Ketua OJK Resmikan Masjid FEB UNS Surakarta.

SURAKARTA- Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Prof. Wimboh Santoso kembali mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (1/10/2021) siang.
Kunjungan kedua Prof. Wimboh ke UNS dalam pekan ini dilakukan guna meresmikan Masjid Al-Latief milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS yang dibangun melalui donasi dari OJK, Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
Sebelum melakukan penandatanganan prasasti peresmian Masjid Al-Latief FEB UNS dan seremoni pemotongan pipa, Prof. Wimboh dalam sambutannya mengharapkan agar masjid ini dapat digunakan sebagai center of excellent.
Dengan interior yang bagus dan fasilitas yang sudah tersedia, Prof. Wimboh mendorong Masjid Al-Latief FEB UNS tidak hanya menjadi tempat beribadah, namun juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk melahirkan inovasi dan pemikiran kesyariahan.
Hal itu diungkapkan Prof. Wimboh, sebab pangsa bank syariah di Indonesia hanya sembilan persen. Padahal, jika dilihat dari data demografi, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Ia mendorong agar bank syariah menambah produk perbankan yang lebih inovatif lagi agar masyarakat yang membutuhkan bantuan dana dapat merasakan manfaatnya.
“Bagaimana 270 juta (red: penduduk Indonesia) kalau nanti yang perlu lapangan pekerjaan bisa dapat. Yang sudah punya lapangan pekerjaan income-nya ya tambah gede,” ujar Prof. Wimboh.
Prof. Wimboh yang juga Guru Besar Dosen Tidak Tetap bidang Ilmu Manajemen Risiko FEB UNS juga menerangkan, sesuai dengan arah pembangunan ekonomi nasional, maka diperlukan adanya ruang untuk pertumbuhan ekonomi.
Artinya, UMKM bisa mendapatkan pendanaan, masyarakat menjadi lebih produktif, dan daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh industri dapat meningkat.
“Ini ruang ekonomi harus tambah bagus. Kita punya dana KUR Rp250 triliun. Makanya ada BNI, BRI, dan Bank Mandiri. Ini channel kita agar bisa memberdayakan masyarakat supaya lebih produktif,” kata Prof. Wimboh.
Ia menambahkan, daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh industri haruslah ditingkatkan. Prof. Wimboh tidak ingin sektor real estate lesu dan pabrik motor/ mobil tutup.
“Sehingga bisa beli segala macam yang lebih banyak lagi. Yang belum bisa beli rumah, supaya bisa beli rumah. Kalau tidak ada yang beli motor baru ya produksinya tutup, ndak bisa. Lantas juga mobil sama. Jadi, bagaimana ruang pertumbuhan ekonomi itu harus kita ciptakan,” tuturnya.( Sumber : Humas UNS)