Dwi Suci Lestariana, Wakil Rektor Universitas Boyolali-Dosen Agroteknologi : Antara Puasa dan Pertanian.
Menjalankan ibadah puasa adalah mengasah kepedulian terhadap penderitaan sesama Muslim. Dengan merasakan lapar dan haus selama seharian, orang-orang yang berpuasa menjadi tahu bahwa bagaimana penderitaan yang dirasakan kaum dhuafa. Karena keadaan yang tidak mereka kehendaki, mereka harus menahan lapar dan haus. Bukan hanya sebulan, tapi nyaris setiap hari sepanjang tahun.
Dengan merasakan haus dan lapar selama menjalankan ibadah puasa itulah, diharapkan akan menimbulkan kepekaan untuk membantu mereka yang hidupnya serba kekurangan, terutama untuk pemenuhan kebutuhan pangan harian mereka. Jika dengan ibadah puasa tersebut, kemudian sifat saling asah, asih dan asuh antara mereka yang berada dengan mereka yang papa terjalin harmonis, maka menjadi bukti bahwa seseorang sudah memahami dan memaknai puasa dengan benar.
Sejatinya, pribadi mukmin itu seperti pohon. Ibnu Jarir Ath- Thabari dalam Tafsir Jaamiul Bayan menyebutnya pohon yang baik (syajaratun thoyyibah), yakni akarnya menghujam ke bumi, batang dahannya menjulang ke langit, dan berbuah di sepanjang musim (QS [14]: 24-25).
Ada lima faktor penting untuk melahirkan “pohon yang baik”. Pertama, untuk menanam pohon dituntut ketulusan dan kelurusan niat sang penanam, karena dengan niat akan meneguhkan hati dan membuatnya bernilai ibadah.
Kedua, bibit yang berkualitas akan tumbuh pohon yang berkualitas juga. Ketiga, niat nan tulus dan benih unggul akan membuat tanaman semakin baik jika di semai di atas tanah subur. Keempat, pengawasan yang intensif. Ketulusan hati, bibit unggul, dan tanah yang subur belum cukup, tapi harus diawasi pertumbuhannya, kemungkinan ilalang atau hama datang menyerang tanaman
Kelima, pohon akan tumbuh dengan baik jika diberikan pupuk dan air yang cukup. Sang penanam tentu tahu kadar dan jenis yang diperlukan serta kapan waktu yang tepat dilakukan. Orang bijak mengajarkan, “man yazra’ yahsud” (siapa menanam dia akan memanen), sekarang kita menanam, insya Allah, kelak memanen.
Jika kepedulian seseorang kepada sesama sudah tinggi, biasanya juga akan berdampak positif timbulnya kepedulian terhadap lingkungan. Dengan merasakan bagaimana menahan lapar dan haus, akan timbul kepekaan bahwa hewan-hewan piaraan seperti lembu, kambing, ayam, itik dan sebagainya juga punya “perasaan” yang sama, yaitu akan menderita jika harus menahan haus dan lapar.
Memaknai puasa dengan benar, tentu akan menimbulkan kepekaan dan kepedulian terhadap hewan-hewan piaraan tersebut. Dengan demikian, kita mampu memenuhi kewajiban untuk memberikan makanan dan minuman yang cukup kepada mereka. Tanpa asupan pakan yang memadai, ternak yang kita pelihara juga tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik seperti yang diharapkan.
Kondisi yang sama juga akan dirasakan tanaman. Ketika tidak tercukupi asupan hara dan kebutuhan airnya, selain akan mengganggu pertumbunhan, juga berdampak terhadap produktivitas tanaman.
Orang yang menjalankan puasa juga akan merasakan jika tanaman yang mereka budidayakan kekuarangan hara dan air (seperti ketika dia berpuasa). Untuk memulihkan kondisi fisik setelah berpuasa seharian, biasanya orang cenderung untuk mengkonsumsi berbagai jenis pangan yang bergam dan memiliki kecukupan gizi serta air yang cukup.
Itu juga bagian dari pembelajaran bagi orang yang berpuasa, bahwa makhluk lain yang ada di sekitar kita dan menjadi bagian dari kehidupan, juga punya kebutuhan nutrisi yang sama, hanya saja bentuk kebutuhannya yang berbeda.
Kalau manusia butuh asupan pangan yang memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin, maka hewan dan tumbuhan pun punya kebutuhan yang sama. Hanya bedanya, jika manusia memenuhi kebutuhan karbohidratnya dengan mengkonsumsi beras, jagung, ubi, gandum dan sumber karbohidrat lainnya, maka hewan ternak dapat dipenuhi kebutuhan karbohidratnya dengan memberikan rumput atau hijauan makanan ternak, dedak, ampas tahu, bungkil kedelai dan sebagainya.
Hubungan dengan Puasa
Lalu apa hubungannya dengan ibadah puasa?. Seperti telah disinggung di atas, bahwa salah satu falsafah yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah puasa adalah menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama manusia dan juga kepedulian terhadap lingkungan, termasuk kepada tumbuh-tumbuhan atau tanaman.
Jika pada siang hari di bulan Ramadan, tubuh kita terasa lemas, tidak bertenaga, dan mudah capek serta kurang produktif, karena tidak adanya asupan nutrisi ke dalam tubuh pada siang hari. Begitu juga yang terjadi pada tanaman. Jika kebutuhan hara tidak terpenuhi, maka pertumbuhan tanaman juga tidak akan optimal, seperti batang kerdil, daun keriting, bunga dan buah tidak sempurna serta rentan serangan hama dan penyakit tanaman.
Kalau manusia, kemudian dapat memenuhi kebutuhan nutrisi mereka pada saat berbuka dan sahur dengan berbagai menu bergam dan bergizi, maka tanaman yang diudidayakan tentu butuh sentuhan dan bantuan manusia untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga mampu menghasilkan produksi maksimal.
Sebagaimana kita tahu tanaman tidak bisa menyerap hara dalam bentuk padat, karena unsur hara tersebut hanya bisa di isap oleh akar kemudian di distribusikan ke seluruh bagian tubuh dalam bentuk cairan. Itulah yang kemudian membuat tanaman butuh sistim pengairan yang baik, karena pupuk sebanyak apapun tidak akan mampu diserap oleh tanaman jika kebutuhan air tidak mencukupi.
Dengan memadukan kebutuhan pupuk dan air bagi tanaman yang terinspirasi dari pelaksanaan ibadah puasa ini, itu artinya ibadah puasa juga bisa jadi motivasi dan inspirasi konsep pemupukan berimbang dan sistim pengelolaan pengairan yang baik bagi tanaman. Seringkali, tanaman memiliki sedikit kemungkinan untuk menghindari kekurangan unsur hara tanpa bantuan pupuk. Dalam hal ini, pupuk merupakan sebuah bahan yang terdiri beberapa unsur hara untuk menutrisi tanaman sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tiga pupuk mineral yang paling umum adalah yang berbasis nitrogen, fosfor, dan kalium, namun bisa juga menggunakan jenis pupuk yang alami seperti fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, ataupun kompos, serta yang terbuat dari bahan kimia seperti NPK, ZA, dan urea.
Pemberian pupuk bisa meningkatkan dan mempercepat hasil produksi tanaman, selain itu dapat meningkatkan kadar unsur hara dan membuat tumbuhan pada media tanam tersebut dapat kembali tumbuh secara subur.
Selain meningkatkan unsur hara, pupuk juga bisa menyingkirkan hama di tanaman. Jika takaran pupuk yang digunakan tanaman sesuai, maka tanaman yang kamu rawat akan lebih kuat terhadap serangan hama tanaman. Selanjutnya, pupuk juga bertindak memanipulasi tanah di sekitar tanaman. Tanaman yang dirawat akan berkembang secara maksimal dan tanaman tumbuh lebih rimbun.
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa ketika kemudian kepekaan orang-orang yang berpuasa terhadap tanaman sudah muncul, maka mereka yang memahami makna puasa juga akan bersikap adil kepada tumbuhan. Disitulah kemudian timbul upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman dengan memperhatikan kebutuhan hara makro dan mikro, baik menggunakan pupuk organik maupun pupuk kimia.
“Lapar mengajarmu rendah hati selalu, Tadarus artinya memahami kitab suci, Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi…”