Dr Hartini, SE, MM Dosen STIKIP Pembangunan Indonesia : Digitalisasi Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali sector pendidikan. Sistem pendidikan mengalami perubahan, jika selama ini pembelajaran dilakukan secara konvensional melalui tatap muka di kelas, saat pandemi ini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring atau ditigal interaktif, para guru dan peserta didik dituntut untuk dapat beradaptasi dengan situasi ini (Salsabilah et al., 2020). Peserta didik harus menguasai sistem pembelajaran digital. Pemerintah pun mengeluarkan kebijakan terkait pembelajaran daring. Melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, berisi mengenai pemenuhan hak-hak peserta didik dalam mendapat layanan pendidikan. Kebijakan ini merupakan salah satu solusi pemerintah untuk menghindari penyebaran virus dan mencegah interaksi dan kerumunan di lingkungan sekolah, masyarakat harus mematuhi intruksi untuk stay at home. Dalam situasi darurat tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan untuk menghindari interaksi antarmanusia atau social distancing untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut (Wulandari et al., 2021).
Menurut Assidiqia dan Sumarni (2020), salah satu solusi dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan pendidikan pada era pandemi ini adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran dengan situasi peserta didik dan guru tidak bertemu secara langsung dalam suatu tempat. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terdiri atas luring (luar jaringan), dan daring (dalam jaringan). Selanjutnya, Salsabilah et al. (2020) menyatakan bahwa Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang ditawarkan oleh pemerintah sebagai solusi agar pendidikan tetap berjalan dilakukan dengan menyajikan materi pembelajaran melalui media elektronik yang disiarkan di stasiun TV nasional. Program ini disajikan untuk berbagai jenjang pendidikan mulai (Taman Kanak-Kanak) TK sampai jenjang pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini memiliki banyak kelebihan di antaranya guru dan peserta didik dapat berinteraksi melalui teknologi. Namun, selain kelebihan program ini juga menghadapi kekurangan seperti, kendala jaringan internet yang tidak stabil, tingkat ekonomi orang tua peserta didik dengan kelas menengah ke bawah menyebabkan kesulitan di dalam menyediakan fasilitas belajar untuk anak mereka.
Tantangan lain yang dihadapi dengan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran daring adalah pemanfaatan teknologi. Kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat melahirkan banyak perubahan terutama pola hidup masyarakat. Zaman yang serba digital saat ini merupakan sebuah fenomena menarik untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan pada masa pandemi (Wulandari et al., 2021). Menurut Deegan seperti yang dikutip dalam Mustofa (2018), digitalisasi merupakan sebuah istilah yang menggambarkan sebuah proses konversi dari segala bentuk dokumen tercetak atau bentuk lain ke dalam penyajian bentuk digital. Program pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi digital, baik melalui e-book maupun sumber belajar lainnya.
Berbagai macam teknologi dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. teknologi pembelajaran sejenis e-learning menjadi salah salah satu pilihan tepat dalam situasi seperti saat ini, teknologi informasi yang dilengkapi oleh aplikasi untuk menyusun sistem pembalajaran, beberapa komponen dari media utama yaitu sistem operasi, software, hardware, dan internet (Khairani, et al., 2019). Assidiqia dan Sumarni (2020) mengemukakan bahwa beberapa fasilitas Google yang banyak digunakan dalam pembelajaran daring yaitu Google Form, Google Meet, Google Classroom, serta Zoom Cloud Meeting. Selain itu, fasilitas Whatsapp juga dapat digunakan dengan mengirimkan materi dan soal, atau menyajikan materi melalui video call.
Pemanfaatan Google Classroom dapat memudahkan guru dan mengelola proses belajar dengan menyampaikan informasi secara efektif. Berbagai fitur yang tersedia pada Google Classroom seperti assignments, grading, communication, archive dan sebagainya, peserta dapat memberikan feedback berupa pertanyaan ataupun pendapat melalui kolom keomentar. Selanjutnya adalah Google Form, penggunaan google form sangat sederhana, tampilan formulir dapat digunakan untuk membuat quiz, soal, dan evaluasi yan dapat tersimpan otomatis, tampilan google form ini sangat menarik dengan gambar dan kombinasi warna, disukai oleh peserta didik. Aplikasi selanjutnya adalah Google Meet, yang mirip dengan Zoom Cloud Meeting hanya berbeda tampilan layarnya. Semua aplikasi dari platform digital dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemanfaatan fasilitas platform digital akan memudahkan para guru dan peserta didik dapat berintereksi secara tidak langsung dalam proses pembelajaran online. Lebih lanjut (Salsabilah et al., 2020) mengemukakan bahwa teknologi memiliki peranan penting sebagai media dan sarana pendukung dalam mengakses informasi dan memfasilitasi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan baik. Peranan teknologi di dalam meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan mutu pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan yang berkaitan dengan teknologi yang dapat diperoleh melalui pelatihan.
Berbagai kemudahan yang ditawarkan teknologi digital, tentu saja akan membawa kemajuan di dunia pendidikan. Akan tetapi, di sisi lain terdapat beberapa hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran daring seperti budaya akademik, sikap, skill, kesiapan mental, sarana dan prasarana yang berkaitan dengan teknologi. Selain itu, kesiapan peserta didik dalam menghadapi perubahan sistem pembelajaran juga sangat penting untuk diperhatikan. Assidiqia dan Sumarni (2020) menjelaskan bahwa kendala yang dialami peserta didik dan orang tua adalah sulitnya beradaptasi dengan penggunaan teknologi yang berbasis digital. Selain itu, dalam kegiatan belajar, saat guru memberikan tugas kepada peserta didik, mereka tidak membaca dan baik, sehingga tingkat pemahaman peserta didik rendah. Kemudian dalam proses pengerjaan tugas, orang tua justru lebih aktif dan mengambil alih tugas anak dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru, sehingga peserta didik cenderung menjadi malas dan kurang memahami tugas tersebut.
Keberhasilan pendidikan pada masa pandemi ini tidak terlepas dari peran guru dalam mengoptimalkan aktivitas belajar. Hal tersebut tidak terlepas dari strategi dan metode yang diterapkan. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan metode pembelajaran yang menarik akan meningkatkan semangat belajar bagi peserta didik, sehingga mereka tidak jenuh mengikuti kegiatan belajar. Kreativitas yang harus ditunjukkan oleh guru dapat bermacam-macam, seperti penyajian materi melalui video pembelajaran yang menarik dengan mengitegrasikan suara, gambar, dan simbol. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan video based learning sangat mudah diterapkan pada era digital seperti sekarang ini. Media pembelajaran yang inovatif seperti video pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai materi yag disampaikan, sebab video melibatkan kecerdasan linguistik, spasial, dan ritmis dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar mandiri (Khairani et al., 2019).
Pembuatan video pembelajaran tidak harus melalui komputer atau laptop, video juga dapat dibuat melalui smartphone dengan kualitas yang tinggi. Penting untuk diperhatikan mengenai konten atau isi video yang dibuat harus sesuai dengan materi yang merujuk pada silabus. Konten video itu harus padat dan durasi yang digunakan tidak terlalu panjang sehingga akan membuat peserta didik menjadi bosan (Kelana. 2020).
Video pembelajaran yang dibuat untuk menarik minat peserta didik memiliki beberapa fungsi yaitu: a) fungsi atensi untuk menarik perhatian dan konsentrasi peserta pada materi, b) fungsi afektif, dapat menggugah emosi dan sikap peserta, c) fungsi kognitif, untuk memudahkan peserta didik dalam memahami dan mengingat pesan dan informasi yang disampaikan melalui gambar, atau simbol, d) fungsi kompensatoris, meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi yang telah diperoleh. Penggabungan antara teknologi audio dan visual dapat menghasilkan tayangan yang menarik dan disukai peserta didik, terutama anak-anak. Melalui penayangan video, para peserta didik merasakan seakan-akan mereka sedang berada dalam situasi yang mereka lihat. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari media video yaitu memberikan pengalaman, menganalisis perubahan dalam jangka waktu tertentu, mempresentasikan kasus yang dapat memicu peserta didik mengenai kehidupan nyata, serta menampilkan sesuatu yang belum pernah dilihat oleh peserta didik (Yudianto, 2017). Di samping itu, penyajian materi melalui video pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum, dapat mempengaruhi minat peserta didik dalam belajar. Pengalaman dan situasi lingkungan sekitar yang ditampilkan pada video membuat mereka mudah memahami isi materi dibandingkan jika materi disajikan melalui buku. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar, pembelajaran melalui video dapat memotivasi peserta didik untuk belajar sehingga hasil belajar mereka menjadi meningkat (Khairani et al., 2019). Digitalisasi pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan serta dampak dalam sistem pendidikan, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Daftar Pustaka
Assidiqia, M.H., Sumarni, W. (2020). Pemanfaatan Platform Digital dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES.
Kelana, Irwan (2020). Menciptakan Pembelajaran Menarik di Masa Pandemi Covid-19 (online). https://republika.co.id/berita/qjqd9h374/menciptakan-pembelajaran-menarik-di-masa-pandemi-covid19. Diakses, 05 November 2021.
Khairani, M., Sutisna., & Suyanto, S. (2019). Studi Meta-Analisis Pengaruh Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. JURNAL BIOLOKUS, 2(1), 158-166.
Mustofa. (2018). Digitalisasi Koleksi Karya Sastra Balai Pustaka sebagai Upaya Pelayanan di Era Digital Natives. Jurnal Perpustakaan Universitas Airlangga, 8(2), 61–68
Salsabilah, H.U., Sari L.I., Lathif, K.H., Lestari, S.P., & Ayuning, A. (2020). Peran Teknologi dalam Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan, 17(2), 188-189.
Wulandari, R., Santoso, Ardianti, S.D. (2021). Tantangan Digitalisasi Pendidikan bagi Orang Tua dan Anak di Tengah Pandemi Covid-19 di Desa Bendanpete. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 3839 – 3851.
Yudianto, A. (2017). Penerapan Video sebagai Media Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan 2017, 234-237.