[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

Mengulik Kampung Botol Potret Kemiskinan yang tersentuh Inovasi dan Pemberdayaan dari Sampah menjadi Berkah. Oleh Iin Nilawati, Dosen Prodi Kebidanan D3 STIKes Sapta Bakti, Bengkulu, Mahasiswa Promosi Kesehatan Penyuluh Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

 

Kampung Rawa Indah merupakan salah satu Potret Kampung yang awalnya Kumuh dan masyarakatnya tergolong miskin yang terletak di salah Satu Sudut Kota Bengkulu. Masyarakat di kampung ini mayoritas bekerja sebagai pemulung yang kesehariannya menyusuri kota Bengkulu dan mengumpulkan barang bekas. Mereka mencukupi kebutuhan dari menjual barang bekas. Di Kampung ini juga merupakan daerah langganan Banjir di setiap hujan deras karena terletak di pinggiran sungai yang penuh dengan sampah.

Awalnya kesehatan masyarakat belum begitu di perhatikan, terutama kesehatan ibu dan anak. Anak- anak balita banyak bermain tanah, memegang makanan dengan tangan kotor, tanpa cuci tangan, pakaian mereka tampak kotor dan kumuh. Pola Hidup Bersih dan sehat belum begitu di perhatikan sehingga jika banjir melanda munculah berbagai penyakit, demam, batuk, pilek, gatal gatal. Sekitar kampung tampak pemandangan yang kotor, kumuh, penuh dengan
tumpukan sampah.

Pemandaangan ini sirna saat pemerintah Kota Bengkulu bersama perguruan Tinggi meluncurkan Program Pembangunan kampung Tematik di Kota Bengkulu, bekerja sama dengan lintas sektor (BKKBN, SANIMAS, CSR, dinas Koperasi, dll), serta pemberdayaan Masyarakat. Pemerintah menggandeng para akademisi Perguruan Tinggi. Akademisi sebagai motor terjalinnya kerja sama lintas sektor dan melakukan peran pemberdayaan masyarakat dalam melakukan pembangunan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Dalam prosesnya tidak lah semudah mebalikkan telapak tangan.

Tantangan baik dari internal masyarakat maupun eksternal silih berganti mewarnai proses pembangunan dan penciptaan serta implementasi Inovasi Pembangunan. Berbagai penolakan pro dan kontra terhadap proses pembangunan beraneka ragam, disinilah akademisi berperan serta melakukna upaya pendekatan, menjalankan peran advokasi kepada masyarakat, sehingga menumbuhkn kesadaran untuk mau menerima dan merubah perilaku, sehingga
proses adopsi inovasi dapat berjalan dengan baik serta keberlangsungannya dapat berlanjut dan pada akhirnya terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kemiskinan, menghilangkan sifat ketergantungan, malas berusaha, membuka wawasan, menumbuhkan semangat gotong Royong dan kebersamaa, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga terjadi peningkatan derajat Kesehatan.

Berkat kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak, dan lintas sektor serta kesadaran masyarakat akhirnya pembangunan Kampung tematik dapat berjalan dan membuahkan hasil. Yang tadinya sudut Kota tampak kumuh dan miskin menjadi sudut Kota yang Bersih, Indah, cantik, sehat yang di beri nama “Kampung Botol Raflesia Rawaa Indah”. Pemerintah, bersinergi dengan Akademisi, sektor lain dan Pemberdayaan masyarakat telah menghasilkan
Inovasi dan pemberdayaan dari Sampah menjadi Berkah.

Intinya di dalam melakukan suatu pembngunan di perlukan adanya komitmen dan kerjasama pemerintah, melibatkan Peran Akademisi, Lintas sektor lain, dan yang terpenting adalah melakukan upaya kerja keras dalam pemberdayaan masyarakat, menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan program pembangunan, serta selalu mengingat amanah
undang undang Dasar 1945 dan mengamalkan nilai-nilai yng tertuang dalam Pancasila. Kita tidak bisa bekerja sendiri dalam melakukan suatu pembangunan tetapi dalam diri kita ada harus ditumbuhkan kesadaran, semangat dan niat untuk berperan memajukan pembangunan Bangsa dan Negara.(**)

Sumber
https://www.parwitobiotech.com/2019/12/akademi-kesehatan-sapta-bakti-ciptakan.html
https://www.bloggerbengkulu.com/2019/12/kampung-botol-rafflesia-rawa-indah.html

[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: 

Leave a Reply