Aditya Hera Nurmoko, Ekonom STIE YKP Yogyakarta : Kedepan Indonesia Kuasai Digital Dunia.
Cilacap- Webinar Kementrian Kominfo RI, Jumat tanggal 22 Oktober 2021 bertemakan “Menjadi Pelopor Masyarakat Digital Yang Cerdas” dibuka secara video virtual oleh Presiden Joko Widodo, kemudian disusul sambutan oleh Gubernur Jawa Tengah, H.Ganjar Pranowo dan bupati Cilacap H. Tato Suwarto Pamuji.
Webinar berjalan cukup antusias dan meriah dengan diikuti pendaftaran oleh 1000 peserta dari Mahasiswa Unwiku Purwokerto, STIE YKP Yogyakarta, aparatus pemerintah serta warga Cilacap, dengan dinamika peserta stabil di angka 400 orang di acara webinar menggunakan zoom interaktif kominfo dari Jakarta.
Dalam kesempatan ini Presiden Jokowi menyampaikan sebelumya, Indonesia bisa menjadi raksasa digital setelah Cina dan India dalam waktu beberapa tahun kedepan maka harus optimis. Gerakan Literasi digital ini juga sedang menyasar infrastruktur internet di 12.500 desa se Indonesia.
Narasumber dalam webinar Gerakan literasi digital ini di antaranya Sri Astuti S,Sos,M.Si (dosen Univ. Lambung Mangkurat), Murniandhany Ayusari (Content Writer Jaring Pasar Nusantara), Tjahyani Murdijaningsih, SE MSi (dosen UNWIKU Purwokerto, Aditya Hera Nurmoko, S.IP, MM (Dosen STIE YKP Yogyakarta, Komisaris PT Indoasia Internasional Solusi,Pengamat Ekonomi, Konsultan Manajemen,Perusahaan,UMKM & ISO), Iga Azwika (artis) dan moderator Nabila Nadjib.
Dalam kesempatan webinar tersebut, narasumber menekankan pentingnya kompetensi 4 pilar literasi digital untuk menjadi pelopor masyarakat digital yang cerdas. 4 Pilar tersebut disampaikan oleh Sri Astuti S,Sos,M.Si (digital safety), ), Murniandhany Ayusari (digital skill), Tjahyani Murdijaningsih, SE MSi (digital culture) serta Aditya Hera Nurmoko, S.IP, MM (digital ethic) serta Iga Azwika ( artis, key opinion leader).
Dalam menggambarkan kondisi Indonesia dalam konteks transformasi digital 4.0 yang terjadi saat ini, Aditya Hera Nurmoko, SIP, MM menyebut Indonesia sebagai raksasa digital yang sedang tidur memegang emas. Tapi sayang emasnya belum bisa digunakan dengan optimal. Bisa menjadi raksasa asal bangkit dengan menggunakan emasnya yaitu tingginya pengguna internet 202,6 jt dari 274 jt, bonus demografi anak muda millenial dan interaksi media sosial yang tinggi. Tetapi secara literasi digital sdm Indonesia masih rendah.
Menurut Aditya, Kita bisa bangkit tapi Masyarakat harus melek digital dan menjadi pelopor dalam masyarakat digital yang cerdas. Kita bisa mencontoh sebagai benchmark pelopor masyarakat digital yaitu pertama, negara Estonia sebagai masyarakat digital yang menarik diperhatikan para pemimpin dunia, akademisi, dan pemodal ventura karena masyarakatnya yang melek digital berteknologi tinggi karena ekonomi dan semua pelayanan masyarakat rata-rata 99% menggunakan digital. Kedua, Tao Bao Village yang menjadi sentra Industri UMKM dengan SDM pemuda desa yg unggul secara digital di Cina , Ketiga, Kampung Design di Desa Kaliabu Salaman Magelang dengan riwayat beberapa bekas sopir membangun kampung design serta menjuarai lomba internasional pembuatan logo. Ketiga, menjadi Young entrepreneur seperti 17 anak muda Indonesia masuk forbes under 30 Asia. Keempat, digital health. Kelima, partnering contohnya membuat hybrid company model yang dilakukan BRI dg rekan-rekan perusahaan. Terakhir, Gender and Disability Equal digitally yang menjadi hot issue kebijakan inklusif pemerintah dan LSM
Tanpa upaya membangkitkan SDM digital yang banyak ada di bonus demografi Indonesia kita akan selalu menjadi raksasa yang memegang emas tetapi tidur belum bisa menggunakannya. Sehingga kita harus bangkit dan bergerak meningkatkan SDM dengan gerakan litetasi digital.