[otw_is sidebar=otw-sidebar-4]

Rupiah Tumbang! Berikut Pandangan Pendiri EWRC Indonesia Eko Wiratno

[otw_is sidebar=otw-sidebar-5]
[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

YOGYAKARTA(Jaringan Arwira Media Group)- Rupah melemah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat! Merespons pelemahan ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan melakukan intervensi untuk memastikan nilai tukar rupiah terjaga. Hal tersebut juga disampaikannya menyikapi perkembangan situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah yang diperkirakan akan berdampak terhadap kondisi ekonomi Internasional.

 

“Kami akan memastikan nilai tukar akan terjaga. Kami lakukan intervensi baik melalui spot maupun non delivery forward (NFD). Kami jajakan koordinasi dengan pemerintah, dengan fiskal bagaimana menjaga moneter dan fiskal. Kami pastikan kami di pasar untuk melakukan langkah stabilisasi,” ujar Perry di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa kemarin(16/4/2024).

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memanggil Gubernur BI Perry Warjiyo ke Istana Kepresidenan, untuk membahas pelemahan rupiah. Dalam rapat terbatas, hadir juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

 

Indeks dolar juga terus naik untuk sesi kelima berturut-turut mencapai 106,4 pada Selasa, tertinggi sejak 1 November karena data ekonomi AS terbaru dan pernyataan ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memperkuat pandangan bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

 

“Mengingat kekuatan pasar tenaga kerja dan kemajuan inflasi sejauh ini, sangatlah tepat untuk memberikan kebijakan restriktif lebih lanjut dan membiarkan data serta prospek yang berkembang memandu kita”, kata Powell dalam diskusi panel di Wilson Center di Washington, Selasa (16/4/2024).

 

Hal ini menunjukkan bahwa pejabat The Fed tidak merasakan kebutuhan mendesak untuk menurunkan suku bunga dan menyiratkan bahwa penurunan suku bunga 2024 mungkin terjadi menjelang akhir tahun. Sebelumnya, data penjualan ritel, inflasi, dan tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan bahwa perekonomian AS masih kuat. Dolar mencapai level tertinggi dalam lima bulan terhadap euro dan pound serta level tertinggi baru dalam 34 tahun dan membuat sejumlah mata uang negara berkembang tumbang.

Pendiri EWRC Indonesia Eko Wiratno

Dari Klaten Pendiri EWRC Indonesia Eko Wiratno mengatakan, nilai tukar rupiah yang kembali anjlok pada akhir-akhir ini disebabkan salah satunya oleh cadangan devisa indonesia per maret 2024 yang tercatat kembali mengalami pelemahan. Salah satunya diakibatkan oleh pembayaran utang.
“Posisi cadangan devisa kita Maret 2024 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” Ungkap Eko Wiratno.
Selain itu, kekhawatiran akan memburuknya konflik di Timur Tengah, juga ikut menekan nilai tukar rupiah. Sementara dari sisi nilai tukar rupiah yang melemah, mata uang dolar AS juga terlihat menguat akhir akhir-akhir ini.
“Salah satu kami nilai kami lihat merupakan respons terhadap tingkat inflasi Maret yang naik ke angka 3,5 persen di mana kenaikan suku bunga akan membuat potensi dari penurunan suku bunga di Amerika dalam jangka waktu dekat ini semakin kecil, hal ini kemudian berimbas pada capital outflow dari negara negara yang lebih beresiko dibandingkan Amerika,” Jelasnya.
“Kami kira pelemahan nilai tukar rupiah akan menjadi katalis yang cukup negatif terhadap arah pergerakan market pada awal pekan ini, terlebih lagi secara teknikal JCI sudah memasuki area resistancenya,” Pungkasnya.
[otw_is sidebar=otw-sidebar-6]
author

Author: 

Leave a Reply