinerja guru
8 Video profil sekolah
9 Video kegiatan sekolah
10 Foto – foto kegiatan sekolah

 

E.    Keabsahan Data

Data adalah hasil utama penelitian kualitatif; tujuan validasi data dalam penelitian adalah untuk mencapai atribut ilmiah yang akurat dan benar. Sugiyono (2014) mengatakan bahwa proses triangulasi dapat digunakan untuk validasi data dalam penelitian kualitatif. Proses ini melibatkan triangulasi sumber, metode, dan waktu. Pendekatan ilmiah yang disebut triangulasi digunakan oleh peneliti saat mengumpulkan dan menganalisis data untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang fenomena yang mereka pelajari serta konteks di mana mereka terjadi.

Triangulasi sumber dalam penelitian ini melibatkan pengumpulan informasi dari kepala sekolah tentang pelaksanaan kepemimpinan transformatif di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom, terkait dengan empat komponen kepemimpinan transformatif kepala sekolah. Selanjutnya, dilakukan verifikasi terhadap beberapa guru untuk memastikan kebenaran informasi yang sama.

Triangulasi metode dilakukan dengan melakukan wawancara dan verifikasi melalui observasi dan dokumen. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi lebih detail tentang kepemimpinan transformatif kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabban. Penelitian ini mengumpulkan data dari kepala sekolah tentang implementasi kepemimpinan transformatif di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom. Informasi tersebut terkait dengan empat komponen kepemimpinan transformatif kepala sekolah. Selanjutnya, verifikasi terhadap beberapa guru dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang sama benar.

Triangulasi metode dilakukan melalui wawancara dan verifikasi melalui dokumen dan observasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang bagaimana kepemimpinan transformatif kepala sekolah dapat membantu guru di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani menjadi lebih baik.

F.     Teknik Anilisis Data

Berdasarkan pendapat Milers & Huberman (1994), analisis data dilakukan secara interaktif dan berkelanjutan sampai data mencapai titik jenuh. Aktivitas ini melibatkan empat tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi(Miles, 2014).

  1. Pengumpulan Data: Penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara yang didukung oleh catatan. Selain itu, proses observasi dan dokumentasi didukung oleh foto dan dokumen berupa catatan. Hasil dari dokumentasi dan observasi kemudian dihubungkan dengan temuan wawancara.
  2. Reduksi Data: Tahap reduksi data mencakup proses penyederhanaan dan seleksi data lapangan. Rangkuman dari hasil pengamatan, wawancara, dan informasi yang diperoleh selama penelitian termasuk dalam tahap ini.
  3. Penyajian Data: Untuk merumuskan kesimpulan dan mengambil tindakan, penyajian data melibatkan pengorganisasian kumpulan data menjadi struktur yang lebih baik. Data dapat disajikan dalam teks deskriptif atau dalam tabel atau gambar.
  4. Menarik Kesimpulan / Verifikasi: Tahap ini dilakukan setelah penyajian data dari hasil pengumpulan, menurut Miles & Huberman (1994:10). Pada titik ini, peneliti membandingkan dan menginterpretasikan data untuk menentukan hubungan antar elemen. Selanjutnya, kesimpulan dibuat berdasarkan solusi untuk setiap masalah yang ditemukan (Miles, 2014).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

 

  1. Deskripsi Hasil Penelitian
  2. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom.
  3. Identitas Sekolah

SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani berdiri tahun 12 Juli 2008, awal berdiri diprakarsai oleh tuntutan orang tua siswa TK IT Rabbani dimana para orang tua menyampaikan beberapa hal terkait kelanjutan anal-anaknya setelah lulus dari TK akan melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar(SD). Berdasarkan permintaan orang tua tersebut dari PCM Karanganom, Klaten bersama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan menengah bersepakat mendirikan Sekolah Dasar yang diberi Nama SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani.  Beralamat di Jl. Karanganom-Klaten km 3 Dukuh Jetis, Tarubasan , Karanganom, Klaten Jawa Tengah. Ada 2 unit yang letaknya yaitu Unit 1 berada di Dukuh Jetis, Tarubasan, unit 2 terletak di Dukuh Polodadi, Tarubasan, Karanganom, Klaten. Sekolah ini mempunyai jumlah rombongan belajar 15 kelas, Akreditasi sekolah dengan predikat A nilai 93. Sebagai pemilik adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kepala sekolah pertama bernama Heri Susanto,S.Pd periode 1 mulai tahun 2008-2012. Kepala selanjutnya adalah Drs. Sudibyo Hardiyono periode 2013 -2017.  Adanya periodesasi kepala sekolah, Ibu Rintik Sunariati,S.Pd di calonkan kepala sekolah dengan 2 calon yang lainnya. Pada akhirnya ia yang terpilih menjadi kepala sekolah pada periode tahun 2017 – 2021. Pada saat periodesasi habis Kepala Sekolah diajukan lagi untuk menjabat periode yang ke dua tahun 2022-2025. Terkait dengan data guru dan karyawan di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom Klaten tahun 2024 berjumlah 34 guru (tenaga pendidik)  dan 7 karyawan. Guru yang berkualifikasi pendidikan S2 ada 2 orang, D3 ada 2 orang,  S1 ada 26 orang, SMA ada 4 orang, dengan jumlah murid 371 anak. Kepala sekolah  memberikan kesempatan dan mendukung jenjang karier para guru untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S1. Visi dan Misi SD Muhamadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom.

  1. Visi dan Misi SD Muhammadiyah Program Kuhsus Rabbani Karanganom
  • Visi

Mewujudkan generasi yang unggul,berkarakter islami, dan berwawasan lingkungan

  • Misi
  1. Menggali minat,bakat dan potensi siswa sesuai dengan karakteristik masing masing.
  2. Menumbuhkambangkan minat, bakat dan potensi siswa sesuai dengan karakteristik masing masing.
  3. Membimbing siswa sesuai minat,bakat dan potensi siswa.
  4. Mengelola program pendidikan yang berkualitas, unggul dan mempunyai daya saing tinggi.
  5. Menumbuhkembangkan keimanan pada ajaran islam yang menganut dan asunnah.
  6. Membimbing implementasi ajaran islam yang menganut ajaran al quran dan asunnah.
  7. Menghidupkan semangat beribadah kepada seluruh  warga sekolah.
  8. Mengembangkan sikap sopan, jujur, disiplin dan bertanggungng jawab kepada sekolah
  9. Meningkatkan pedoman amar makruf nahi mungkar dalam bertindak.
  10. Menumbuhkan rasa peduli dan kesadaran terhadap lingkungan hidup
  11. Membangkitkan peran aktif dalam melestarikan lingkungan yang asri
  12. Membangkitkan peran aktif dalam mencegah polusi dan kerusakan
  13. Meningkatkan sikap tanggap dalam menjaga lingkungan hidup.
  14. Sejarah SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom

SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom adalah sekolah swasta yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karanganom Klaten.Sebagai pemilik adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berdiri pada tahun 2008 dengan kepala sekolah pertama bernama Heri Susanto,S.Pd. Dari hasil wawancara pra penelitian pada tanggal 17 Desember 2023,  diperoleh data bahwa sebelum menjadi kepala sekolah, Ibu Rintik Sunariati, S.Pd  mulai bertugas tahun 2011 pada bulan Juli sebagai guru tidak tetap. Dengan berjalannya waktu pada tahun 2013 bulan Juli diangkat menjadi guru tetap yayasan. Sebelum menjadi kepala sekolah ,diberi tugas sebagai guru kelas dan mata pelajaran bahasa indonesia. Pada saat menjadi guru kelas dan mata pelajaran bahasa indonesia dibawah kepemimpinan kepala Sekolah bernama Drs. Sudibyo Hardiyono periode 2013 -2017 diamanahi guru kelas dan wakil kepala bidang Kurikulum. Tidak lazim di SD negeri ada wakil kepala, namun di SD Muhammadiyah Program khusus Rabbani sudah menerapkan sejak tahun berdiri 2008 meskipun baru 1 kelas. Struktur organisasi ini diteruskan oleh kepala sekolah selanjutnya, bahkan saat ini menjadi lebih banyak.  Adanya periodesasi kepala sekolah, Ibu Rintik Sunariati,S.Pd di calonkan kepala sekolah dengan 2 calon yang lainnya. Pada akhirnya ia yang terpilih menjadi kepala sekolah pada periode tahun 2017 – 2021. Pada periode ini menurut penyataan kepala sekolah banyak tantangan dan hambatan, karena belum pernah menjadi kepala sekolah. Dengan keuletan, kegigihan dan kemauan keras bersama para guru dan karyawan sekolah berkembang cukup  pesat berkembang ditandai dengan jumlah murid yang semakin bertambah, sarana dan prasarana, dan diiringi bertambahnya guru dan karyawan. Hasil penilaian kinerja kepala sekoah yang dilaksanakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PCM Karanganom dengan hasil baik, sebagai contoh yang dapat diukur bertambahnya jumlah siswa mulai dari tahun 2017 berjumlah 206 siswa dan pada saat ini tahun pelajara 2023/2024 berjumlah 371. Jika dirata-rata pertahun naik 12 % per tahun.   Pada saat periodesasi habis Kepala Sekolah diajukan lagi untuk menjabat periode yang ke dua tahun 2022 – 2025. Terkait dengan data guru dan karyawan di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom Klaten tahun 2023 berjumlah 34 guru (tenaga pendidik)  dan 7 karyawan. Guru yang berkualifikasi pendidikan S2 ada 2 orang ,D3 ada 2 orang,  S1 ada 26 orang, SMA ada 4 orang, dengan jumlah murid 371 anak. Kepala sekolah  memberikan kesempatan dan mendukung jenjang karier para guru untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S1.

  1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukkan bahwa adanya pembagan kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang berbeda yang dikoordinasikan. Jenis struktur organisasi yang digunakan yaitu struktur fungsional ( functional structure organization ).

Berikut adalah gambar struktur organisasi SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom Klaten.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom

 

 

  1. Tugas dan Tanggungjawab Personil SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom, Klaten.
  • Kepala Sekolah
  1. Kepala Sekolah Selaku pimpinan, mempunyai tugas :
    • Menyusun perencanaan
    • Mengorganisir kegiatan
    • Mengarahkan kegiatan
    • Mengkoordinir kegiatan
    • Melaksanakan pengawasan
    • Melakukan evaluasi setiap kegiatan
    • Menentukan kebijaksanaan
    • Mengadakan rapat
    • Mengambil keputusan
    • Mengatur proses belajar mengajar
    • Mengatur administrasi : Kantor b. Siswa c. Pegawai d. Perlengkapan e. Keuangan
    • Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat
  2. Kepala Sekolah selaku administrator, mempunyai tugas :

1) Perencanaan                         

2) Pengorganisasian                 

3) Pengarahan                           

4) Pengkoordinasian                

5) Pengawasan                          

6) Kurikulum                            

7) Kesiswaan

8) Perkantoran

9) Kepegawaian

10) Perlengkapan

11) Keuangan

12) Perpustakaan

  1. Kepala Sekolah sebagai Suvervisor, mempunyai tugas supervisi terhadap:
    • Kegiatan belajar mengajar
    • Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
    • Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler
    • Kegiatan ketatausahaan
    • Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha
  • Ketatausahaan
    • Mengkordinir segala tugas-tugas ketata usahaan.
    • Bertanggungjawab atas segala tugas-tugas administrasi dikantor tata usaha SD Muhammadiyah PK Rabbani
    • Membantu kepala sekolah mengelola administrasi kantor
    • Mengkonsep surat-surat kantor.
    • Melayani tamu-tamu kantor yang berhubungan dengan ketata usahaan.
    • Pengelolaan file-file penting dan file pribadi guru.
    • Merekapitulasi data statistik sekolah.
    • Menyediakan fasilitas administrasi sekolah yang berhubungan dengan ketata usahaan
    • Menerima, mencatat dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar serta menyampaikan kepada kepala sekolah serta menindak lanjuti surat yang sudah didisposi kepala sekolah.
    • Melayani alumni dan tamu untuk urusan administrasi sekolah.
    • Membuat kartu tanda siswa (KTS).
    • Mengadministrasikan Mutasi siswa sesuai usulam rumpun.
    • Mengisi buku induk sekolah
    • Memproses kenaikan pangkat Guru/ Pegawai, mutasi dan lain-lain.
    • Menyiapkan format-format kepegawaian.
    • Mengisi buku klapper siswa.
    • Mengarsipkan semua administrasi laporan kegiatan di sekolah.
    • Melakukan pembinaan karier terhadap tenaga tata usaha.
  • Divisi Kurikulum
  • Penetapan kebijakan mutu dalam SKL isi, proses, dan penilaian.
  • Menyusun program, mengatur pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
  • Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.
  • Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan haran, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas serta ujian akhir sekolah dan nasional.
  • Menyusun anggaran kegiatan.
  • Menerapkan kriteria persyaratan     naik/tidak        naik     dan       kriteria penjurusan serta kriteria kelulusan.
  • Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyususnan administrasi guru.
  • Melaksanakan dan menyusun jadwal pelajaran tambahan.
  • Melaporkan presentase ketidak hadiran guru dalam PBM.
  • Membuat jadwal pelaksanaan pembagian rapor.
  • Berkoordinasi dengan Wakabid yang relevan
  • Melaporkan hasil dan target kelulusan kepada kepala sekolah.

 

 

  • Divisi Kesiswaan dan Humas

1)    Kegiatan kesiswaan merupakan salah satu program prioritas di Lembaga Pendidikan SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat menumbuh kembangkan bakat, minat, kreativitas dan prestasi siswa secara optimal. Pada prinsipnya siswa harus diberikan bekal dan pengalaman sebanyak-banyaknya melalui berbagai kegiatan yang bermanfaat, sebagai dasar pengembangan pendidikan di masa mendatang.

Program kesiswaan terdiri dari berbagai kegiatan, yang meliputi kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, harian serta kegiatan khusus menjelang akhir tahun pelajaran dan awal tahun pelajaran baru.

Tugas pokok Humas di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani meliputi:

Memelihara hubungan baik, memelihara hubungan baik dengan komite sekolah, lembaga-lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mendukung kegiatan sekolah. Publikasi dan Informasi, melaksanakan fasilitasi dan koordinasi bidang urusan kehumasan yang meliputi publikasi, pengembangan informasi, serta peliputan dan dokumentasi kegiatan sekolah

Perencanaan dan pelaksanaan program, merencanakan serta melaksanakan program-program kehumasan agar sekolah dapat mencapai saling pengertian serta diterima keberadaannya oleh masyarakat

  • Divisi Sarana dan Prasarana

1) Dasar

  1. a) Bahwa dalam memperlancar pelaksanaan tugas kepala sekolah, maka wakil kepala sekolah dipandang perlu untuk menyususn kerja tahunan sebagai pedoman kerja untuk membantu sebagian tugas-tugas kepala sekolah.
  2. b) Program kerja tahunan SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani tahun pelajaran 2023/2024.
  3. c) Program kerja kepala sekolah SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani tahun pelajaran 2023/2024.

2) Maksud dan Tujuan

  1. Maksud

Sebagai pedoman kerja wakil kepala sekolah urusan saran dan prasarana dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya selama tahun pelajaran 2023/2024.

  1. Tujuan

Untuk mengetahui rencana dan program kerja yang akan dilaksanakan sehingga dapat mencapai tujuan yang optimal. Sebagai bahan masukan bagi penyususnan program dan pertimbangan kepala sekolah dalam menetapkan kebijakan serta langkah-langkah pengembangan sekolah selanjutnya.

 

3) Ruang Lingkup dan Sasaran

  1. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup rencana dan program kerja tahunan, selama tahun pelajaran 2023/2024 wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana adalah:

  • Program umum
  • Program khusus
  • Program jangka pendek
  • Program jangka panjang
  1. Sasaran

Sasaran dari program tahunan wakil kepala sekolah urusan saran dan prasarana adalah untuk membantu sebagian tugas-tugas kepala sekolah dalam kelancaran kegiatan proses belajar mengajar di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani.

  • Divisi Litbang dan Publikasi

Kegiatan yang dilakukan untuk mendorong sekolah dari sisi SDM dan media. Perkembangan media masa digital atau “Media social” tidak terlepas dari dunia Pendidikan dan dapat digunakan secara interaktif dengan perserta didik melalui blog, jejaring social maupun forum. Media social sebagai akses muda dan murah, jangkaunya pun luas. Manfaat media social dan publikasi bagi sekolah antara lain; Pertama kemampuan  beradaptasi. Dengan jejaring sosial akan mampu belajar cara mengembangkan kemampuan teknis dan sosial yang dibutuhkan mereka dalam menghadapi era digital sekarang. Kedua, Memperkenalkan profil madrasah sehingga masyarakat luas mengetahui informasi apapun tentang sekolah seperti: Fasilitas yang tersedia, Kurikulum intra dan ekstra kurikuler termasuk materi pebelajaran online dan pustaka maya, prestasi yang telah diraih oleh madrasah, informasi mengenai perencanaan madrasah dan kebutuhan biaya, macam dan kualitas kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan madrasah. Jumlah dan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan yang ada. Ketiga, sebagai media resmi madrasah untuk media publikasi informasi ke masyarakat. seperti: pengumuman, Press Release, dan Berita resmi madrasah.

Sekolah dengan pendidik yang unggul adalah harapan besar setiap sekolah. Tujuan dari pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan adalah meningkatkan kualitas dari SDM sehingga sekolah akan menjadi lebih unggul. Mulai dari recruitmen, seleksi, pengangkatan,, pengembangan, sampai penghargaan serta kegiatan – kegiatan terkait (diklat) untuk mencapai tujuan Lembaga Pendidikan.

  • Guru Sebagai Guru Bidang Studi Dan Tematik
  • Membuat program pengajaran di awal Tahun Pelajaran.
  1. Program Tahunan (Prota)
  2. Program Semester (Promes)
  3. Program Rencana Pengajaran (RPP)
  4. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
  • Melaksanakan kegiatan pembelajaran
  • Meningkatkan Penguasaan materi pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya
  • Memilih metode yang tepat untuk menyampaikan materi
  • Melaksanakan KBM
  • Menganalisa hasil evaluasi KBM
  • Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan, dan pengawasan ketertiban, keamanan, kebersihan, keindahan, dan kekeluargaan
  • Melaksanakan kegiatan penilaian (semester/tahun)
  • Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
  • Membuat dan menyusun lembar kerja (Job Sheet)
  • Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
  • Mengikuti perkembangan kurikulum.
  • Mengumpulkan laporan pada Kepala Sekolah dan pengawas maksimal tanggal 05/bulan
  • Remedial dan Pengayaan
  • Analisis ulangan Harian
  • Mengumpulkan laporan pada Kepala Sekolah maksimal (Tiga Bulan Sekali)
  1. Laporan nilai Sikap, Spiritual, Kognitif dan Keterampilan (kurtilas)
  2. Laporan nilai kognitif (KTSP)

Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Sebagai Wali Kelas

Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :

  1. Pengelolaan kelas

1) Membimbing siswa sebelum masuk kelas (WK dan MT)

2) Melaksanakan doa belajar, motivasi, kegiatan sisipan sebelum pelajaran dimulai(WK)

3) Melaksanakan hafalan pagi(WK dan MT)

4) Membimbing siswa dalam hal life skills, privat membaca dan Al Qur’an(WK)

5) Membimbing dan mengatur siswa saat akan pulang (WK dan MT)

6) Membina sikap disiplin untuk setiap siswa (WK dan MT)

7) Membuat dan mengisi MADING Kelas dan membuat yel-yel/lagu kelas. (WK)

8) Menumbuhkan budaya bersih dan menjaga kebersihan kelas pada siswa (WK dan MT)

9) Mengawasi dan merawat peralatan/inventaris kelas (WK)

10) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan remidi dan pengayaan (WK)

11) Membimbing siswa dalam hal kemandirian (WK dan MT)

12) Berusaha member rasa aman kepada siswa di kelas yang dibina(WK dan  MT)

13) Menyampaikan laporan perkembangan siswa setiap akhir semester pada wali murid(WK)

14) Membimbing dan mengarahkan siswa pada beberapa aktivitas di luar kelas

  1. a) Berwudlu (WK)
  2. b) Sholat dhuha (WK)
  3. c) Makan snack (WK)
  4. d) Makan bersama (WK)
  5. e) Sholat dhuhur berjamaah(WK)
  6. f) Ibadah wajib maupun sunah (WK)
  7. g) Adab pergaulan disekolah (WK)
  8. Menyelenggarakan administrasi kelas meliputi :

1) Denah tempat duduk (WK)

2) Papan absen (WK)

3) Daftar pelajaran (WK)

4) Daftar piket kelas (WK)

5) Buku absen siswa (WK)

6) Buku kegiatan pembelajaran / jurnal (WK)

7) Tata tertib kelas (WK)

8) Bank data kelas (WK)

  1. Setiap wali kelas pada akhir bulan menyerahkan salinan

1) Daftar presensi anak (WK)

2) Nilai afektif (WK dan MT)

3) Buku laporan sholat (WK)

4) Buku kasus (WK)

5) Jurnal kelas  (WK)

6) Catatan khusus (Buku Anekdok) (WK)

7) Tugas tersetruktur dan Tidak Terstruktur (WK)

(Kepala Sekolah untuk dimintakan   tanda tangan sebelum tanggal 05/bulan)

  1. Mengisi Leger (WK)
  2. Mengisi dan membagi rapor (WK)
  3. Membina siswa binaan didiknya dengan sebaik-baiknya(WK dan MT)
  4. Membantu kelancaran proses belajar mengajar siswa di kelasnya. (WK dan MT)
  5. Mengetahui identitas, nama dan jumlah siswa di kelasnya. (WK dan MT)
  6. Mengetahui, memahami dan mengambil tindakan-tindakan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul di kelasnya. (WK dan MT)
  7. Melakukan home visit terhadap siswa yang bermasalah dan melaporkan perkembangannya kepada kepala sekolah (WK dan MT)
  8. Bekerja sama dengan guru BP dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa dan apabila dipandang perlu mengadakan hubungan dengan orangtua/wali murid dalam rangka pembinaan siswa kelasnya. (WK dan MT)
  9. Melaksanakan tugas penilaian kognitif, psikomotor dan afektif siswa terutama terhadap budi pekerti, kelakuan dan kerajinan siswa di kelasnya. (WK dan MT)
  10. Mengawasi, memonitor serta menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah (WK)
  11. Turut bertanggung jawab dalam kelancaran pelaksanaan Upacara Bendera. (WK)
  12. Koordinasi dengan Tata Usaha Urusan   untuk siswa pindahan/mutasi karena sesuatu dan lain hal (ketidak hadiran) prestasi rendah dan lain-lain. (WK).

 

  • Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Piket
  • Mengisi buku piket keterlambatan siswa yang telah disiapkan TU.
  • Memberikan tugas kepada siswa apabila ada guru yang berhalangan hadir karena sesuatu dan lain hal.
  • Meningkatkan dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, kenyamanan, keindahan, dan kekeluargaan (7K).
  • Mengadakan pendataan/mengisi buku piket sesuai dengan hari tugasnya.
  • Mencatat siswa yang masuk terlambat dan memberikan surat ijin masuk apabila masih sesuai dengan tata tertib.
  • Mengawasi berlakunya tata tertib siswa-siswi, secara langsung pada waktu jam pelajaran berlangsung dan berkeliling ke kelas-kelas untuk mendata kehadiran siswa pada hari itu
  • Melaporkan kejadian yang bersifat khusus kepada Kepala Sekolah untuk diproses dan diselesaikan bersama-sama dengan wali kelas.
  • Memberikan izin kepada siswa untuk meninggalkan sekolah setelah memperoleh izin dari guru kelas secara tertulis.
  • Bekerjasama dengan Rabbani Trans ketika ada siswa yang belum dijemput.

 

 

  • Tugas Pokok Dan Fungsi Administrasi Layanan Khusus

(Satpam, Tenaga Kebersihan, Kerumahtanggan, Panthry, Dan Antar Jemput)

  1. Satpam

Melakukan pemantauan terhadap kinerja satpam dan pembuatan petunjuk pelaksanaan teknis masing-masing tugas.

1) Tugas Pokok Satpam Setiap Hari :

  1. a) Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/kawasan sekolah khususnya pengamanan fisik
  2. b) Segala urusan atau tindakan guna melindungi dan mengamankan dari segala gangguan/ancaman baik yang berasal dari luar atau dari dalam sekolah
  3. c) Mengadakan pengaturan dengan maksud menegakkan tata tertib yang berlaku dilingkungan sekolah,khususnya yang menyangkut keamanan dan ketertiban atau tugas-tugas lain yang diberikan seperti :
  4. d) Tanda pengenal pegawai/karyawan
  5. e) Pengaturan parkir kendaraan
  6. f) Melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi masuk keluarnya orang atau barang dan mengawasi keadaan-keadaan atau hal-hal yang mencurigakan disekitar tempat tugasnya
  7. g) Melaporkan keadaan lingkungan sekolah kepada kepala sekolah Membantu penyeberangan kampus 1
  8. i) Membantu proses pengantaran makanan ke kampus 2 dan SMP Muh Rabbani

2)    Tugas Pokok Satpam Insidental (Menyesuaikan) :

  1. Menunjukkan/memandu setiap ada tamu sekolah
  2. Mengadakan pengaturan tata tertib kepada tamu sekolah
  3. Tenaga Kebersihan

Melakukan pemantauan terhadap kinerja tenaga kebersihan dan pembuatan petunjuk pelaksanaan teknis masing-masing tugas.

1)    Tugas Pokok Tenaga Kebersihan Setiap Hari :

  1. a) Membuka dan menutup ruangan-ruangan sekolah
  2. b) Membersihkan aula, ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, kamar mandi, dan halaman sekolah
  3. c) Memasak dan membuat air minum untuk guru dan anak-anak (mencuci gelas dan tempat minum setelah digunakan)
  4. d) Membuang sampah
  5. e) Menjaga kebersihan kebun kelas dan kebun belakang (bakar sampah)
  6. f) Membantu menjaga gerbang ke 2 saat penjemputan siswa khusus kelas

2)    Tugas Pokok Tenaga Kebersihan Mingguan (1x Seminggu) :

  1. a) Mencuci tempat sampah
  2. b) Merawat dan menata taman depan gerbang sekolah
  3. c) Merawat kebun sekolah seperti memotong rumput dan menyiram bunga

3)    Tugas Pokok Tenaga Kebersihan Insidental (Menyesuaikan) :

Melaporkan kepada sie sarpras jika ada alat/keperluan kebersihan, seperti habis atau rusaknya barang-barang kebutuhan sekolah (kebutuhan untuk minuman dan kebutuhan piranti kebersihan)

  1. Kerumahtanggaan

Pembantu sarpras bertanggung jawab kepada sie sarpras dan mempunyai tugas pelaksanaan sarpras sekolah meliputi :

1) Tugas Pokok Setiap Hari :

  1. a) Mengecek tempat sampah
  2. b) Mengecek kebersihan dapur

2) Tugas Pokok Mingguan (1x seminggu) :

  1. a) Mengecek dan mengumpulkan lap makan yang ada di kelas untuk dicuci
  2. b) Mengecek peralatan kebersihan yang ada di gudang seperti wipol, super pel, kapur barus, dll

3) Tugas Pokok Setengah Bulan :

Mengecek dan memasang pewangi yang ada di kamar mandi

4) Tugas Pokok Bulanan :

  1. a) Mengumpulkan taplak meja untuk dicuci
  2. b) Mengecek dan mengumpulkan keset yang ada di kelas untuk dicuci

5) Tugas Pokok Insidental (Menyesuaikan) :

Mengecek kipas yang ada di kelas bila ada yang rusak atau mati

  1. Panthry

Melakukan pemantauan terhadap kinerja satpam dan pembuatan petunjuk pelaksanaan teknis masing-masing tugas.

1) Tugas Pokok Setiap Hari :

  1. a) Bertanggungjawab dalam pengelolaan dapur
  2. b) Memastikan keselamatan dan sanitasi
  3. c) Mempertahankan standar kesehatan dan menu
  4. d) Memastikan bahwa keselamatan kondisi di bidang memasak makanan sempurna
  5. e) Peralatan dan sayuran harus dicuci dengan benar sehingga penyakit yang bertalian dengan makanan dapat dihindari
  6. f) Metode memasak yang tepat untuk memastikan bahwa protein dan vitamin tidak hilang selama memasak
  7. g) Membersihkan lantai depan kamar mandi setelah anak-anak mencuci piring
  8. h) Membantu kelas 1 dalam proses makan siang

2) Tugas Pokok Mingguan

  1. a) Mengecek dan mencuci drink jar
  2. b) Membersihkan kamar mandi dalam kawasan dapur (setiap hari jum’at)
  3. Antar Jemput

Antar jemput sekolah merupakan sarana ransportasi bagi siswa untuk kelancaran proses belajar mengajar. Tujuan utama dengan adanya antar jemput yaitu membawa siswa ke sekolah dengan mengantar pulang kerumahnya masing-masing dengan harapan selamat sampai tujuan.

Tugas dan tanggung jawab antar jemput antara lain:

1) Menjemput dan mengantar siswa muali dari rumah ke sekolah sampai siswa tersebut pulang ke rumahnya

2) Memberikan rasa aman dan dapat masuk atau pulang sekolah dengan waktu yang tepat

3) Transportasi juga dimaksudkan untuk kegiatan karya wisata atau mengangkut siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler

4) Menciptakan kondisi yang lebih positif, baik mental, moral, dan fisik dari siswa-siswa

5) Menunjukkan simpati masyarakat bahwa transportasi dimaksudkan untuk keamanan, efisiensi dan merupakan kestandaran

6) Mengantar dan menjemput segala aktifitas antar jemput yang diperlukan untuk menunjang kelancaran agenda sekolah

  1. Pembahasan Temuan Penelitian

            Temuan penelitian merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan yang kemudian dikaji sedemikian rupa, sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian. Dalam hal ini terkait dengan kepemimpinan trasformasional kepala sekolah SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom peneliti telah mendapatkan temuan-temuan penelitian. Data penelitian tentang temuan penelitian tersebut diperoleh melalui wawancara kepada kepala sekolah dan guru sebagai tenaga pendidik, observasi kepemimpinan kepala sekolah dan dokumentasi profil sekolah, struktur organisasi dan sebagainya.

            Melalui beberapa hal terkait perilaku kepemimpinan proses transformasional dapat terilhat sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II, yaitu Kemampuan untuk menjadi pengaruh ideal atau tauladan, kemampuan untuk berlaku inovatif dan kreatif dengan mengubah situasi lama dengan cara baru, kemampuan memeberikan perhatian khusus dengan berperilaku sebagai pelatih atau mentor, kemampuan memeberikan tauladan yang dapat dihormati dan dipercaya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani tentang kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dapat diuraikan menjadi empat pokok pembahasan yaitu:

  1. Pengaruh idealis , pemimpin transformasional berprilaku sebagai seorang model bagi bawahannya. Pemimpin seperti ini biasanya dihormati dan dipercaya.
  2. Motivasi inspirasional, pemimpin transformasional berprilaku dengan tujuan untuk memberi motivasi dengan inspirasi terhadap orang-orang disekitarnya.
  3. Stimulasi intelektual, pemimpin transformasional menstimulasi usaha bawahannya untuk berlaku inovatif dan kreatif dengan memperdayakan asumsi, pembatasan masalah dan pendekatan dari situasi lama dengan cara yang baru.
  4. Konsiderasi individual, pemimpin transformasional memiliki perhatian khusus terhadap kebutuhan individu dalam pencapaiannya dan pertumbuhan yang mereka harapkan dengan berperilaku sebagi pelath atau mentor.

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diuraikan secaradelai sebagai berikut:

  1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom Dalam Meningkatkan kinerja Guru.

Kepemimpinan memegang peranan penting dalam memahami perilaku kelompok dan bukan sekedar sebagi simbol untuk kedekatan semata. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru dengan membina tenaga kependidikan dengan mengupayakan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu dapat ditrapkan oleh pemimpin dengan menerapkan gaya kepemimpinan trnsformasional. Kepemimpinan Transformasional di SD Muhammadiyah Program Khusus Rabbani Karanganom ini dilaksanakan melelui beberapa komponen prilaku kepemimpinan transformasional. Untuk itu dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Pengaruh Idealis (Idealis Influence)

Kepemimpinan adalah elemen kunci dalam mengelola sebuah organisasi.alah satu aspek penting dari pengaruh ideal dalam kepemimpinan transformasional adalah kharisma pemimpin. Kepemimpinan kharismatik membawa dampak besar pada anggotaatau bawahannya, karena kekaguman mereka terhadap pemimpin. Kekaguman ini muncul dari kepercyaan diri pemimpin, keahlian yang dimiliki, atau kontribusi yang telah diberikan. Dampaknya, anggota cenderung mengikuti secara sukarela, sehinggan bawahan akan melaksanakan perintah pemimpin karena pengaruh perilaku yang ditampilkan. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah ibu Rintik Sunariati:

“Alhamdulillah untuk selama kami 6 tahun menjadi kepala sekolah karena ini sudah menjadi salah satu hal yang baik yang dilakukan di sekolah kita sekolah swasta milik persyarikatan Muhammadiyah kami Alhamdulillah saat menjabat sebagai kepala sekolah yang pertama kita buat adalah RKJM rencana kerja jangka menengah 4 tahun habis itu kita memang setiap tahunnya ada RKT  kerja per tahunnya itu rkt kemudian juga di mana kami saat membuat rencana kerja tahunan itu rkt ini ada banyak hal yang dipersiapkan salah satunya memang kita melibatkan tim.

Juga dari guru juga disaat kita sebelum melakukan rapat kerja tahunan ini, Rakor untuk mengevalusi masing-masing divisi di mana kita melibatkan semua bidang itu untuk mengevaluasi kegiatan program kerja yang sudah dilakukan dalam satu tahun ini. Setelah itu kita buat sebuah tim baru di tahun ajaran baru dan saat menyusun program kita memerlukan kerjasama atau kolaborasi dari semua bidang atau divisi. Memang kita buat per divisi-divisi di mana masing-masing divisi punya fokus kegiatan tersendiri, yang mana ini ada keterkaitan antara program divisi satu dengan divisi yang lain dan memang sangat diperlukan keterlibatan setiap warga sekolah, semua evaluasi itu didasari dari survei utama tadi jadi survei yang kita libatkan melalui divisi  litbang untuk melihat kepuasan misalnya semua divisi ini akan dibuatkan sebuah indikator, misalnya divisi kesiswaan itu nanti dibuatkan beberapa pertanyaan untuk dishare diisi oleh wali Santri, awalnya seperti itu.”(Wawancara, 25 April 2024, pukul 08.31 Wib)

 

 

 

Hal tersebut diperkuat oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum menyampaikan:

 

“Untuk penyusunan program kegiatan sekolah, itu ada raker. Setiap program sebelum satu tahun dilaksanakan, kita rapatkan lebih dahulu untuk setiap waka (wakil kepala sekolah) , agar lebih tertata. Baru kemudian disampaikan ke ustadz dan ustadzah lainnya. Jadi, kita godok dulu di antara waka. Karena setiap waka itu ada timnya tersendiri. Satu waka paling tidak ada tiga anggota, jadi bisa saling berkolaborasi untuk menentukan apa yang terbaik bagi program-program yang dilaksanakan satu tahun ke depan”.

 

Dalam penyusunan program kegiatan sekolah, kepala sekolah melibatkan warga sekolah , hal ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Bidang Humas Ibu Andriani Fatmawati:

“Di SD Rabbani ini dari kepala sekolah dibentuk 6 divisi antaralain meliputi: kurikulum, kesiswaan, keuangan, publikasi, sarpras, dan humas. Masing-masing divisi memiliki koordinator. Masing masing divisi memiliki program kerja, dimana program kerja itu sendiri membutuhkan kolaborasi antar divisi. Jadi memang program kerja itu terlaksana dalam tahun yang akan dijalani itu sesuai dengan yang telah dibuat”. “Guru dilibatkan semua agar saling berkolaborasi, mungkin kalau para waka – saja mungkin kurang ada inovasi baru, karena guru-guru disekolahan kita banyak yang fresh graduate, jadi dari mereka akan banyak masukan-masukan yang bisa kita pertimbangkan untuk kemajuan SD ini” . (Wawancara, 17 Mei 2024 pukul 09.44)

 

            Hal ini lebih diperkuat lagi oleh koordinator Litbang dan Publikasi:

“ yaitu pertama tahapan dari yang ditugaskan misalnya setiap waka membuat program, kemudian program itu melibatkan siapa saja setiap wakanya, melibatkan koordinator, jadi ada waka dan koordinator yang menyusun program-program tersebut. Nah tentunya program itu sebelum disahkan menjadi program sekolah, tentunya harus diflorkan kepada kepala sekolah, dan dari situ program – program itu barulah menjadi program yang akan dilaksanakan di tahun ajaran yang akan datang atau ajaran baru. Jadi untuk pelibatannya hanya sebatas dari waka koor dan kepala sekolah. Untuk program tentunya yang dilaksanakan selama satu tahun. Tetapi untuk pemberitahuannya untuk transpararansinya sebelum program itu dilaksanakan program harus sudah diflorkan teman-teman atau guru guru yang lainnya, sehingga program itu sebelum dijalankan semua guru dan semua elemen disekolah sudah mengetahuinya”. (Wawancara 18 Mei 2024 pukul 13.34 Wib)

 

Dalam hal menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa hormat kepada para guru, kepala sekolah memberikan tanggung jawab kepada para guru. Misalnya dengan pendelegasian tugas dalam kepanitian kegiatan sekolah, mewakili rakor  menghadiri pertemuan kepala sekolah yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Muhammadiyah SD/MI Kabupaten Klaten. Hal ini didukung oleh pernyataan yang diungkapkan  dari divisi Litbang dan publikasi:

“Jadi alhamdulillah untuk tahun kemarin dan tahun ini kita saling berkoordinasi terutama dalam peningkatan kinerja guru, misalnya pembelajarannya, kemudian bagaimana cara mengajar dan sebagainya, alhamdulillah tahun ini ada peningkatan , jadi bagi guru-guru yang kemarin itu dirasa masih kurang cara mengajarnya, alhamdulillah sekarang guru-guru ada peningkatan cara mengajarnya lebih baik lagi, nah hal itu bisa  kita dari out putnya. Jadi Nilainya naik atau tidak bagi peserta didik, nah itu berarti kinerja guru semakin baik dan bagus”.(Wawancara, 18 Mei 2024, Pukul 13.12 WIB).

 

Menurut ini kan anda di Divisi Litbang dan Publikasi, berarti njenengan tahu ini tentang apa, peningkatan peningkatan itu, datanya. “Jadi untuk dilitbang sendiri, saya dan teman teman itu a… meningkatkan tidak dari guru saja, jadi ada guru, siswa, karyawan dan semua aspek yang ada di sekolah harus bersinergi. Jadi kalau tadi ditanyakan guru ada datanya misalnya dari hafalan , kedisiplinan kemudian dari peningkatan kinerja termasuk lomba lomba itukan salah satu dalam tahap peningkatan. Nah kalu untuk siswa kan kita juga sudah ada tabelnya di ruang guru itu ada peningkatan nilai dan sebagainya itu bisa kita lihat juga.”. (Wawancara 18 Mei 2024 pukul 13.34 Wib)

 

            Dikuatkan lagi dengan pernyataannya:

 

 “Jadi untuk di litbang sendiri, saya dan teman-teman bersinergi satu sama lainnya. Jadi ada guru ,siswa, karyawan dan semua aspek yang ada di sekolah. Jadi kalau tadi ditanyakan guru ada datanya misalnya dari hafalan, kedisiplinan kemudian dari peningkatan kinerja termasuk lomba-lomba itukan salah satu dalam tahap peningkatan. Nah kalau  untuk siswa kan kita juga sudah ada tabelnya di ruang guru itu ada peningkatan nilai dan sebagainya itu bisa kita lihat”

 

Juga didukung juga dengan ungkapannya:

 

“Untuk kepala sekolah sendiri menunjukkan rasa hormat terhadap kerja dari para guru misalnya ketika piket, nah  kepala sekolah melihat ada guru yang piket bagaimana menunjukkan rasa hormatnya menurut saya beliau itu ikut, nah ikut itu adalah salah satu cara beliau itu menghormati para guru yang bekerja. Jadi pagi-pagi biasanya ketika beliau berangkat , beliau juga ikut piket seperti itu. Kemudian juga ketika melihat kelas kotor, misalnya ada guru ternyanta sedang membersihkan kelas beliau biasanya juga membantu seperti itu, termasuk juga jika ada kekurangan – kekurangan pasti beliau menanyakan, ada yang perlu dibantu tidak, dan sebagainya. Itu menurut saya adalah salah satu cara beliau itu menghormati kita dalam meningkatkan kinerja  kita”. (Wawancara 18 Mei 2024 pukul 13.46 Wib)

 

Kepemimpinan transformasional di SD Muhammadiyah Rabbani Karanganom menunjukkan bahwa kolaborasi, partisipasi,  rasa hormat dan evaluasi merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan sekolah yang dinamis dan inovatif, yang memotivasi seluruh warga sekolah untuk mencapai tujuan bersama.

  1. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation)

Kepala sekolah bertindak dengan cara memotivasi dan memberi inspirasi kepada para guru melalui perilaku pimpinan yang dicontohkan. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Ibu Rintik Sunariati adalah:

“Sebenarnya disiplin ini kan kembali dari semangat harusnya dari internal yang saya sampaikan tadi adalah program-program apa namanya reward eksternal, untuk menyemangati mereka dari lingkungan dari kita sebagai lembaga harapannya sebenarnya mereka dengan adanya pemantik seperti itu tadi ada reward kemudian di akhir tahun juga ada kinerja karena tidak tentang tadi disiplinan perbulan dan di akhir tahun kalau kemudian juga harapannya itu sebenarnya hanya pemantik dari luar harapannya kita itu menimbulkan semangat guru di situ itu dari dalam dari internalnya guru sendiri dan itu tidak akan bisa kita raih kalau guru ini juga kita tidak pernah adakan sebuah siraman rohani kajian sebagai  penyemangat, juga untuk motivasi diri kemudian ada pembinaan kepala sekolah karena itu juga itu sangat penting untuk yang kajian dan pembinaan.” (Wawancara 25 April 2024 pukul 08.39 Wib)

 

            Sebagaimana juga hal ini diungkapkan oleh waka kurikulum:

 

“Untuk kedisiplinan para guru , untuk setiap tahun Ust Rintik itu ada evaluasi , yang untuk guru masukknya itu jam 7 kurang 5 menit , nah kita lihat dalam 1 tahun itu kita prosentase ketidak hadirannya itu berapa persen gitu, keterlambatannya itu berapa persen. Untuk guru yang keterlambatan kan ada sangsinya, ini untuk guru itu masunya jam 7 kurang 10 menit, dan itu dalam 1 bulan kalau terlambatnya lebih dari 3 kali, itu kan ada sangsinya nggih, sangsinya itu pertama membuat artikel, a tau memberikan infaq sukarela untuk sekolahan dan yang selanjutnya, kalau apabila sampai berturut turut dalam jangka waktu 5 kali tiap 3 bulan kok terlambat terus, misalkan bulan pertama terlambat 5 kali”.(Wawancara 7 Mei 2024 pukul 10.51 Wib)

           

Hal tersebut dapat diperkuat oleh Divisi Litbang dan Publikasi:

 “ Yang kedua juga ketika beliau itu mencontohkan tidak pernah telat setiap bulan. Nah itu juga untuk motivasi setiap guru, masak saya sebagai guru kalah dengan kepala sekolah, kepala sekolah saya saja tidak pernah telat kok saya sebagai guru telat. itu sudah jadi ada beberapa hal lain yang saya sampaikan di awal tadi tujuan kepala sekolah untuk memotivasi kemudian para guru. Ini dikuatkan dengan pernyataan Ibu Andriani Fatmawati guru bahasa inggris yaitu:

“Ustadzah Rintik dalam keberangkatan selalu tepat waktu, jika terlambat atau ada ada keperluan sekolah memberi tahu, dan konfirmasi kepada guru piket”.

 

 

 

 

  1. Keterbatasan Penelitian

 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Ahmad Susanto. (2016). Manajemen Peningkatan Kinerja Guru: Konsep, Trategi, dan Implementasinya.

 

Akbar, L., & Imaniyati, N. (2019). Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran4(2), 176.

 

Al Faruq, M. H., & Supriyanto, S. (2020). Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan mutu guru. JDMP (Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan)5(1), 68-76.

 

 

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rinaka Cipta.

 

Avolio B. J. (2017). Leading in The 1990s The Four I’s of Transformational Leadership. Journal of European Industries Training.

 

Bafadal, I. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar . Bumi Aksara.

 

Bass, B. M. , and R. E. R. (2006). Transformational Leadership. New Jarsey:Marwah, 2nd ed.

 

Bass, B. M. B. & S. (1985). Leadership and Performance Beyond Expextation. The Free Press.

 

Bass, B. M. B. & S. (1990). Handbook of leadership: Theory, Research, and Managerial Aplications.: Vol. 3rd ed (3rd ed). The Free Press, 1990.

 

Bush, T. (2007). Educational leadership and management: theory, policy, and practice. In South African Journal of Education Copyright © 2007 EASA (Vol. 27, Issue 3).

 

Bush, T. (2008). LEADERSHIP AND MANAGEMENT DEVELOPMENT IN EDUCATION.

 

Bustari, M. (2021). Kepempinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi.

 

Cresswell, J. W. (2009). Research Design ( Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed ). Pustaka Pelajar.

 

Edi Hartono. (2019). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Muhammadiyah  Blawong II Kecamatan Jetis.

 

Efendi, F., Sunaryo, H., & Harijanto, D. (2023). Efektivitas kepemimpinan transformasional kepala sekolah melalui komitmen kerja terhadap kinerja guru merdeka belajar. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan11(2), 19-32.

 

Farida Susanti. (n.d.). Dampak Kepemimpinan TransformasioDampak Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMP Muhammadiyah  1 Depok Sleman .

 

Fatinam, A. dan Hj. M. (2020). Kepemimpinan Transformasional Dalam Peningkatan Profesional Guru di SD Negeri 71 Kecamatan Pontianak Barat.

 

Fitrianingrum, N. S., Aminin, S., & Riyanto, R. (2022). Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA di Kecamatan Purbolinggo. Jurnal Humaniora Dan Ilmu Pendidikan, 1(2), 71–83. https://doi.org/10.35912/jahidik.v1i2.583

 

Gani, A. (2000). Motivasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru.

 

Hidayatullah M. (2022a). Kepemimpinan Tranrformasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja  Guru di MAN 3 Kebumen.

 

Kartono. (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal itu? Raja Grafindo Persada.

 

Kuncoro, T., & Dardiri, A. (2017). Teacher performance and work environment in the instructional process in vocational school. AIP Conference Proceedings, 1887. https://doi.org/10.1063/1.5003526

 

Kurniawan, H., & Hasanah, E. (2021). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Inovasi dan Kreativitas Guru pada Masa Pandemi di SD Muhammadiyah Bantul Kota. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 4(1). https://doi.org/10.30605/jsgp.4.1.2021.476

 

Lastiko Runtunewe. (2011). Kepemimpinan Transformasional dalam Sekolah sebagai Komunitas Belajar.

 

Lubis, S. dkk. (2018). Pengantar Manajemen . Madenatra.

 

Lunerburg, F. C. A. C. O. (2000). Educational Administration Concepts and Practices. Wadsworth/Thomson Learning.

 

Mangkunegara, A. A. . P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan . PT. Remaja Rosdakarya.

 

Mevia, J., Karwanto, A., & Pendidikan, J. M. (2021). KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU.

 

Miles, M. B. H. A. M. & S. J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook (Edition. 3). Sage Publication. Terjemahan Tjejep Rohindi, UI_Press.

 

Mulyasa. E. (2013). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, . Rosdakarya.

 

Mulyasa. E. (2015). Menjadi Kepala Sekolah Profesional . Remaja Rosdakarya.

 

 

Palembangan, C. N., & Sihotang, H. (2023). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 26725-26736.

 

Peraturan Pemerintah RI No 19. (2005). PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Permen-13_2007-standar-kepala-sekolah. (n.d.). 2007.

 

Permatasari, F., Lestari, N. A., Christie, C. D. Y., & Suhaimi, I. (2023). Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kinerja guru: studi meta analisis. Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences4(3), 923-944.

 

Poerwandari, E. K. (2007). Human Behavior Research : Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia (Edisi 3). LPSP3 ( Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.

 

Ress, E. (2001). Seven Principles of Trnsformational Leadership : Creating A Synergy. Onlinecicministry.Org.

 

Riva’i, A. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Guru. Indonesian Journal of Education Management & Administration Review, 4(1).

 

Robbins dan Judge. (2017). Perilaku Organisasi (Cetakan enam). Jakarta Salemba 4.

 

Rochmah  Hidayati. (2020). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri 67 Sungai Raya.

 

Roni Harsoyo. (2022). Teori Kepemimpinan Transformasional Bernard M. Bass dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Southeast Asian Journal of Islamic Education Management, 3(2), 247–262. https://doi.org/10.21154/sajiem.v3i2.112

 

Sari F.E. (2021). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru(Studi di SMA Negeri Pematangsiantar).

 

Setiyadi, B., & Rosalina, V. (2021). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1), 75–84. https://doi.org/10.51276/edu.v2i1.81

 

Siska, C. P. dan E. R. (2021). Implementasi Kepemimpinan Transformasional di SD Muhammadiyah 4 Surabaya.

 

SRIYANTO A. (2022). KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA (Vol. 2, Issue 2).

 

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta.

 

Supandi, S. R. (2023). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan11(1), 113-128.

 

Sitanggang, J. S., Silalahi, H., Sinambela, M., Situmorang, M., & Butarbutar, G. (2023). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru-guru SMAK Ebenezer Hutabalang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2023. Jurnal Sadewa: Publikasi Ilmu Pendidikan, pembelajaran dan Ilmu Sosial1(4), 252-267.

 

Suparno dan Danim, S. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah . Rinelka Cipta.

 

Winardi. (2010). Kepemimpinan dalam Manajemen .

 

Yansyah, M. (2022). Effectiveness of Teacher Performance Management in the Implementation of Student Learning. Journal Corner of Education, Linguistics, and Literature, 1(4), 227–234. https://doi.org/10.54012/jcell.v1i4.46

 

Yulk, G. (1999). An Evaluation of Conceptual WeaknessesIn Transformational And Charismatic Leadership. The Leadership Quarterly 1, 10 no. 2.

 

Zuhair, M., & Karwanto, A. (2021). Peran Kepemimpanan Kepala Sekolah Dalam Pendidikan Karakter Peserta Didik di Era Digital.

 

 

 

 

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
Rate this article!
UPDAR,0 / 5 ( 0votes )
author

Author: 

Leave a Reply