“DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP TANAMAN SAYUR DI INDONESIA” Oleh : Ragil Poddho Riyanto, Anis Khairun Nisa, Husni Dwi Safitri,
“DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP TANAMAN SAYUR DI INDONESIA”
Dosen Pembimbing :
Jujuk Juhariah S.Pd., M.Sc
Disusun Oleh :
Ragil Poddho Riyanto (A22020008)
Anis Khairun Nisa (A22020007)
Husni Dwi Safitri (A22020014)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS BOYOLALI
2025
Pendahuluan
Perubahan iklim sudah menjadi momok bagi ketahanan pangan dunia. Indonesia, sebagai negara tropis, sangat rentan terhadap dampaknya.
- Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem
Perubahan iklim yang terus berlanjut menyebabkan pola cuaca yang semakin tidak menentu. Banjir, kekeringan, serta suhu yang ekstrem menjadi ancaman langsung bagi tanaman sayuran. Tanaman seperti cabai, tomat, dan kentang sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan curah hujan yang berlebihan. Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia semakin sering mengalami cuaca ekstrem seperti El Nino dan La Nina, yang dapat menyebabkan penurunan hasil produksi sayuran. Hal ini berdampak langsung pada harga pasar yang seringkali naik akibat kelangkaan hasil pertanian.
- Manfaat Potensial dari Perubahan Iklim
Meskipun sebagian besar dampak perubahan iklim bersifat negatif, beberapa literatur menunjukkan potensi manfaat di wilayah tertentu. Di daerah beriklim dingin, peningkatan suhu dapat memperpanjang musim tanam dan meningkatkan produktivitas tanaman (Perdinan et al., 2018). Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer juga dapat meningkatkan laju fotosintesis dan pertumbuhan beberapa tanaman, meskipun manfaat ini seringkali terbatas oleh faktor-faktor lain seperti ketersediaan air dan nutrisi (Syakir & Surmaini, 2017).
- Serangan Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit menjadi tantangan besar bagi petani sayur di Indonesia. Berbagai jenis hama seperti ulat grayak, kutu daun, dan tikus sering kali merusak tanaman sayuran, sementara penyakit seperti busuk akar dan layu fusarium juga menyebabkan kerugian besar. Menurut data dari Kementerian Pertanian (Kementan), pada tahun 2020, lebih dari 40% tanaman sayuran mengalami kerugian akibat serangan hama dan penyakit. Penggunaan pestisida yang tidak terkontrol atau berlebihan juga menambah masalah, karena dapat merusak ekosistem dan berdampak buruk pada kesehatan manusia.
- Tantangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi
Banyak petani sayur di Indonesia yang masih mengandalkan metode pertanian tradisional, yang kurang efisien dan rentan terhadap perubahan iklim serta serangan hama. Kurangnya akses terhadap teknologi pertanian modern dan pelatihan mengenai teknik pertanian yang ramah lingkungan seringkali menjadi penghalang untuk meningkatkan produktivitas. Menurut data dari FAO (Food and Agriculture Organization), sekitar 60% petani di Indonesia belum menggunakan teknologi pertanian yang optimal, yang memengaruhi hasil produksi mereka.
- Strategi Adaptasi dan Mitigasi
- Pengembangan dan penggunaan varietas tanaman tahan stres: Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi, kekeringan, dan penyakit dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap perubahan iklim (Herlina & Prasetyorini, 2020).
- Peningkatan praktik manajemen lahan: Teknik irigasi yang efisien, rotasi tanaman, dan pengelolaan tanah yang baik dapat membantu menjaga produktivitas lahan di tengah kondisi iklim yang berubah (Hidayati & Suryanto, 2015).
- Diversifikasi tanaman: Menanam berbagai jenis tanaman dapat mengurangi risiko kerugian total akibat cuaca ekstrem atau serangan hama (Santoso, 2016).
- Penggunaan teknologi canggih: Implementasi teknologi seperti pemantauan cuaca berbasis satelit, sistem peringatan dini, dan praktik pertanian presisi dapat membantu petani membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan penanaman dan pemanenan (Hidayatullah & Aulia, 2020).
- Dampak Perubahan Iklim :
- Kerusakan tanaman sayur karena perubahan suhu dan curah hujan ekstrem (IPCC, 2013).
- Penurunan produksi sayur karena tanaman tidak bisa beradaptasi (FAO, 2017).
- Kenaikan harga sayur karena keterbatasan pasokan (BPS, 2020).
- Perubahan Rasa dan Nutrisi suhu yang tinggi dapat memengaruhi rasa dan kandungan nutrisi pada sayur ( POJOK IKLIM 2020)
- Dampak di Indonesia :
- Kerusakan tanaman sayur mencapai 20-30% (Kementerian Pertanian, 2020).
- Penurunan produksi sayur sebesar 15-20% (BPS, 2020).
- Solusi
- Mengembangkan varietas tanaman sayur tahan iklim.
- Mengintegrasikan pertanian sayur dengan sistem pertanian lain.
- Menggunakan teknologi pertanian modern.
- Mengunakan teknik budidaya ramah lingkungan
Kesimpulan
Perubahan iklim memiliki dampak besar pada tanaman sayur Indonesia. Mari kita mengembangkan varietas tanaman yang tahan iklim, mengintegrasikan pertanian, dan menggunakan teknologi dengan seiring perkembangan zaman.
Referensi
- IPCC. (2013). Climate Change 2013.
- FAO. (2017). The Impact of Climate Change on Agriculture.
- BPS. (2020). Statistik Pertanian Indonesia.
- Kementerian Pertanian. (2020). Laporan Tahunan Pertanian Indonesia.
- Nugroho, K., & Dewi, S. (2020). “Perubahan Iklim dan Tantangan Budidaya Sayuran di Indonesia.
- Surmaini, E., & Faqih, A. (2016). Kejadian iklim ekstrem dan dampaknya terhadap pertanian tanaman pangan di Indonesia
Related
- Prev Pendiri Eko Wiratno Research and Consulting (EWRC) Indonesia Eko Wiratno menyambut Baik Lomba GLHA yang di adakan Pimpinan Daerah Aisyiyah(PDA) Klaten Majelis Ekonomi-Ketenagakerjaan(MEK)
- Next KOLABORASI BUKU “MANAJEMEN KINERJA UNTUK ORGANISASI MODERN ” ADA 8 BAB. INVESTASI HANYA RP. 225K. HUB 081 567 898 354